Anda di halaman 1dari 10

Manajemen

Perpajakan
Kelompok 1
Arga Taufiq Fairuza (1706059126)
Alamiya Isghawa (1706059031)
Mei Liyanti (1706058722)
Putu Metta Buddhiyastini (1706973003)
Sylvia Siagian (1706058836)
1. Jelaskan apakah terdapat eksposur pajak yang akan ditanggung Insan
Cerdik Cendekia di kemudian hari dengan tidak memungut PPN dan
menolak pemotongan PPh 23 atas jasa in-house training yang diberikan?
Kasus : Insan cerdik cendikia tidak memungut PPN atas jasa in house training
yang diberikan dan tidak memotong PPh 23 karena menganggap jasa
pendidikan yang mereka berikan adalah bukan objek pajak.

Tanggapan : Berdasarkan PPh Pasal 23, Kewajiban memotong PPh Pasal 23


berada di pembayar yang memberikan pekerjaan/order. Kalau si penerima jasa
tidak memotong PPh pasal 23, maka bagi si pemberi jasa tidak ada kredit
pajak dalam SPT Badan. Maka tidak ada resiko sanksi perpajakan yang
diterima oleh si Pemberi Jasa, kecuali hal di atas yaitu Kredit Pajak di SPT
Badan nantinya. Berdasarkan Pasal 4 ayat 2 UU PPh, maka jika tidak
dipotong, si penerima jasa harus melaporkannya sendiri.
1. Bagaimanakah perlakuan perpajakan
yang seharusnya untuk situasi ini dalam
rangka manajemen pajak yang efisien?
*Jasa yang disediakan oleh Insan Cerdik Cendikia
yaitu jasa in house training, merupakan salah satu
jasa yang dimana perusahaan harus memotong
PPh 23 Karena memberikan inhouse training, maka
akan dikenakan PPh 23 (SE 35/PJ/2010) : dikatakan
bahwa IHT merupakan jasa teknik.

Tarif PPh 23 = 2%

*Berdasarkan Pasal 4a ayat 3 UU PPN, yang


mengatur tentang objek tidak kena pajak, jasa yang
diberikan Insan tergolong Jasa tidak kena pajak
karena bergerak dalam bidang pendidikan (dgn
asumsi mereka memiliki izin). Jadi Insan Cerdik
Cendikia tidak perlu memungut PPN dari kliennya.
2a. Jelaskan rekomendasi yang dapat Anda berikan terkait metode
perhitungan PPh 21, apakah sebaiknya tetap menggunakan net method
atau lebih baik menggunakan metode lain?

➔ Di dalam kasus, Insan Cerdik Cendekia


menggunakan net method, yaitu perusahaan
menanggung beban pajak karyawannya.
➔ Sebaiknya, Insan Cerdik Cendekia menggunakan
gross method, yaitu karyawan menanggung beban
pajaknya sendiri, sehingga perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk
membayar beban pajak karyawan.
2b. Bagaimana penjelasan Anda terkait pemotongan PPh 21 untuk pembayaran
kepada anggota persekutuan Insan Cerdik Cendekia dan pencatatan pembayaran
tersebut sebagai beban gaji oleh staf akuntansi, apakah perlakuan tersebut sudah
menghasilkan pajak yang efisien?
Tidak efisien. Pemotongan PPh 21 untuk pembayaran anggota
persekutuan tidak sesuai dengan UU PPh Pasal 4 Ayat 3 butir i yang
menjelaskan bahwa:
“Yang dikecualikan dari objek pajak adalah bagian laba yang
diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham saham, persekutuan,
perkumpulan, firma, dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan
Kontrak Investasi Kolektif”

Sehingga seharusnya gaji yang diberikan tidak menjadi objek pajak


PPh 21 dan tidak seharusnya dicatat sebagai beban gaji karena akan
meningkatkan beban yang dicatat oleh perusahaan, lalu akan
mengecilkan jumlah pajak yang seharusnya dibayar oleh perusahaan
(tax evasion)
3a. Jelaskan masukan yang dapat Anda berikan kepada Bapak Yan terkait perlakuan gaji
yang diterimanya sebagai anggota persekutuan Insan Cerdik Cendekia, apakah gaji tersebut
dimasukkan dalam perhitungan PPh Orang Pribadi Bapak Yan pada akhir tahun atau
terdapat perlakuan pajak lainnya yang lebih efisien?

Gaji yang diterima sebagai anggota


persekutuan Insan Cerdik Cendekia tidak
dimasukan ke perhitungan PPh OP pada akhir
tahun karena penghasilan dari ICC bukan
merupakan objek pajak.
3b. Jelaskan pula apakah Bapak Yan sebaiknya melakukan pembukuan atau
pencatatan atas usaha jasa percetakannya, faktor apa yang perlu
dipertimbangkan diantara dua alternatif tersebut agar tercapai manajemen pajak
yang efisien?

Pak Yan memiliki 2 opsi, yaitu pembukuan maupun pencatatan


karena omsetnya masih dibawah 4,8M. Opsi yang dipilih adalah
yang menghasilkan PKP lebih kecil diantara kedua pilihan
tersebut.

Pencatatan menggunakan rate 33% dengan syarat harus sudah


didaftarkan terlebih dahulu pada KPP setempat, sedangkan
pada pembukuan menggunakan peredaran bruto yang telah
dikurangkan koreksi fiskal.
PENCATATAN

Keuntungan Pencatatan Pajak :


1. Lebih Sederhana dalam pencatatan
maupun dalam perhitungan
Kerugian :
1. Tidak menggambarkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya
2. Tidak mendapatkan kompensasi
apabila perusahaan masih
mengalami kerugian
3. Dikenakan tarif 33%
PEMBUKUAN
Keuntungan menggunakan pembukuan :

1. Apabila usaha belum mendapatkan keuntungan, kerugian


dapat dikompensasi pada tahun-tahun selanjutnya (5
tahun)
2. Dapat membantu untuk pengambilan keputusan karena
laporan keuangan harus dibuat secara rapih dan
memisahkan antara aset, liabilitas, dan ekuitas.
3. Pembayaran melalui perhitungan rugi laba dan koreksi
fiskal, sehingga lebih mendekati keadaan perusahaan yang
sebenarnya

Kelemahan :

1. Lebih kompleks dibandingkan pencatatan


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai