Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL

KELOMPOK 4 :
1. ISA ROSIDA (E1M017030)
2. ROFIAH (E1M017066)
3. SITI HUSDIANTI ASTIINGSIH (E1M017074)
4. WITANTI SUKMA KHAERUNNISA (E1M017080)
LATAR BELAKANG

Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan


suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) . CTL lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang dirancang guru.
(Rencana kegiatan tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan
dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari.

Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar.


Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi
pelajaran meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal.
Pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
DEFINISI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

 Johnson (2002) mengartikan pembelajaran kontekstual sebagai suatu proses pendidikan yang
bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu, dengan
konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

 Sanjaya (2006) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu


pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh,
untuk dapat memahami materi yang dipelajari, dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.

 Suprijono (2009), pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contexstual Teaching and


Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata, dan mendorong peserta didik membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya untuk
melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja
sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
2. Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang
disajikan guru/dari materi yang diberikan guru.
3. Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi, dan tanya jawab.
5. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya.
6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
7. Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STRATEFI PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL

KELEBIHAN
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.
2. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
3. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa.
4. Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka
dilapangan.
5. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari
guru.
6. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang bermakna
KEKURANGAN
1. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual
berlangsung.
2. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan
situasi kelas yang kurang kondusif.
3. Pengetahuan yang didapat oleh siswa akan berbeda-beda dan tidak
merata.
4. Guru lebih intensif dalam membimbing.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai