Dibuat Oleh:
Ahmad Zikrian Noor
NIM. 1610815310001
LATAR BELAKANG
Limbah medis pada negara-negara berkembang masih belum mendapatkan perhatian secara khusus dan
masih dibuang bersama dengan limbah domestik. Limbah rumah sakit mempunyai potensi besar untuk
mencemari lingkungan, menimbulkan kecelakaan, dan penularan penyakit pengelolaan limbah belum sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Limbah Medis merupakan subkategori dari limbah rumah sakit yang berpotensi menularkan
penyakit yang dihasilkan dari fasilitas kesehatan (Jang et al, 2006).
Di Kabupaten Banjar, permasalahan pada pengelolaan Limbah medis Padat B3 yaitu keterbatasan alat pemusnah limbah
yang tidak dimiliki untuk melayani seluruh limbah medis yang dihasilkan oleh fasilitas kesehatan dan pengangkutan
limbah dilakukan dalam kurun waktu 1(satu) kali dalam 1 (bulan) dalam pengelolaan Limbah medis Padat B3 tersebut.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukan studi pola pengelolaan Limbah Padat B3 Rumah Sakit di
Kabupaten Banjar. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui timbulan dan
komposisi limbah padat B3 Rumah Sakit di Kabupaten Banjar, serta mengetahui kondisi pengelolaan Limbah
Padat B3 di Puskesmas Kabupaten Banjar.
TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis timbulan dan komposisi limbah padat 3 (tiga) Rumah Sakit yang
ada di Kabupaten Banjar di antaranya RSU Mawar, RSU Almansyur Medika dan RS.
Pelita Insani
3
RUMUSAN MASALAH
1. Berapa besar timbulan dan bagaimana komposisi limbah padat B3
pada 3 (tiga) Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Banjar di antaranya RSU
Mawar, RSU Almansyur Medika dan RS. Pelita Insani?
5
MANFAAT
• 1. SEBAGAI BAHAN MASUKAN BAGI PENGELOLA RUMAH SAKIT TENTANG POLA
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3.
6
LANDASAN TEORI
‐ RUMAH SAKIT MERUPAKAN SALAH SATU PENGHASIL LIMBAH B3, LIMBAH B3 YANG DITIMBULKAN DARI
KEGIATAN RUMAH SAKIT BERASAL DARI SELURUH AKTIFITAS YANG DILAKUKAN RUMAH SAKIT DAN
KEGIATAN LABORATORIUM BERUPA SISA PROSES PENYEMBUHAN ORANG SAKIT SEPERTI BAHAN
TAMBAHAN UNTUK PENCUCIAN LUKA, CUCIAN DARAH, PROSES TERAPI KANKER, PRAKTEK BEDAH, PRODUK
FARMASI DAN RESIDU DARI INSENERASI (DARMADI, 2008)
Menurut PP 101 tahun 2014. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah limbah yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasi jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak
langsung dapat mencemari dan atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya..
Pengelolaan limbah padat B3 dari fasilitas kesehatan dapat berjalan dengan baik dengan dukungan data berupa timbulan dan
komposisi. Penelitian di Semarang dilakukan oleh Sumisih mengenai timbulan dan komposisi limbah padat B3 di Rumah Sakit
Islam Agung. Hasil penelitian menunjukkan Rumah Sakit Islam Agung Semarang menghasilkan volume limbah bahan berbahaya
dan beracun relattif banyak adalah ICU (11,5 kg/rg/hari) dan baitul syifa (9,3 kg/rg/hari) dan volume abu sisa hasil pembakaran
sebanyak (19,9 kg/rg/hari) limbah tersebut diolah di incinerator (Sumisih,2010).
7
LANDASAN TEORI
‐ DALAM KEPMENKES RI NOMOR 1204/MENKES/SK/X/2004 DESEBUTKAN BAHWA DALAM
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS TERDAPAT ENAM TAHAPAN, YAITU: (1) PEMILAHAN, (2)
PEWADAHAN, (3) PEMANFAATAN KEMBALI DAN DAUR ULANG, (4) PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN, (5) PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN, DAN (6) PEMBUANGAN AKHIR.
8
PERHITUNGAN BERAT SAMPAH
kg/jiwa/hari
𝑢 𝑛
Dimana:
Vs = Volume contoh timbulan sampah (liter/rumah sakit/hari)
U = Jumlah unit penghasil sampah (jiwa)
N = Jumlah rumah
9
PERHITUNGAN VOLUME SAMPAH
liter/jiwa/hari
𝑢 𝑛
Vestibulum Vestibulum Vestibulum Vestibulum
Dimana: congue congue congue congue
10
PERHITUNGAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT B3 RUMAH SAKIT
11
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan Penelitian:
- Alat
- Bahan
14
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
PENELITIAN
15
JADWAL PENELITIAN
16
TERIMA KASIH
17
MAKASEEEHH
18