Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

MAKASSAR, JULI| 2019


Diare pada Anak
FAHIRANY NOOR
111 2 0 1 8 2 0 6 7

PEMBIMBING
d r. H e r r y D . N a w i n g , Sp .A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
• Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di
indonesia, dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama usia dibawah 5 tahun.
• Di indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya,
sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah umur 5 tahun (±40 juta
kematian).
• Penyebanya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit,
akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindroma
malabsorbsi.
BAB II

Diare | 2019
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi


lebih dari biasanya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan atau tanpa darah dan atau lendir.
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah
yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi
buang air besar lebih dari 3-4 kali perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi
masih bersifat fisiologis atau normal.
Sel Goblet Sel Kripta Sel Paneth

Sel
Sel M
Enteroendokrin

Transpor Aktif Transpor Pasif

ANATOMI &
FISIOLOGI
ETIOLOGI
INFEKSI
ETIOLOGI
NON INFEKSI
FAKTOR CARA
RISIKO PENULARAN
Faktor umur
Melalui Air
Faktor gizi
Melalui tinja
Faktor social ekonomi terinfeksi

Kontak langsung
Faktor lingkungan dengan penderita

Perilaku
PATOMEKANISME
Adanya bahan yang
Mukosa usus halus Berguna untuk
tidak diserap
adalah epitel berpori mempertahankan
menyebabkan bahan Dan menyebabkan
yang dapat dilalui oleh tekanan osmotic antara
intraluminal pada usus hiperosmolaritas
air dan elektrolit lumen usus dengan
halus proksimal
dengan cepat cairan ekstrasel
bersifat hipertonik

Maka pada segmen


Akibat perbedaan
Dan banyak air usus jejunum yang
Natrium akan ikut tekanan osmosis
terkumpul di lumen bersifat permeable, air
masuk ke dalam lumen anatra lumen usus dan
usus akan mengalir ke
darah
jejunum

Sebagian kecil cairan


Sehingga akan
akan dibawa kembali,
terkumpul cairan
tapi lainnya akan tetap
intraluminal yang besar Diare
tinggal di lumen karena
dengan kadar Na
ada bahan yang tidak
normal
dapat diserap
PATOMEKANISME
Adanya hambatan absorbsi Na dan peningkatan Cl- oleh kripte akibat toksin bakteri

Toksin penyebab diare ini bekerja dengan cara meningkatan cAMP dan cGMP yang akan
merangsang pengaktifan protein kinase

Pengaktifan protein kinase akan menyebabkan fosforilase membrane protein

Sehingga mengakibatkan perubahan saliran ion dan menyebabkan Cl- akan disekresi oleh
kripte ke lumen usus dan pembukaan kanal Na dan Cl ke lumen usus

Sekresi cairan lebih besar dibanding kemampuan absorbsi kolon

Diare
PATOMEKANISME
PATOMEKANISME
MANIFESTASI
KLINIS
• Gejala gastrointestinal
Diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan
manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada
penyebabnya.

• Infeksi ekstraintestinal:
Gejala neurologik dari infeksi usus bisa berupa
paresthesia (akibat makan ikan, kerang,
monosodium glutamat) hipotoni dan kelemahan
otot
Diare | 2019
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak dengan diare. Tanyakan
juga hal-hal berikut:
- Frekuensi buang air besar (BAB) anak
- Lamanya diare terjadi (berapa hari)
- Apakah ada darah dalam tinja
- Apakah ada muntah
- Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
- Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya
- Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).
Diare | 2019
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIS
Cari:
a. Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:
- Rewel atau gelisah
- Letargis/kesadaran berkurang
- Mata cekung
- Cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat
- Haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.
b. Darah dalam tinja
c. Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan darah)
d. Tanda-tanda gizi buruk
e. Perut kembung.
f. Tidak perlu dilakukan kultur tinja rutin pada anak dengan diare.
Diare | 2019
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika.
b. Pemeriksaan Makroskopik
Hal yang dinilai pada pemeriksaan makroskopik adalah konsistensi, warna, lendir, darah dan bau.
• Tinja yang watery dan tanpa mukus atau darah :enterotoksin virus, protozoa, atau disebabkan oleh infeksi di luar saluran
gastrointestinal.
• Tinja yang mengandung darah atau mukus : infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang menyebabkan
peradangan mukosa atau parasit usus seperti: E. histolytica, B. coli, dan T. trichiura.
• Tinja yang berwarna hijau tua berhubungan dengan adanya warna empedu akibat garam empedu yang dikonjugasi oleh bakteri anaerob
pada keadaan bacterial overgrowth.
• Tinja yag berbusa menunjukan adanya gas dalam tinja kaibat fermentasi bakteri. Tinja yang sangat berbau menggambarkan adanya
fermentasi oleh bakteri anaerob dikolon.
c. Pemeriksaan Mikroskopik
Hal yang dinilai pada pemeriksaan mikroskopik adalah Leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
PENENTUAN DERAJAT
MENURUT WHO
PENENTUAN DERAJAT
TERAPI
Lima pilar pilar penatalaksanaan diarebagi
semua kasus diare pada anak balita baik
yang dirawat di rumah maupun di rumah
saikt :
TERAPI
Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien
Diare Tanpa Dehidrasi
Jumlah cairan yang diberikan adalah 10 ml/kgBB
Anak usia < 1 tahun adalah 50 – 100 ml
1 – 5 tahun adalah 100 – 200 ml
5 – 12 tahun adalah 200 – 300 ml
Dewasa adalah 300 – 400 ml setiap BAB.
ASI dan makanan yang biasa dimakan tetap diberikan
Beri buah-buahan dan sayur-sayuran
TERAPI
Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien
Diare Dengan Dehidrasi Ringan Sedang
Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama 75 cc/kgBB.
Setelah 3 jam keadaan penderita dievaluasi, apakah membaik, tetap
atau memburuk.
Rehidrasi parenteral
BB 3-10 kg : 200ml/kgBB/hari
BB 10-15 kg : 175 ml/kgBB/hari
BB >15 kg : 135 ml/kgBB/hari

Beri-kan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau


jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
TERAPI
Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien
Diare Dengan Dehidrasi Berat
Semua anak harus diberi oralit selama pemberian cairan
intravena (5 ml/kgBB/jam) biasanya dalam 3 – 4 jam (untuk
bayi) atau 1 – 2 jam (untuk anak yang lebih besar)
Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih untuk rehidrasi dan
dibagi sesuai Tabel berikut ini.
TERAPI
Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, nasihati ibu untuk memberi cairan tambahan – sebanyak yang anak dapat
minum:
untuk anak berumur < 2 tahun, beri + 50–100 ml setiap kali anak BAB
untuk anak berumur 2 tahun atau lebih, beri + 100–200 ml setiap kali anak BAB.
Ajari ibu untuk memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan menggunakan cangkir. Jika anak muntah, tunggu 10
menit dan berikan kembali dengan lebih lambat. Ibu harus terus memberi cairan tambahan sampai diare anak berhenti.
Ajari ibu untuk menyiapkan larutan oralit dan beri 6 bungkus oralit (200 ml) untuk dibawa pulang.
Diare | 2019
TERAPI
PEMBERIAN ZINC
Pemberian zinc selama 10 hari secara signifikan menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien.
Pemberian zinc pada pasien anak penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang
dikeluarkan
Dosis zinc untuk anak-anak :
Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet)/hari
Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet)/ hari
Diare | 2019
TERAPI
PEMBERIAN ASI & MAKANAN
Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk
kemampuan menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrien, sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah
atau paling tidak dikurangi
Diare | 2019
TERAPI
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
Diare | 2019
TERAPI
NASIHAT UNTUK ORANG TUA

Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan
tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:
- Buang air besar cair lebih sering
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari.
Diare | 2019
PENCEGAHAN
1. Mencegah penyebaran kuman patogen
Penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-oral. Pemutusan penyebaran kuman
penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang
terbukti efektif, meliputi:
• Pemberian ASI yang benar
• Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
• Penggunaan air bersih yang cukup
• Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan
sebelum makan
• Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga
• Membuang tinja bayi yang benar
Diare | 2019
PENCEGAHAN
2. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu (host)
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat
mengurangi resiko diare, antara lain:
• Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun
• Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan member makan dalam jumlah
yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak
• Imunisasi campak

3. Pemberian prebiotik dan probiotik


Diare | 2019
PROGNOSIS
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan
mortalitas yang minimal
TERIMA KASIH
PEMILIHAN JENIS CAIRAN

Anda mungkin juga menyukai