Anda di halaman 1dari 25

NAMA : ABD.

DANDIYANSA
NIM : 17.033
KELAS : IIB
DEFINISI SEHAT

Menurut WHO sehat adalah a state of complete physical, mental,and social well
being and not merely the absence of illness or indemnity ( suatu keadaan yang
sempyrna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.)
Mengandung 3 karakteristik :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
3. Sehat diartikan sebagi hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupaka
suatu keadaan tetapi suatu proses. Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak
hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
Menurut PENDER ( 1982 ) sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh
melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain ( aktualisasi ). Perilaku yang
sesuai dengan tujuan , perawatan didi yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas structural.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Menurut Bauman ( 1985 ) sakit adalah :
ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh
manuasia diantaranya system biologic dan kondisi
penyesuaian.
Menurut PEMONS ( 1972 ) sakit adalah
gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
tatalitas termasuk keadaaan organism sebagai siste
biologis dan penyesuaian sosialnya.
A. Menurut model HOLISTIK HEALTH yang sekali – sekali normal
sakit
Tahapan sakit menurut suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
1. Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh
, merasa dirinya tidak sehat , merasa timbulnya berbagai gejala
adanya bahaya. Mempunyai 3 aspek :
• Secara fisik : nyeri , panas tinggi
• Kognitif : interprestasi terhadap gejala
• Respons emosi terhadap ketakutan / kecemasan.
2. Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick Rok )Penerimaan
terhadap sakit individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga
atau teman : menghasilkan peran sakit . mencari pertolongan dari
profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti nasihat
teman / keluarga.
Akhir tahap ini dapat ditentukan bahwa gejal telah
berubah dan merasa lebih buruk. Individu masih mencari
penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan
dipenuhi / dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan
atas inisiatif sendiri.
Ada 3 tipe informasi :
a) Validasi sakit
b) Penjelasan gejala yang tidak dimengerti
c) Keyakinan bahwa mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala individu mempersepsikan
dirinya sembuh jika ada gejala kembali pada posisi kesehatan.
4. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan ) bahwa
seseoang sakit maka yang menjadi pasien akan
ketergantungan untuk memperoleh bantuan.
5. Tahap penyembuhan
Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.
1. Fase latent
Seseorang sudah terinfeksi suatu mikroorganisme, karena badan
seseorang baik maka gejala – gejala dan tanda – tanda serta keluhan
belum ada, sehingga aktifitas sehari – hari dapat dilakukan.
2. Prodromal
Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan, bahwa
dirinya sakit, seperti tidak enak badan atau kadang – kadang lemas.
3. Akut
Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap,
bentuknya disini klien baru sadar bahwa dirinya sakit, kadanga- kadang
emosinya tidak stabil dan lekas marah, dan ia hanya mampu memikirkan
dirinya sendiri dan penyakitnya.
4. Resolusi
Klien perlu tindakan yang sifatnya mengembalikan secara normal.
1. Lingkungan hidup
Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi ( interaksi manusia )
Biologi : hewan , jasad remik, tetumbuhan.
2. Perilaku
Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a) Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan
penyakit pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b) Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan
sumber daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi
mental, hipertensi, buta warna dll.
Upaya-upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area kegiatan yaitu : upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi
usaha-usaha untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
meliputi usaha-usaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan
kesehatan berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati
secara tepat dan adekuat sehinga kesehatan pulih.
4. Rehabilitative
Adalah nusaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan
sosial pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-
latihan terpogram
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistic Melihat masalah kesehatan
yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya
lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan tetapi
bagaimana menjadikan orang tetap dalam kondisi sehat.
Paradigm sehat merupakan model pembangunan kesehatan jangka
panjang yang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri (anonymous )
Promosi kesehatan masyarakat menjadi tujuan masayarakat dapat
dicapai dengan jasa kesehatan yang efektif dan equitable di departemen
kesehatan. Bagaimanapun untuk mencapai tujuan ini diperlukan banyak faktor
kebijakan dalam negri.
Untuk mewujudkan paradigm baru pembangunan kesehatan tersebut ,
pemerintah telah menetapkan visi pembangunan kesehatan yakni “ Indonesia
sehat 2010 “ untuk mewujudkannya dilaksanakan melalui empoat misi
pembangunan kesehatan.
Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau
memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami
suatu tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat,
memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang
profesional, yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan
mencakup biopsikososio-spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam
siklus kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan .
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan
dan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya pembangunan
nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan
pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama
dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat
profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi
profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik dan organisasi profesi.
2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia
keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap
fenomena yang terjadi disekitar kita.
Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola
dasar dari teori – teori keperawatan atau paradigma keperawatan.
Empat komponen tersebut meliputi: manusia, keperawatan,
lingkungan, dan kesehatan.
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang
utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan
rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan
sesuai tingkat perkembangannya
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi
secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa
berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan
raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling
berinteraksi, interelasi dan interdependensi.
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan
interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai
suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang
holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio –
psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati
martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi
keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam
arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama,
aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan
menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan
lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan
keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang
mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan
spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan
eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu
yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel
lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat
atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang
sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk
mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada
pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung
pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan.
4. Konsep Lingkungan
A. Lingkungan dalam terdiri dari:
 Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan.
 Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk
membantu pasien dalam mempertahankan emosinya
 Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data
yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
B. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi
lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan
timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan
berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
Lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan
itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu
sehingga manusia perlu merawat dirinya atau
membutuhkan perawatan dari orang lain.
Keperawatan dengan lingkungan juga sangat
berpengaruh dimana jika seseorang sedang
rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang
bersih.
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir
istematik yang penting bagi seorang professional.
Berpikir kritis akan membantu professional dalam
memenuhi kebutuhan klien. Berpikir kritis adalah
proses perkembangan kompleksyang berdasarkan
pada pikiran yang cermat dan rasiona. Menjadi
seorang pemikir kritis adalah sebuah dominator
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh
dalam pimikiran yang disiplin dan mandiri
Prawat berpraktik ketika kondisi, terapi,
prosedur dan obat-obatan klien secara konstan
berubah. Oleh karena itu, perawat secara konstan
diharuskanmengambil berbagai keputusan yang
didasarkan pada informasi terkini dan keterampilan
berpikir kritis. Keteramplan berpikir kritis diperlukan
perawat agar dapat mengumpulkan dan
menginterpretasi informasi secara akurat dan
membuat penilaian saksama yang menunjang
pengambilan keputusan yang baik di dalam
lingkunga perawatan dan kesehatan kompleks.
1. Rasional
2. Ide/pikiran tersebut dapat di refleksikan atau
diterapkan
3. Adanya pikiran-pikiran berbeda
4. Kreatif
5. Hasil berfikir tersebut menyimpulkan,
memutuskan, menerapkan
1. Faktor interistik
a) Kemampuan kognitif
b) Percaya diri
c) Otonomi
d) Kebebasan berfikir
e) Sikap terbuka
2. Faktor ekstrinsik
a) Bacaan
b) Mendengar
c) Melihat
d) Pengalamn orang lain
e) Pengalaman sendiri
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar
dalam mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan.
Pemikir kritis keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam
berpikir, kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan
penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola piker
terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikir kritis keperawatan
mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan
standar, prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan
sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat
mencapai sukses dalam berbagai aktifitas dan merupakan suatu
penerapan profesionalisme serta pengetahuan tekhnis atau
keterampilan tekhnis dalam memberikan asuhan keperawatan.
Proses berpikir kritis meliputi memahami, mengevaluasi,
mempertanyakan maupun menjawab, membangun pertanyaan yang
merupakan pemicu proses berkelanjutan untuk mencari jawaban
dngan kemungkinan ada jawaban atau tidak terdapat jawaban.
1. Intellectual humility
Suatu kesadaran terhadap keterbatasan pengetahuan diri dan kepekaan diri
terhadap kemungkinan bias dan prasangka. Perawatdan tenaga kesehatan sebaiknya
tidak mengklaim bahwa mereka mengetahui lebih banyak dari apa yang mereka
ketahui.
2. Intellectual courage
Keinginan dan keterbukaan untuk mendengar ide-ide orang lain. Meskipun ,
mungkin perawat sangat berlawanan dengan ide-ide tersebut. Dan
memebutuhkankeberanian untuk mempertimbangkan dan mengkajisudut pandang
orang lain dengan jujur menimbang kekuatan dan kelemahan pendapat sendiri.
3. Intellectul empathy
Kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di posisi orang lain
sehinggakita dapat memahami pandangan dan jalus penalaran orang tersebut.
4. Intellectual integrity
Kemampuan untuk menerapkan standar bukti intelektual yang kaku dan sama
terhadap pengetahuan yang kita miliki yang kita terapkan terhadap pengetahuan yang
dimiliki orang lain. Hal ini membutuhkan kejujuran untuk menelaah dan mengakui
kesalahan atau ketidakkonsistenan pikiran, penilaian, dan tindakan diri.
5. Intellectual preseverances
Kemampuan untuk mencari wawasan dan kebenaran
lebih jauh meskipun sulit dan frustasi. Butuh waktu dan
energi untuk mendapatkan dan mempertimbangkan
informasi baru dan membentuk wawasan baru.
6. Faith in reason
Percaya pada diri sendiri dan keinginan untuk
mencari pemikiran rasional dan percaya bahwa orang lain
dapat melakukan hal yang serupa.
7. Intellectual sense of justice
Keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain
dengan standar intelektual yang sama, dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan/keuntungan diri sendiri dan
orang lain.
Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu:
1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan
Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif.
perawat menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan
idea, fikiran, info, fakta, perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien,
sesama perawat, profesi. Secara nonverbal saat melakukan pedokumentasian
keperawatan.
2. Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi
untuk menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan
penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Badman and
Badman (1988) argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan
berhubungan dengan situasi perdebatan, upaya untuk mempengaruhi individu
ataupun kelompok.
3. Pengambilan keputusan dalam keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat.
4. Penerapan proses keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai