• Faktor Usia
• Jenis Kelamin
• Pola Makan
• Keturunan
• Aktifitas Fisik
• Kehamilan Besar atau Kembar
• Obesitas atau Kegemukan
• Ditandai dengan gejala klasik • Dilakukan pemeriksaan glukosa
(meningkatnya rasa haus, nafsu darah, yaitu :
makan bertambah dan sering • 1) Glukosa Plasma Vena Sewaktu;
buang air kecil) • 2) Glukosa Plasma Vena Puasa
• dapat disertai pula kehilangan • 3) Glukosa 2 jam Post Prandial
berat badan yang tidak bisa (GD2PP)
dijelaskan dan pada kasus yang
• 4) Tes Toleransi Glukosa Oral
parah dapat terjadi koma dan
(TTGO)
adanya glikosuria
Diagnosa Diagnosa
Klinik Lanjutan
KriteriaDiabetes Melitus :
Gejala klasik dengan kadar glukosa sewaktu≥ 200
mg/dl (11,1 mmol).
Glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L),
pada keadaan puasa sedikitnya 8jam, atau
Dua jam setelah pemberian, glukosa darah ≥ 200
mg/dl (11,1 mmol) pada saat TTGO.
Ada 3 jenis pencegahan diabetes mellitus (H. M. Hembing, 2004) :
Sekunder (Mencegah agar penyakit diabetes mellitus yang sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi
penyakit lain, menghilangkan gejala, dan keluhan penyakit diabetes mellitus)
• Terapi insulin
• Terapi obat hipoglikemik
Terapi Obat
• Terapi kombinasi
Hardjono. Tes Diabetes Melitus. Dalam Hardjono dkk. Interpretasi Hasil
Diagnostik Tes Laboratorium Diagnostik. Cetakan 3. Lembaga
Pendidikan Universitas Hasanudin. Makasar. 2006. p. 201-06.
John. MF Adam. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang
Baru. Cermin Dunia Kedokteran.2006; 127:37-40.
Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma. 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala
Hembing. Jakarta: Puspa Swara
Tapan, Erik. 2005. Kesehatan Keluarga: Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Widjayanti, A., Ratulangi, B.T. Pemeriksaan Laboratorium Penderita
Diabetes. Diakses Pada 29 September 2019 dari
http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm
World Health Organisation. Diabetes mellitus : Report of a WHO Study
Group. World Health Organisation. Geneva-Switzerland.2006.S5-36.