Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

ANGGA PRATAMA PUTRA


20174663053
• STUDI KASUS PENERAPAN PERAWATAN METODE
KANGGURU TERHADAP HIPOTERMIA PADA BAYI BBLR DI
RUANG NICU RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH
MUHAMMADIYAH CABANG SEPANJANG
Masalah

Solusi Latar Skala


belakang

Kronologi
MASALAH

Kondisi fisik bayi yang BBLR adalah pencetus yang mempengaruhi


hipotermi dikarenakan kemampuan bayi untuk mempertahankan suhu
tubuh masih lemah dan pengetahuan yang kurang tentang penanganan
yang tepat pada bayi BBLR yang mengalami hipotermi juga menjadi
penyebanya. Sehingga pada bayi BBLR sangat rentan terjadinya
hipotermi. Hipotermi sendiri merupakan penyumbang terbesar angka
kematian pada bayi dengan BBLR. Sehingga dengan terjadi hipotermi
pada bayi BBLR akan mengakibatkan komplikasi seperti hipoksia,
hipoglikemi, kerusakan otak, syok, metabolisme tubuh menurun, asidosis
metabolik, distress pernapasan, dan infeksi ( Saifuddin, 2002 ).
SKALA
• Berdasarkan Human Development Report (2010), AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000
kelahiran.
• Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 2010, Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia adalah 35 bayi per 1000 kelahiran (Public Health, 2015).
• Di Jawa Timur angka kematian bayi masih meningkat, Jumlah kematian bayi juga mengalami
penurunan sebesar 127 per 1.000 kelahiran hidup dari tahun 2013 sebesar 129 kasus per 1.000
kelahiran hidup yang dominan disebabkan oleh BBLR, asfiksia, gangguan kongenital,
hipotermia dan infeksi. Jumlah kematian bayi di Indonesia pada tahun 2015 telah memenuhi
target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, namun jumlah ini belum bisa memenuhi
SDKI pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup ( Dinkes Jawa Timur, 2015 ).
• Menurut hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang di peroleh angka
kejadian hipotermi pada bayi BBLR pada 8 bulan terakhir dari bulan januari hingga agustus
sebanyak 188 bayi dan yang sudah melalukan PMK sebanyak 48 bayi dari 188 bayi.
KRONOLOGI

hipoksia,
mempertahankan suhu tubuh hipoglikemi,
• Kondisi fisik bayi masih lemah, penurunan kerusakan otak,
syok,
suhu tubuh yang hilang
BBLR merupakan dengan cepat, kehilangan metabolisme
pencetus hipotermi panas karena pengaruh dari tubuh menurun,
luar seperti air, udara, daya asidosis
tahan tubuh yang masih metabolik,
lemah dan pembentukan distress
antibody belum sempurna. pernapasan, dan
infeksi
SOLUSI
• Peran perawat dalam mencegah hipotermia pada bayi BBLR dengan
menggunakan Perawatan Metode Kangguru dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir yang paling
mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. Metode ini sangat tepat dan
mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi
yang lahir premature maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu
merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak
langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi . Keberhasilan perawatan
metode kangguru juga di pengaruhi oleh pengetahuan ibu dan perawat
mengenai penanganan yang tepat dan cepat pada bayi BBLR yang
hipotermi.
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana suhu tubuh bayi dengan berat badan lahir rendah sebelum
diberikan metode kangguru di ruang NICU Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang ?
2. Bagaimana suhu tubuh bayi dengan berat badan lahir rendah saat diberikan
metode kangguru di ruang NICU Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang ?
3. Bagaimana suhu tubuh bayi dengan berat badan lahir rendah setelah diberikan
metode kangguru di ruang NICU Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang ?
Objektif
Manfaat Penelitian

Responden

Rumah
Sakit

Tenaga
Kesehatan
Keterangan :
Di teliti :
Tidak diteliti :
Deskripsi kasus
• Pasien Bayi Ny. AM data diambil pada tanggal 18 November 2018
dirawat di ruang NICU dengan nomer rekam medis 570xxx.
Pasien bayi Ny. AM berusia dengan 1 hari dengan lahir spontan
bersalin brojol di Ruang Anissa Rumah Sakit Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang dengan diagnosa medis berat
badan lahir rendah. Dengan keluhan utama hipotermi, pola nafas
inefektif, usia kehamilan 28/29, ketuban pecah dini (-), ketuban
jernih, tanda – tanda vital suhu 36 °C, respiratory rate 40, tekanan
nadi 145, GCS 456, apgar score 4-5, berat badan : 1100 kg,
panjang badan : 45 cm.
• Pasien Bayi Ny. SR data diambil pada tanggal 20 November 2018
dirawat di ruang NICU dengan nomer rekam medis 570xxx.
Pasien bayi Ny. SR berusia dengan 1 hari dengan lahir spontan
bersalin brojol di Ruang Anissa Rumah Sakit Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang dengan diagnosa medis berat
badan lahir rendah. Dengan keluhan utama hipotermi, usia
kehamilan 29/30, ketuban pecah dini (-), ketuban jernih, tanda –
tanda vital suhu 36 °C, respiratory rate 44, tekanan nadi 140, GCS
456, apgar score 3-5, berat badan : 1600 kg, panjang badan : 42
cm.
Desain Penelitian
• Desain penelitian yang digunakan pada karya tulis ilmiah
ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus ini dilakukan
dengan cara mendiskripsikan suatu kejadian atau
fenomena untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan
penilitian. Studi kasus ini akan dilakukan pada bulan
Oktober 2018 di ruang NICU Rumah Sakit Siti Khodija
Sepanjang dengan mengambil sebanyak 2 bayi dengan
berat badan lahir rendah dan mengalami hipotermi.
Unit Analisis Dan Kreteria Interpretasi

• Analisa data dilakukan penelitian di rumah sakit, sewaktu pengumpulan data


sampai dengan semua data terkumpul yang lakukan dengan cara
mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada
dan di tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik yang digunakan dengan
cara menarasikan jawaban-jawaban dari peneliti yang diperoleh dari hasil
interpretasi wawancara, observasi, dokumentasi dan validasi data yang
mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Identifikasi sebelum penerapan metode kangguru untuk mencegah hipotermi pada
bayi berat badan lahir rendah di ruang nicu RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang
Sepanjang

Tanggal Responden Suhu Keluhan

18 November 2018 Bayi Ny.AM 36 °C kaki teraba dingin, bayi tampak lesu dan lemah, bayi

tidak menangis, tidak mau minum, tampak menggigil

20 November 2018 Bayi Ny.SR 36 °C kaki teraba dingin, bayi tampak lesu dan lemah, bayi

tidak menangis, tidak mau minum, tampak menggigil

Tabel 4.1 Hasil Pre Test sebelum dilakukan Perawatan Metode Kangguru
4.1.2 Identifikasi saat Penerapan Perawatan Metode Kangguru pada bayi berat badan lahir rendah dengan
hipotermi di ruang NICU Anissa Rumah Sakit Siti Khodijah Cabang Sepanjang

Tanggal Responden Suhu Keluhan

18 November 2018 Bayi Ny.AM 36,5 °C warna kulit tampak tidak rata, bayi tampak

menggigil, kulit teraba dingin.

20 November 2018 Bayi Ny.SR 36,6 °C warna kulit tampak tidak rata, bayi tampak

menggigil, kulit teraba dingin.

Tabel 4.2 Hasil Post Test setelah dilakukan Perawatan Metode Kangguru selama 1 jam
4.1.3 Identifikasi setelah diberikan Penerapan Perawatan Metode Kangguru untuk mencegah hipotermi
pada bayi berat badan lahir rendah di ruang NICU Anissa Rumah Sakit Siti Khodijah Cabang Sepanjang

Tanggal Responden Suhu Keluhan

18 November 2018 Bayi Ny.AM 36,7 °C tubuh teraba hangat, kemampuan menghisap baik,

tidak adanya tanda dehidrasi, bayi tampak menangis

kuat, warna kulit tampak membaik,

20 November 2018 Bayi Ny.SR 36,9 °C tubuh teraba hangat, kemampuan menghisap baik,

tidak adanya tanda dehidrasi, bayi tampak menangis

kuat, warna kulit tampak membaik,

Tabel 4.3 Hasil Post Test setelah dilakukan Perawatan Metode Kangguru selama 2 jam
SIMPULAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Sebelum diberikan perawatan metode kangguru, berdasarkan hasil pengkajian pada bayi Ny AM lahir secara spontan dengan usia kehamilan 28/29, ketuban pecah
dini (-), ketuban jernih, suhu 36 °C ( hipotermi ringan ), respiratory rate 40, tekanan nadi 145, GCS 456, berat badan : 1100 kg, panjang badan : 45 cm kaki teraba
dingin, bayi tampak lesu dan lemah, bayi tidak menangis, tidak mau minum, tampak menggigil, apgar score 4-5 berdasarkan NOC 12. Serta pada bayi Ny SR sebelum
diberikan perawatan metode kangguru, berdasarkan hasil pengkajian pada bayi Ny SR lahir spontan dengan usia kehamilan 29/30, ketuban pecah dini (-), ketuban
jernih, suhu 36 °C, respiratory rate 44, tekanan nadi 140, GCS 456, berat badan : 1600 kg, panjang badan : 42 cm, kaki teraba dingin, bayi tampak lesu dan lemah, bayi
tidak menangis, tidak mau minum, tampak menggigil, apgar score 3-5 berdasarkan NOC 12.
5.1.2 Selama diberikan perawatan metode kangguru pada 1 jam bayi Ny AM berespon dapat dilihat peningkatan suhu dari 36 C menjadi 36,5 C, warna kulit tampak
tidak rata, bayi tampak menggigil, kulit teraba dingin, menangis lemah, menghisap lemah, respiratory rate 42 x/menit, nadi 150 x/menit. Kemudian pada bayi Ny SR
selama diberikan perawatan metode kangguru pada 1 jam berespon dilihat peningkatan suhu dari 36 °C menjadi 36,6 °C, warna kulit tampak tidak rata, bayi tampak
menggigil, kulit teraba dingin, menangis lemah, menghisap lemah, respiratory rate 43 x/menit, nadi 130 x/menit.
5.1.3 Sesudah pemberian perawatan metode kangguru pada 2 jam terjadi peningkatan suhu pada bayi Ny AM dari 36 °C menjadi 36,7 °C dengan disertai tubuh teraba
hangat, kemampuan menghisap baik, tidak adanya tanda dehidrasi, bayi tampak menangis kuat, warna kulit tampak membaik, Observasi tanda tanda vital : suhu : 36,7
°C, respiratory rate : 42 x/menit, nadi 150 x/menit.
Kemudian pemberian perawatan metode kangguru pada 2 jam terjadi peningkatan suhu pada bayi Ny SR dari 36 °C menjadi 36,9 °C dengan disertai tubuh teraba
hangat, kemampuan menghisap baik, tidak adanya tanda dehidrasi, bayi tampak menangis kuat, warna kulit tampak membaik, Observasi tanda tanda vital : suhu : 36,9
°C, respiratory rate : 44 x/menit, nadi 140 x/menit.
SARAN

5.2 Saran
5.2.1 Rumah Sakit
Pihak rumah sakit diharapkan dapat menerapkan pemberian perawatan metode kangguru untuk asuhan
keperawatan sebagai terapi komplementer untuk mencegah hipotermi ringan, sedang, maupun berat pada BBLR.
5.2.2 Keluarga
Keluarga diharapkan dapat menerapkan dan mampu melakukan terapi perawatan metode kangguru secara
mandiri sebagai pertolongan pertama pada bayi BBLR yang mengalami hipotermi ringan, sedang, maupun berat.
5.2.3 Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan pengelompokkan
berdasarkan berat badan lahir rendah serta usia kehamilan karena berat badan bayi dan usia kehamilan dapat
mempengaruhi terapi perawatan metode kangguru.
•Wasalamualikum

Anda mungkin juga menyukai