Anda di halaman 1dari 12

NUTRISI DAN SISTEM IMUN

NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MEKANISME IMUN DAN NUTRISI
 Pada proses inflamasi, infeksi dan pembedahan, akan
muncul respon tubuh berupa pelepasan sitokin pro-
inflamasi seperti TNFa, IL-1 dan IL-6 yang kemudian
akan diikuti dengan adanya respon fase akut berupa
hipermetabolisme, pemecahan protein dan gangguan pada
mikronutrien dan vitamin. Kondisi hipermetabolisme
tersebut akan menyebabkan berbagai efek mulai dari
demam hingga septik syok. Kondisi ini akan diperburuk
bilamana dukungan nutrisi yang diberikan tidak adekuat,
sehingga akan memperparah kehilangan mikronutrien,
perubahan endokrin, peningkatan katabolisme,
peningkatan glukoneogenesis, serta kehilangan jaringan
dan lemak tubuh yang berakhir dengan penurunan berat
badan. Kondisi ini bila berkepanjangan dan tidak
tertatalaksana baik, akan mengarah pada kondisi
malnutrisi. Pada malnutrisi, fungsi imun akan semakin
turun, ditandai atrofi nodus limfatikus, supresi imunitas
selular dan humoral, defek barier fisik dan kimia
MAKRONUTRIEN
1. PERANAN VITAMIN A DALAM SISTEM IMUN
• Vitamin A berperan dalam pemeliharaan sel epitel, dan sel-sel mukosa saluran
cerna.
• Peranan vitamin A dalam sistem imunitas non spesifik pada integritaas mukosa epitel.
• Kekurangan vitamin A akan berdampak pada penglihatan yaitu terganggunya
integritas mukosa epitel, yang disebabkan karena hilangnya sel goblet penghasil
mucus. Serta, beresiko menderita penyakit saluran pernafsan dan mengalami
keparahan penyakit diare.
• Vitamin A juga berperan pada imunitas seluler, yang melibatkan sel darah putih,
serta sel NK. Sel-sel ini berperan menangkap antigen, menglah dan
mempresentasikan ke sel T dan memacu produksi sitokin, serta meningkatkan
produksi sel B dan antibody.
2. PERANAN VITAMIN E DALAM SISTEM IMUN
• Vitamin E terdapat dalam membrane eritrosit dan lipoprotein plasma.
• Integritas membrane sel ini sangat mempengaruhi fungsi imunitas terutama sel T
helper dalam berinteraksi dengan APC. Dengan terjaganya integritas membrane sel
dapat meningkatkan/nebjaga komunikasi sel yang mempengaruhi produksi sitokin.
• Peranan vitamin E dalam sistem imun dapat meningkatkan poliferasi sel T. Jika
kekurangan vitamin E akan menyerang sistem saraf, otot, pembuluh darah dan sistem
reproduksi.
3. PERAN VITAMIN C DALAM SISTEM IMUN
• Vitamin C dapat meningkatkan fungsi imun dengan menstimulasi
produksi interferon.Interferon adalah sitokin yang dihasilkan karena
adanya komunikasi sel yang baik.
• Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan gejala klinis seperti,
pendarahan dan bengkak gusi, rasa nyeri pada sendi akibat konsentrasi
vitamin C di plasma darah dan leukosit yang sangat rendah. Kekurangan
vitamin C akut menyebabkan scorbut dan dapat menurunkan kekebalan
selulernya.
4. PERANAN SELENIUM DALAM SISTEM IMUN
• Selenium adalah mineral kelumit yang penting untuk sintesis protein dan
aktivitas enzim glutation peroksidase. Selenium dalam glutation
peroksidase memiliki peranan sebagai katalisator dalam pemecahan
peroksidase yyang yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang
tidak bersifat toksik.
• Selenium dan vitamin E bekerja sama sebagai antioksidan, karena vitamin
E menjaga membrane sel dari radikal bebas dengan melepas ion
hidrogennya, sedangkan selenium berperan dalam memecah peroksida
menjadi ikatan yang tidak reaktif sehingga tidak merusak asam lemak
tidak jenuh yang terdapat dalam membrane, membantu mempertahankan
integritas membrane dan melindungi DNA dari kerusakan.
• Kerusakan DNA akan mempengaruhi makrofag dalam fagositosis sehingga
akan menurunkan fungsi makrofag sebagai APC.
• Kekurangan selenium akan terjadi penurunan titer IgG dan IgM,
mengganggu kemotaksis neutrophil dan produksi antibody leh limfosit,
mengganggu dan meningkatkan CD4+ dan menurunkan CD8+.
5. PERANAN ZINK DALAM SISTEM IMUN
• Peran Zinc dalam fungsi imunitas antara lain, didalam fungsi sel T dan
dalam pembentukan antibody leh sel B, serta pertahanan non-spesifik.
Zinc diperlukan dalam aktivitas enzim SOD yang memiliki peran dalam
sistem pertahanan tubuh.
• Zinc memiliki peranan dalam produksi sitokin , karena adanya
peningkatan produksi IL-2. Penurunan Zinc mempengaruuhi sel NK
untuk membunuh antigen.
• Kekurangan Zinc dapat menurunkan ketajaman indera perasa,
melambatnya penyembuhan luka, gangguan pertumbuhan, dan
gangguan homeostatis. Sedangkan pada anak-anak kekurangan Zinc
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan pembentukan IgG.
6. PERANAN BESI DALAM SISTEM IMUN
• Zat besi berperan dalam dalam imunitas dan sel-sel limfosit.

• Kekurangan besi akan berdampak pada reaksi imunitas berupa


aktivitas neutrophil yang menurun, dan kemampuan untuk membunuh
bakteri intraseluler menjadi terganggu.
• Sel NK memerlukan jumlah besi yang cukup untuk berdiferensiasi dan
berpoliferasi, jika tubuh kekurangan besi kemampuan sel NK untuk
membunuh bakteri menjadi rendah.
MAKRONUTRIEN
1. ASAM AMINO
A. Glutamin
Glutamin memiliki banyak peran dalam sistem imun, yaitu sebagai
prekursor sintesa nukleotida, pertumbuhan sel T dan sel NK, stimulasi
ekspresi antigen permukaan, pembentukan sitokin pro-inflamasi, menjaga
fungsi limfosit dan makrofag dan sebagai prekursor antioksidan
(glutation).
B. Arginin
Arginin dalam sistim imun berfungsi dalam stimulasi fungsi limfosit T,
pembentuk nitrit oksida, meningkatkan volume timus, memperkuat fungsi
makrofag dan sel NK, serta mempercepat penyembuhan luka. Arginin juga
memiliki efek sekretagog yaitu dapat menstimulasi sekresi insulin, growth
hormone, prolaktin, glukagon, somatostatin dan norepinefrin.
C. Taurin
Konsentrasi taurinyang tinggi pada neutrofil diperkirakan memiliki peran
dalam sistem imun. Taurin dapat mencegah kerusakan limfosit akibat
radikal bebas dan memfasilitasi proteksi selular melalui proses stabilisasi
membran.
D. Glisin
Glisin merupakan sumber nitrogen terkondensasi yang berperan sebagai
inhibitor neurotransmiter di medula spinalis dan batang otak. Glisin
mempunyai efek sitoprotektif pada kondisi iskemik, hipoksik dan cedera
reperfusi sehingga penggunaannya pada kasus luka bakar bermanfaat
sebagai anti inflamasi, dan mengurangi lama penggunaan antibiotika.

2. LEMAK
PUFA berfungsi sebagai sumber energi, pembentuk membran dan mediator
transmisi signal sel. Omega-3 polyunsaturated fatty acid eicosapentaenoate
(EPA) dan docosahexanoate (DHA) merupakan PUFA yang sangat
berperan dalam sistim imun karena mampu menekan systemic
inflammatory response(SIRS). Efek anti inflamasi dari EPA dan DHA
meliputi menekan produksi eikosanoid proinflamasi (prostaglandin E2,
leukotrien E4), kompetisi dengan asam arakhidonatdalam metabolisme
enzim siklo-oksigenase dan lipoksigenase, menurunkan leukosit dan
menghambat interaksi adhesi trombosit endotel. Penelitian terkini
menemukan bahwa -3 dapat meningkatkan produksi derivat
prostaglandin yaitu resolvins dan neuroprotectins, yang berperan dalam
resolusiproinflamasi lebih cepat.
3. KAROTENOID DAN FLAVONOID
Supementasi karotenoid dan flavonoid menyebabkan efek
imunostimulator berupa peningkatan sel Th dan sel NK, reseptor IL-2.
Penelitian menunjukkan kemampuan karotenoid mempengaruhi produksi
sitokin yaitu TNF alfa dan IL-1, dan proliferasi sel T, demikian juga
flavonoid mempengaruhi inflamasi, produksi sitokin, produksi limfosit
dan granulosid melalui mekanisme proteksi terhadap radikal bebas,
regulasi NO dan metabolism asam arahidonat.

4. NUKLEOTIDA
Nukleotida merupakan prekursor dari DNA-RNA,dan merupakan nutrien
non esensial karena dapat disintesis secara endogen, tetapi dapat menjadi
esensial pada kondisi klinis tertentu. Nukleotida berperan dalam sintesa
protein, meningkatkan kinerja sistem imun,stimulasi pertumbuhan
maturasi epitel saluran cerna serta pertumbuhan somatik.Aktivasi
limfosit-T, IFN- , sitotoksisitas sel NK, IgM, produksi IL-2 dan
penambahan kapasitas fagosit leukosit, merupakan fungsi imun yang
termodulasi oleh nukleotida
5. PREBIOTIK
Prebiotik merupakan kelompok oligosakharida seperti
frukto-oligosakharida, galaktooligosakharida, juga
inulin serta beberapa jenis peptida dari protein yang
tidak dapat dicerna, dapat memberikan efek biologis
pada tubuh dengan menstimulasi secara selektif
pertumbuhan dan/atau aktifitas satu atau beberapa
jenis bakteri di dalam usus besar. Prebiotik dapat
membantu pertumbuhan bakteri yang potensial
bermanfaat bagi kesehatan seperti bifidobakteria dan
laktobasili yang secara alamiah terdapat dalam kolon.
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif mempunyai
komposisi flora normal yang didominasi bifidobakteria,
disebabkan kandungan faktor bifidus di dalam ASI
berupa suatu glikoprotein yang mengandung glukose,
galaktose, fruktose dan N-acetyl glukosamin.
NUTRIEN SEL TARGET EFEK MEKANISME

Zink Sel T -Defisiensi akan -Pergeseran


Sel B meningkatkan infeksi sitokin -
Sel NK -Mengganggu respon imun Apopotosis
-↓ Limfopoiesis glucocorticoid
-Dibutuhkan untuk aktivitas mediated T-cell
biologis timus -Meningkatkan
- Penting untuk aktivitas respon Th1
enzim -Meningkatkan
- antioksidan respon Th2
-Mitogenesis sel
T
Besi Sel T Monosit - ↓ fungsi sel T dan aktivitas -Meningkatkan
sitotoksik respon Th2
-↓Respon sitokin -Berinteraksi
dengan TNF
Tembaga Monosit Sel T -Meningkatkan APC -Regulasi MHC
Neutofil -↓aktivitas fagosit dan klas II
proliferasinya Berpengaruh -Mempengaruhi
terhadap aktivitas peroksidase
selenoglutathione peroxidase -Mempengaruhi
sekresi
reseptor IL-2
Selenium Monosit - Defsiensi akan menekan - Regulasi MHC
APC klas II
- Suplementasi akan - Induksi IL-2
meningkatkan
- proliferasi aktivitas
sitotoksik
- Berfungsi sbg antioksidan
Vitamin A Sel T - Meningkatkan integritas - Meningkatkan
Sel NK lambung sitokin Th2
Sel B - Aktivitas sel NK dan produksi IgA
-Produksi keratin
dan musin
-Mempengaruhi
produksi
IL-12 dan IL-10
Vitamin C Fagosit - Menurunkan respon monosit -Meningkatkan
terhadap LPS respon IFN-
- Menurunkan respon IL-6 - Mengatur NK
- Meningkatkan fagositosis dan -Menghambat
aktivitas sel NK apoptosis sel T
Vitamin D Sel B - Vitamin D - Mengatur
Sel T mempengaruhi MHC class II
Monosit/ diferensiasi monosit, - Mempengaruhi
makrofag/ sel dendritik diferensiasi
sel - Vitamin D3 monosit
dendritik mempengaruhi -Mengatur
diferensiasi, maturasi ekspresi sitokin
dan fungsi sel - Pengatur
ekspresi IFN-y
Vitamin E Sel T - Defisiensi dapat -Mengatur
Sel B meningkatkan respon cAMP
Monosit infeksi virus -Mempengaruhi
- Peningkatan respon produksi
IL-2 prostaglandin
- Mempengaruhi
produksi
prostaglandin

Anda mungkin juga menyukai