Penyusun :
NPM : 12100118181
DAFTAR ISI………………………………………………………………….i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis
2.2.1 Keluhan utama : BAB cair sejak 1 bulan SMRS
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Sukabumi dengan keluhan BAB cair (diare)
sejak satu bulan yang lalu SMRS. Keluhan tersebut muncul secara perlahan-lahan,
pada saat pertama kali mengalami BAB cair, pasien mengatakan BAB nya kurang
lebih dirasakan 5 kali dalam sehari. Selain itu pasien juga merasakan keluhannya
dirasakan terus menerus dan semakin memburuk sampai pada satu hari sebelum
masuk Rumah Sakit BAB nya mencapai lebih dari 10 kali dalam sehari. Pasien
menyangkal diarenya disertai dengan lendir, darah, nanah, bau yang menyengat,
mual dan muntah. pasien juga menyangkal adanya nyeri dan panas pada saat
buang air besar. Pasien mengatakan keluhan seperti ini baru pertama kali
dirasakan oleh pasien dan belum pernah diobati sebelumnya.
Keluhan disertai nyeri yang awalnya dirasakan diseluruh bagian perut
sebelum masuk ke RS. Pada saat masuk ke RS pasien mengatakan bahwa nyeri
perutnya hanya dirasakan diperut kanan bawah, pasien mengatakan bahwa
nyerinya tidak menyebar dan nyerinya seperti ditusuk-tusuk jarum. Nyeri pada
bagian perut tersebut muncul bersamaan dengan keluhan diarenya. Nyeri tersebut
dirasakan terus menerus sampai sekarang. Selain itu keluhannya juga sertai
dengan adanya demam yang dirasakan pasien muncul bersamaan dengan keluhan
diarenya. Pasien mengatakan pada awal terjadinya demam, demamnya langsung
tinggi. Demam tersebut dirasakan terus-menerus sampai sekarang dan suhunya
naik turun. Demam tersebut dirasakan terus menerus sepanjang hari oleh pasien.
Keluhan demamnya disertai juga dengan menggigil. Selain itu pasien
mengeluhkan sering batuk-batuk sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah
Sakit bersamaan dengan keluhan diare yang pasien rasakan. Pasien mengatakan
keluhannya dirasakan terus-menerus dan semakin memburuk. Keluhan batuk
tersebut disertai juga dengan adanya nyeri pada bagian dada, badan terasa lemas,
sesak napas, berkeringat banyak pada saat malam hari, penurunan berat badan,
dan penurunan nafsu makan. Pada saat sebelum sakit, pasien mengatakan nafsu
makannya baik dan biasanya makan sebanyak tiga kali dalam sehari, pasien sering
memakan sayur-sayuran serta nasi, tahu, tempe, ikan, daging dan juga susu. sejak
1 bulan yang lalu, nafsu makannya menjadi menurun dan disertai dengan
penurunan berat badan. Berat badan saat satu bulan yang lalu 51 kilo gram dan
sekarang berat badannya mencapai 42 kilo gram. Keluhan tidak disertai dengan
batuk berdahak, berdarah, gangguan berkemih, infeksi pada bagian kulit dan
sariawan yang berulang.
Riwayat Pengobatan
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat gagal jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat penyakit paru-paru disangkal
Riwayat keluhan sesak dari kecil disangkal
Riwayat keganasan disangkal
Riwayat kolesterol tinggi disangkal
Riwayat Asam urat tinggi disangkal
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat penyakit kuning disangkal
Riwayat batu empedu disangkal
Riwayat Kebiasaan :
Pasien menyangkal memiliki kebiasaan merokok
Pasien menyangkal memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
Pasien menyangkal memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat
terlarang.
Pemeriksaan Neurolgis
1. Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk : negatif
Kernig : negatif
Brudzinski I : negatif
Brudzinski II : negatif
2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Sakit kepala :-
Penglihatan kabur :-
Bradikardia :-
Papil edema : tidak dinilai
3. Saraf kranial
N. I (kanan/kiri) : tidak dinilai
N. II (kanan/kiri)
Asies visus : tidak dinilai
Lihat warna : tidak dinilai
Kampus visus : tidak dinilai
Funduskopi : tidak dinilai
N.III-IV-VI (kanan/kiri)
Kedudukan bola mata : di tengah / di tengah
Ptosis : -/-
Eks/enoftalmus : -/-
Diplopia : -/-
Gerak bola mata
Lateral : +/+
Medial : +/+
Atas : +/+
Bawah : +/+
Medial bawah : +/+
Pupil
Bentuk/besar : bulat, isokor 3mm/ 3mm
Refleks cahaya : langsung +/+, tidak langsung +/+
Refleks akomodasi : +/+
N. V (kanan/kiri)
Motorik
Membuka mulut : simetris
Menggerakkan rahang : simetris
Menggigit/mengunyah: simetris
Sensorik [raba, suhu, nyeri]
Oftalmikus : +/+
Maksilaris : +/+
Mandibularis : +/+
Refleks kornea : +/+
N.VII (kanan/kiri)
Raut wajah : simetris
Kerutan dahi : simetris
Angkat alis : simetris
Tutup mata rapat-rapat : simetris
Kembungkan pipi : simetris
Memperlihatkan gigi : simetris
Mencucukan bibir : simetris
Senyum : simetris
Rasa kecap 2/3 depan : tidak dinilai
N. VIII (kanan/kiri)
N. Vestibularis
Nystagmus : tidak dinilai
Vertigo : tidak dinilai
Tes Romberg : tidak dinilai
N. Koklearis
Tinitus : -/-
Gesekan jari : -/-
Tes Schwabach : tidak dinilai
Tes Rinne : tidak dinilai
Tes Weber : tidak dinilai
N. IX-X (kanan/kiri)
Suara (afoni/disfoni/normal) : normal
Menelan : baik
Batuk : baik
Refleks faring : tidak dinilai
Arkus faring
Istirahat : tidak ada lateralisasi
Fonasi : tidak ada lateralisasi
N. XI (kanan/kiri)
Menoleh (M. Sternokleidomastoideus) : baik
Angkat bahu (M. Trapezius) : baik
N. XII (kanan/kiri)
Disartria :-
Posisi lidah
Di dalam mulut : di tengah
Saat menjulur : di tengah
Gerak lidah
Ke kanan : normal
Ke kiri : normal
Fasikulasi :-
Atrofi :-
4. Motorik
Ekstremitas atas : 5/5
Ekstremitas Bawah : 5/5
5. Fungsi luhur
Tidak dilakukan
2. 4 Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Sukabumi dengan keluhan BAB cair (diare),
tidak ada lendir, dan tidak ada darah sebanyak lebih dari 10 kali dalam sehari
sejak 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan dirasakan terus menerus dan
semakin memburuk sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan disertai
demam terus-menerus disertai dengan batuk-batuk, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan yang muncul bersamaan sejak 1 bulan sebelum masuk
Rumah Sakit. Pasien memiliki riwayat sering melakukan hubungan seksual
dengan bergonta-ganti pasangan sejak tahun 2015 sampai 2017. Pada tahun 2017
pasien pernah mengalami nyeri dan panas saat buang air kencing disertai dengan
keluar nanah dan darah dari kemaluannya.
2.5 Diagnosa Banding
1. HIV
2. TB Paru
3. Gastroenteritis Kronis
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 19/11/18
Darah rurin
Hemoglobin 9,9 13-17 g/dl
Leukosit 9800 4000-10000
Hematokrit 32 40-50%
Eritrosit 4,1 4.4-6.0 juta
Index Eritrosit
MCV 78 80-100 fl
MCH 24 26-34 pg
MCHC 31 32-36 g/dl
Trombosit 296.000 150.000-450.000
Kimia Klinik
Glukosa Darah
GDS 131 <140 mg/Dl
Imunoserologi
Anti HIV Kualitatif Terlampir Nonreaktif
Rontgen Thorax
Kesan : Tampak TB paru aktif
2.9 Prognosis
Ad vitam : Dubia ad Malam
Ad functionam : Dubia Ad Malam
Ad sanctionam : Dubia Ad Malam
Follow Up
Laboratorium
Tanggal Nama pemeriksaan Hasil Nilai normal
19-11- Hemoglobin 9,9 13-17 g/dl
2018 Leukosit 9800 4000-10000
Hematokrit 32 40-50%
Index Eritrosit
MCV 78 80-100 fl
MCH 24 26-34 pg
MCHC 31 32-36 g/dl
Trombosit 296.000 150.000-450.000
Kimia Klinik
Glukosa Darah
<140 mg/Dl
GDS 131
22-11- Mikrobiologi
2018
Jenis Sampel Sputum
Waktu dahak Pagi
Usulan pemeriksaan :
Tatalaksana :
Diare satu bulan atau lebih dengan konsistensi cair, tidak berlendir dan
tidak berdarah.
Tatalaksana
New diatab 3x2 prn.
C. laki-laki , 23 tahun dengan TB Paru
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium : pemeriksaan sputum SPS
Usulan pemeriksaan gen Xpert
Tatalaksana : OAT katagori 1
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 HIV/AIDS
4.1.1 Definisi
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif T-sel dan makrofag–
komponen-komponen utama sistem kekebalan tubuh), dan menghancurkan atau
mengganggu fungsinya yang berdampak pada penurunan sistem kekebalan tubuh
sehingga menimbulkan satu penyakit yang disebut AIDS. HIV menyerang sel-sel
darah putih, sel-sel darah putih itu merupakan bagian dari sitem kekebalan tubuh
yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. Manusia yang terinfeksi
HIV akan berpotensi sebagai pembawa (carrier) dan menularkan virus tersebut
selama hidupnya. AIDS (Aqquired Immune Deficiency syndrom) merupakan
kumpulan gejala penyakit spesifik yang disebabkan oleh rusaknya system
kekebalan tubuh oleh virus HIV.2
4.1.2 Epidemiologi
Di Indonesia, HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Provinsi Bali tahun
1987. HIV/AIDS telah menyebar diseluruh Indonesia. Dalam jangka waktu 5
tahun (2009-2014) infeksi HIV paling banyak terjadi di usia produktif yaitu (25-
49 tahun) dengan jumlah pria lebih banyak terinfeksi dibandingkan dengan
perempuan.
4.1.3 Faktor Risiko HIV
Faktor risiko epidemiologis infeksi HIV adalah sebagai berikut :
1. Perilaku berisiko tinggi :
Hubungan seksual dengan pasangan berisiko tinggi tanpa menggunakan
kondom
Pengguna narkotika intravena, terutama bila pemakaian jarum secara bersama
tanpa sterilisasi yang memadai.
Hubungan seksual yang tidak aman : multi partner, pasangan seks individu
yang diketahui terinfeksi HIV, kontak seks per anal.
2. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.
3. Riwayat menerima transfusi darah berulang tanpa penapisan.
4. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik, atau sirkumsisi dengan alat yang tidak
disterilisasi.
Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang
berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina
dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus
HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
4.1.4 Etiologi
3. Kegagalan Virologis Jika viral load tetap > 5.000 copies/ml atau viral load
menjadi terdeteksi lagi setelah sebelumnya tidak terdeteksi.
Kriteria klinis untuk gagal terapi yang timbul dalam 6 bulan pertama
pengobatan tidak dapat dijadikan dasar untuk mengatakan gagal terapi. Perlu
dilihat kemungkinan penyebab lain timbulnya keadaan klinis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA