Anda di halaman 1dari 33

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Presentan
BAGIAN ILMU REHABILITASI MEDIK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FK UNISBA SHERA AMALIA KHOLIDA
RSUD MUHAMMADIYAH BANDUNG 2019
12100118181
ANATOMI
 Carpal Tunnel terletak di bagian distal dari
palmar crease (pergelangan tangan) atau di
bagian depan dari pergelangan tangan
 Tulang dan ligamentum membentuk suatu
terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa
tendon dan nervus medianus.
 Tulang-tulang karpal membentuk dasar dan sisi-sisi
terowongan yang keras dan kaku sedangkan
atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum yang
kuat dan melengkung di atas tulang-tulang
karpalia tersebut. Arch dilapisi oleh pita
fibrokartilago yang tebal.
 Setiap perubahan yang mempersempit
terowongan ini, akan menyebabkan penekanan
terhadap struktur yang paling rentan di dalamnya
yaitu nervus medianus.
ANATOMI
 Tulang karpal pada ketiga sisi nya membentuk suatu
arch (lengkungan), yaitu:
 bagian radialnya  tulang scaphoid dan trapezius
 bagian dorsalnya  tulang lunate dan capitate
 bagian ulnarnya  tulang hamate

 Terdapat 9 tendon;
 dua tendon berfungsi untuk fleksi dari masing2 jari
 flexor digitorum superficialis (FDS), dan flexor
digitorum Profundus (FDP)
 Satu tendon berfungsi untuk fleksi dari ibu jari 
flexor policis longus (FPL)
 Begitu juga dengan Median Nerve yang melewati
Carpal Tunnel bersamaan dengan tendon2 untuk
mempersyarafi bagian otot thenar dan memberikan
sensasi pada tiga setengah jari radial
CARPAL TUNNEL SYNDROME
DEFINISI
Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal adalah salah satu
gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan
karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan
pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus
medianus di pergelangan tangan.
Carpal tunnel syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai
nyeri pada daerah distribusi nervus medianus.
Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan kumpulan gejala dan tanda-tanda yang
terjadi akibat kompresi saraf median dalam terowongan karpal.
EPIDEMIOLOGI
 wanita >55 tahun
 Wanita dan laki-laki 10:1
 Berdasarkan usia, carpal tunnel syndrome rentan terjadi pada usia 45-60 tahun.
Hanya 10% pasien yang menderita CTS pada umur di bawah 30 tahun.
 Resiko meningkat pada Obesitas, perokok, dan DM
 Seringnya bilateral tapi lebih berat pada tangan yang dominan
FAKTOR RISIKO
•Penggunaan tangan dan pergelangan yang repetitif
•Penggunan komputer ( mengetik keyboard)
•Pengguna peralatan bervibrasi
ETIOLOGI
Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan yang berulang-
ulang. Seorang sekertaris yang sering mengetik,
pekerjaan kasar yang sering mengangkat
benda berat dan pemain musik terutama
pemain piano dan peamin gitar yang banyak
menggunakan tangannya juga merupakan
penyebab yang mendasari carpal tunnel
syndrome.

Inflamasi : inflamasi dari membran mukosa yang


mengelilingi tendon yang menyebabkan saraf
medianus tertekan
PATOGENESIS
• Umumnya carpal tunnel syndrome terjadi Keadaan ini menyebabkan keluhan nyeri dan
secara kronis dimana terjadi penebalan bengkak yang terutama timbul pada malam
fleksor retinakulum yang menyebabkan hari.
tekanan terhadap nervus medianus. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka akan
Tekanan yang berulang-ulang dan lama terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut
akan menyebabkan peningkatan tekanan saraf. Lalu saraf menjadi atrofi dan digantikan
intravaskuler. Akibatnya aliran darah vena oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi
intravaskular melambat. Kongesti yang nervus medianus terganggu secara menyeluruh.
terjadi akan mengganggu nutrisi
intravaskular lalu diikuti oleh anoksia yang
merusak endotel. Kerusakan endotel ini
akan mengakibatkan kebocoran protein
sehingga terjadi edema epineural.
PATOGENESIS
•Pada carpal tunnel syndrome akut
biasanya terjadi penekanan yang
melebihi tekanan perfusi kapiler hingga
terjadi gangguan mikrosirkulasi dan
timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik ini
diperberat lagi oleh peningkatan
tekanan intravaskular yang
menyebabkan berlanjutanya gangguan
aliran darah. Selanjutnya terjadi
vasodilatasi yang menyebabkan edema
sehingga aliran darah ke saraf
terganggu.
Akibatnya kerusakan pada saraf
tersebut.
MANIFESTASI KLINIS
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan
motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat.
Gejala awal biasanya berupa parestesia, hilangnya sensasi atau rasa seperti
terkena aliran listrik pada jari dan setengah sisi radial jari walupun kadang-kadang
dirasakan mengenai seluruh jari-jari (sering digambarkan sebagai "kesemutan“).
Keluhan parestesi biasanya lebih menonjol di malam hari, yang mungkin
berhubungan dengan peningkatan edema sekunder, peningkatan nokturnal tekanan
jaringan.
Gejala yang termasuk adalah mati rasa, parestesia, dan nyeri pada distribusi saraf
medianus.
MANIFESTASI KLINIS
1. Paresthesia
2. Numbness pada digit ke-2 & ke-3 dan terkadang pada jempol & digit ke-4
(pasien akan lebih merasa diffuse numbness pada seluruh tangan)
3. Gejala memburuk pada malam hari (pasien sering terbangun), saat menyetir,
menggenggam barang
4. Nyeri terkadang dirasakan menjalar ke lengan, leher bahkan ke bahu
5. Kelemahan pada otot tangan median (sulit membuka toples, mengancingkan
baju, dan sering menjatuhkan barang)
6. Kelemahan melibatkan gangguan abduksi & oposisi jempol
DIAGNOSIS
Diagnosis carpal tunnel syndrome ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang ada dan didukung
oleh beberapa pemeriksaan:
1. Anamnesis
- Sejak kapan?
- Sudah berapa lama?
- Muncul tiba-tiba atau perlahan? Mana yang muncul terlebih dahulu?
- Terus menerus atau hilang timbul?
- Menjalar atau tidak?
- Semakin memburuk atau tidak?
- Faktor memperberat: pada malam hari, sering terbangun saat tidur?
- Faktor memperingan: ketika tangan dikebas?
DIAGNOSIS
- Keluhan penyerta: nyeri, baal, jari-jari terasa kaku
- Fungsional: pekerjaan?
- Riwayat penyakit dahulu?
- Sosial
- Riwayat penyakit keluarga?
2. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada
fungsi motorik, sensorik, dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan tes provokasi
yang dapat membantu menegakkan diagnosis carpal tunnel syndrome adalah
sebagai berikut:
Phalen’s sign (+)
Tinnel test (+) gejala CTS
Flick sign (+)
Thenar atrophy
Abnormalitas sensoris median terjadi lebih awal kemudian dilanjut dengan
abnormalitas motoris.
PHALEN’S TEST
Fleksi maksimal pada pergelangan tangan selama 60 detik : terdapat gejala
seperti carpal tunnel syndrome (+)
TINEL’S TEST
Dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi,
apabila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus (+)
FLICK’S TEST
Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakan jari-jarinya.
Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa.
THENAR WASTING
3.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Electrodiagnostic (EMG): untuk konfirmasi diagnosis CTS & menilai keparahan &
eksklusi diagnosis neurologis lainnya.
Nerve Conduction Studies (NCS). Pada 15-25% kasus, NCS bisa normal.
Pada yang lainnya NCS akan menurun dan masa laten distal (distal latency)
memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi saraf di pergelangan
tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan foto rontgen pada pergelangan tangan dapat membantu melihat
apakah penyebab dari carpal tunnel syndrome terdapat penyebab lain seperti
fraktur atau artritis.
Pemeriksaan laboratorium
Bila etiologi dari carpal tunnel syndrome belum jelas seperti pada usia muda tanpa
adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.
DIAGNOSIS BANDING
•Proximal median nerve injury (pronator syndrome)
•C6-C7 radiculopathy
•Brachial Plexopathy
TERAPI
Edukasi :
Hindari gerakan berulang yang membuat tangan ekstensi dan
fleksi
Bracing berfungsi mempertahankan posisi pergelangan tangan
tetap netral di malam dengan mencegah iritasi saraf median
Edukasi mengenasi penyakit CTS
Farmakologis :
Pemberian NSAID bertujuan untuk meredakan rasa nyeri
Injeksi steroid tujuan untuk menghilangkan rasa nyeri sementara
bila pengobatan secara oral tidak adekuat
FARMAKOTERAPI
lnjeksi steroid:
Deksametason 1-4 mg atau
Hidrokortison 10-25 mg atau
Metilprednisolon 20 mg atau 40 mg
Diinjeksikan ke dalam tunnel karpal dengan menggunakan jarum pada 1 cm ke arah
proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris
longus.
Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih.
Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah
diberi 3 kali suntikan.
FARMAKOTERAPI
Vitamin B6.
Beberapa hipotesis menyatakan bahwa carpal tunnel syndrome terjadi karena
adanya defisiensi vitamin B6 sehingga dianjurkan pemberian piridoksin 100-300
mg/hari selama 3 bulan.
Beberapa sumber lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak
bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar.
LATIHAN
Fisioterapi. Dianjurkan untuk
perbaikan vaskularisasi
tangan.
TENDON GLIDE EXERCISE
NERVE GLIDE EXERCISE
SURGICAL
Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan
tangan.
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan
terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya
atrofi otot-otot thenar
PENCEGAHAN
Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netral
Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh
tangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya menggunakan
ibu jari dan telunjuk.
Batasi gerakan tangan yang repetitif.
Istirahatkan tangan secara periodik.
Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki waktu
untuk beristirahat.
Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara
teratur.
PROGNOSIS
Secara umum prognosa untuk CTS adalah baik dengan terapi yang tepat.
Prognosis lebih baik pada gejala yang ringan, dan pada beberapa pasien yang
sudah diterapi masih terdapat gejala sisa seperti baal pada ujung-ujung jari
Pada penderita yang mendapat terapi konservatif atau operasi hanya akan
ditemukan gejala sisa atau kerusakan saraf yang minimal.
Bila gejala awal CTS dibiarkan, maka penyakitnya akan menjadi progresif
CTS yang kronis dapat berakhir pada kerusakan saraf yang permanent, seperti baal,
atrofi dan parese otot .
Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian
diikuti perbaikan sensorik.
Biasanya perbaikan motorik dan otot-otot yang mengalami atrofi baru diperoleh
kemudian.
TERIMAKASIH =)

Anda mungkin juga menyukai