Anda di halaman 1dari 8

DM Tipe 1 DM Tipe 2

Defisiensi insulin Resistensi Insulin


Kerusakan dari sel-sel β pada pulau
Langerhans kelenjar pankreas yang Disfungsi sel B pancreas
mengakibatkan defisiensi sekresi umumnya ditemukan kedua
insulin
faktor resistensi insulin dan
Defisiensi insulin ini yang defisiensi insulin.
menyebabkan gangguan
metabolisme sehingga penderita
memerlukan insulin eksogen.
Menurut Erik Tapan (2005), ada 7 faktor risiko Diabetes
Mellitus yaitu:

• Faktor Usia
• Jenis Kelamin
• Pola Makan
• Keturunan
• Aktifitas Fisik
• Kehamilan Besar atau Kembar
• Obesitas atau Kegemukan
• Ditandai dengan gejala klasik • Dilakukan pemeriksaan glukosa
(meningkatnya rasa haus, nafsu darah, yaitu :
makan bertambah dan sering • 1) Glukosa Plasma Vena Sewaktu;
buang air kecil) • 2) Glukosa Plasma Vena Puasa
• dapat disertai pula kehilangan • 3) Glukosa 2 jam Post Prandial
berat badan yang tidak bisa (GD2PP)
dijelaskan dan pada kasus yang
• 4) Tes Toleransi Glukosa Oral
parah dapat terjadi koma dan
(TTGO)
adanya glikosuria

Diagnosa Diagnosa
Klinik Lanjutan
KriteriaDiabetes Melitus :
 Gejala klasik dengan kadar glukosa sewaktu≥ 200
mg/dl (11,1 mmol).
 Glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L),
pada keadaan puasa sedikitnya 8jam, atau
 Dua jam setelah pemberian, glukosa darah ≥ 200
mg/dl (11,1 mmol) pada saat TTGO.
Ada 3 jenis pencegahan diabetes mellitus (H. M. Hembing, 2004) :

Primer (Ditujukan pada orang-orang yang belum menderita DM, tetapi


memiliki potensi) dengan cara:
• Olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri
• Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan
• Usahakan berat badan dalam batas normal
• Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes mellitus (diabetogenik)

Sekunder (Mencegah agar penyakit diabetes mellitus yang sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi
penyakit lain, menghilangkan gejala, dan keluhan penyakit diabetes mellitus)

• Deteksi dini kelompok resiko tinggi dan pengobatan segera


Tersier (Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi penyakit yang
sudah terjadi)
- Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata
- Mencegah gagal ginjal kronik jika menyerang pembulu darah ginjal
- Mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak
- Pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap bagian organ tubuh yang rentan terhadap komplikasi dan kecacatan.
• Pengaturan Diet
Terapi • Olahraga
Tanpa Obat

• Terapi insulin
• Terapi obat hipoglikemik
Terapi Obat
• Terapi kombinasi
 Hardjono. Tes Diabetes Melitus. Dalam Hardjono dkk. Interpretasi Hasil
Diagnostik Tes Laboratorium Diagnostik. Cetakan 3. Lembaga
Pendidikan Universitas Hasanudin. Makasar. 2006. p. 201-06.
 John. MF Adam. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang
Baru. Cermin Dunia Kedokteran.2006; 127:37-40.
 Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma. 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala
Hembing. Jakarta: Puspa Swara
 Tapan, Erik. 2005. Kesehatan Keluarga: Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
 Widjayanti, A., Ratulangi, B.T. Pemeriksaan Laboratorium Penderita
Diabetes. Diakses Pada 29 September 2019 dari
http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm
 World Health Organisation. Diabetes mellitus : Report of a WHO Study
Group. World Health Organisation. Geneva-Switzerland.2006.S5-36.

Anda mungkin juga menyukai