Anda di halaman 1dari 45

KONSEP TRANSISI

POLA PENYAKIT

Ns.Hernida Warni,S.Kep.,M.Kes
Perubahan Beban Penyakit antara 1990 – 2010 dan
2015 di Indonesia, beban dihitung sebagai Disability-
Adjusted LifeSumYbeera:Grsl ob(aDlBuArdLenYoSfD)isease, 2010 dan Health Sector Review (2014)
Transisi epidemiologi yang
terjadi di dunia saat ini
telah mengakibatkan
berbagai perubahan pola
penyakit, yaitu dari penyakit
menular ke penyakit tidak
menular.
3
KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK
MENULAR

penyakit tidak menular terjadi


akibat interaksi antara agent
(Non living agent) dengan host
dalam hal ini manusia (faktor
predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and
vehicle of agent)

4
1. Agent
a. Agent dapat berupa (non
living agent)
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis

5
 b. Agent penyakit tidak menular
sangat bervariasi, mulai dari yang
paling sederhana sampai yang
komplek (mulai molekul sampai zat-
zat yang komplek ikatannya

c. Suatu agent tidak menular dapat


menimbulkan tingkat keparahan yang
berbeda-beda (dinyatakan dalam
skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan /
kapasitas agent penyakit untuk dapat
menyebabkan sakit pada host

6
Pathogenitas agent :

d. Karakteristik lain dari agent tidak


menular yang perlu diperhatikan
antara lain :
1) Kemampuan menginvasi /
memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan :
Reversible dan irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi
hipersensitif

7
 2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai
organisme hidup, benda mati (tanah,
udara, air batu dll) dimana agent
dapat hidup, berkembang biak dan
tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit
tidak menular, reservoir dari agent
adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang
yang terekspos/terpapar dengan
agent tidak berpotensi sebagai
sumber/reservoir tidak ditularkan.

8
 3. Relasi Agent – Host
a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan
host, tergantung :
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas

9
 b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama
dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton
dan tanda/sign belum muncul
Telah terjadi kerusakan pada
jaringan, tergantung pada :
1) Jaringan yang terkena
2) Kerusakan yang diakibatkannya
(ringan, sedang dan berat)
3) Sifat kerusakan (reversiblle dan
irreversible/ kronis, mati dan cacat)

10
 d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan
reaksi pada host dengan
menimbulkan manifestasi (gejala dan
tanda).

4. Karakteristik penyakit tidak


menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang
untuk penyakit kronis.
11
 5. Rute dari keterpaparan
Melalui sistem pernafasan, sistem
digestiva, sistem integumen/kulit dan
sistem vaskuler.

12
1. Riwayat Alamiah Penyakit
(Natural history of disease)

 Definisi
Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)
adalah deskripsi tentang perkembangan
alamiah, tanpa campur tangan medis dari
suatu penyakit pada individu (host) mulai
dari awal terpapar suatu agent patogen
sampai akhir proses penyakit,
penyembuhan atau meninggal.
 Masing-masing penyakit mempunyai
riwayat alamiahnya sendiri.
 Studi tentang RAP merupakan bagian dari
studi epidemiologi:
a) Studi etiologi --- menemukan
penyebab
b) Studi prognostik --- mempelajari
faktor risiko dan perkiraan akhir penyakit
c) Studi intervensi --- mengetahui
effectiveness , dan efficiency program
pemberantasan dan pencegahan penyakit.
Manfaat Studi RAP
1. Untuk keperluan diagnostik ---
dasar untuk terapi
2. Untuk pencegahan penyakit -
-- upaya memutus rantai
penularan
3. Untuk pemberantasan atau
pengendalian penyakit dalam
skala besar di komunitas.
 RAPmerupakan satu dari unsur-
unsur utama dari epidemiologi
deskriptif.
 Fenomena gunung es adalah
suatu metafora bahwa suatu
kejadian (penyakit) hanyalah
sebagian kecil saja yang terlihat dari
sebuah gunung es bawah air (wujud
kejadian sangat besar yang tidak
terungkap).
Fenomena gunung es memacu
untuk mencoba
memperhitungkan beban sakit
dan seleksi kasus representatif
untuk studi epidemiologi
Untuk mengetahui RAP
diperlukan studi kohort,
retrospektif dan potong lintang
(cross sectional)
Tahapan RAP
1. Tahap prapatogenesis
Disebut juga tahap kerentanan (stage of
susceptibility)
2. Tahap patogenesis
Terdiri atas:
a. Subtahap penyakit subklinis (stage of
subclinical disease)
b. Subtahap penyakit klinis (stage of clinical
disease)
c. Subtahap akhir penyakit: sembuh
sempurna, sembuh
cacat atau mati (stage of recovery,
disability, or death).
Riwayat Alamiah Penyakit (2)
Riwayat Alamiah Penyakit (3)
a. Subtahap kerentanan
Dimulai dari terjadinya exposure pada host
(manusia) dengan agent.
Untuk penyakit menular agent adalah
mirkoorganisme, untuk kanker paru adalah
karsinogen dari tembakau, untuk allergi adalah
allergen, untuk keracunan adalah bahan toksik
(insektisida, racun lebah, dsb.
2. Subtahap penyakit subklinis
Mulai dari awal masuk agent ke tubuh manusia
sampai ada gejala klinis.
Untuk agent biologis, masa masuknya agent
penyebab penyakit akut pada pintu masuk (port
of entry) sampai timbulnya simptom klinis
pertama kali disebut masa inkubasi klinis,
berbeda dari masa inkubasi biologis yaitu
dari masuknya agent sampai terdeteksinya
agent itu pada pintu keluar (port of exit) pada
tubuh manusia terinfeksi.
Masa latensi dipakai sebagai
gantinya masa inkubasi untuk
penyakit kronis sejak awal infeksi.
Pada subtahap ini mungkin sekali
sudah ada perubahan patologis –
timbul keluhan awal
(prodromal syndromes).
Selama masa inkubasi tidak ada
keluhan atau gejala penyakit. Tetapi
mungkin juga kondisi patologis dalam
tubuh sudah terdeteksi dengan foto
rontgen, pemeriksaan lab., dsb.
Masa inkubasi penyakit bervariasi
(bahkan untuk satu jenis penyakit)
lamanya tergantung pada jenis, jumlah
dan virulensi agent, serta tingkat
kerentanan host manusianya. Ada yang
cepat, beberapa detik-menit-jam
(keracunan) ada yang sampai beberapa
hari, minggu (hepatitis A sampai 7
minggu), bulan atau tahun (leukemia 2-
• Pada masa timbulnya simptom
(menginjak subtahap penyakit
klinis), baru mulai bisa dilakukan
pemeriksaan diagnostik klinis dan
laboratoris.
c.Subtahap penyakit klinis
Subtahap ini ditandai dengan adanya
manifestasi klinis (keluhan dan gejala)
penyakit.
d. Subtahap akhir penyakit
a) Sembuh tanpa kecacatan
b) Sembuh dengan kecacatan
c) Dari akut menjadi kronis
d) Dari dengan gejala menjadi tanpa gejala
(sebagai carrier)
e) Terminal --- menderita meninggal.
2. Spektrum Penyakit

Definisi:
Spektrum penyakit adalah
berbagai variasi tingkatan
simptom dan gejala penyakit
menurut intensitas infeksi
atau penyakit pada
penderitanya.
Keadaan klinis
Keadaan klinis tergantung pada:
a. Agent – jenis kuman, jumlah
kuman, kualitas (virulensi kuman,
toksisitas), kemampuan biologis,
dsb.
b. Inang (manusia) – umur, jenis
kelamin, kondisi fisiologis
(hormonal), daya tahan tubuh,
genetik, faktor gizi, pola makan,
dan
c. Lingkungan yang melemahkan
3. Rantai Penularan Penyakit
 Pengetahuan tentang rantai dan cara-cara
penularan penyakit sangat diperlukan
untuk dapat melakukan penanggulangan
pernyebaran penyakit secara efektif dan
efisien.
 Setiap penyakit mempunyai karakteristik
penularannya masing-masing bergantung
kepada patogen penyebabnya.
 Ada kemungkinan bahwa satu jenis
patogen ditularkan dengan lebih dari satu
cara.
Port of entry of agent

Port of entry of agent alamiah dlm


mata rantai penyakit bermacam-
macam:
a. Mulut : agent spora bakteri, kista
Entamoeba, telur cacing Ascaris, dll)
bersama makanan, air minum, tanah
yang mengkontaminasi jari tangan,
dsb.
b. Lubang hidung: agent bersama
udara pernafasan
c. Vagina: bakteri Neisseria
gonorrhoe, Trichomonas
vaginalis
d. Kulit: sporozoit Plasmodium,
parasit malaria, yang
dinokulasikan oleh nyamuk
Anopheles, atau kontak langsung
e. Kulit-mukosa: parasit
Leishmania braziliensis lewat
gigitan lalat pasir, Phlebotomus
Port of exit of agent penyakit pada
penderita:
a. Mulut --- keluar bersama dahak,
percikan ludah
b. Kulit – parasit malaria, Plasmodium
sp. yang dihisap nyamuk Anopheles
betina, cacing filaria lewat gigitan
nyamuk vektornya, dsb
c. Vagina --- keluar bersama sekret
vagina (Trichomonas vaginalis,
Neisseria gonorrhoe)
d. Anus --- kista protozoa, telur
cacing Ascaris, dsb.
4. Cara Penularan Penyakit
1. Penularan dengan kontak
langsung
Penularan penyakit terjadi karena
kontak fisik antara individu
terinfeksi dan individu rentan, yaitu
sewaktu: bersentuhan, berciuman,
hubungan seksual, kena percikan
ludah, atau kontak dengan luka
(koreng) di tubuh.
Penularan cara ini umum terjadi di
antara anggota keluarga, asrama,
pondok pesantren, dll.
2. Penularan dengan cara kontak
tidak langsung
Penularan patogen ke individu rentan
terjadi setelah individu itu kontak
dengan permukaan benda yang
terkontaminasi patogen tsb, misalnya:
tombol atau pegangan pintu, gagang
telpon, meja, sprei tempat tidur, alat-alat
dapur, alat-alat makan dan minum, alat-
alat kantor, alat-alat kedokteran,
keybpoard komputer, mouse, alat-alat
tulis, mainan anak, dll
3. Penularan dengan droplet
contact
Penularan terjadi karena ada ada tetes
kecil (droplet) dari suatu bahan berisi
patogen ke mata, hidung atau mulut.
Misalnya yang berasal dari orang yang
batuk, bersin, atau air ludah yang
muncrat dari mulut sesorang yang bicara.
Droplets juga bisa berasal dari aktivitas
medis, misalnya sewaktu melakukan
bronchoscopy. Contoh: penyakit-penyakit
campak , SARS, flu, TBC, dll.
4. Penularan penyakit lewat
udara (airborne diseases)
Penularan cara ini terjadi pada situasi
dimana inti droplet (droplet nuclei), yaitu
residu dari droplet yang mengering, atau
partikel debu yang mengandung patogen
dapat mengapung di udara dalam jangka
lama. Mikroorganisme yang di udara ini
harus mampu hidup dalam jangka lama
di luar tubuh dan tahan kekeringan.
Penularan lewat inhalasi udara lewat
pernafasan: campak, TBC, cacar air.
5. Penularan cara fekal-oral
Penularan cara ini umumnya terjadi
pada penyakit gasterointestinal. Pintu
masuk tubuh untuk patogen adalah
mulut yang masuk ke saluran makanan
bersama makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mikroorganisme patogenik mengalami
multiplikasi di usus dan kemudian keluar
tubuh bersama tinja.
Mikroorganisme tsb dan bersama tinja
bisa mengkontaminasi air minum, air dari
PDAM, sungai, sumur, dll yang jika tidak
dilakukan treatment dengan desinfektan,
mikroorganisme bisa tertelan selanjutnya
akan menimbulkan risiko sakit.
Ikan dan udang yang berenang dalam air
tercemar bakteri Escheria coli patogen di
sungai jika tidak higienis pengolahannya
akan menimbulkan masalah sakit diare.
6. Penularan penyakit lewat serangga vektor
(vector-borne diseases)
Penularan penyakit ini ke individu rentan terjadi
karena:
a. Lewat kontak dengan serangga
terkontaminasi patogen (vektor mekanis):
Lalat rumah,
Musca domestica
b. Lewat gigitan serangga yang memasukkan
patogen infektif (vektor biologis) : Nyamuk
betina
c. Lewat luka gigitan serangga yang
kemasukan tinja
serangga itu yang mengandung patogen: kutu
Triatoma
PENCEGAHAN PENYAKIT
Disesuaikan dengan riwayat alamiah
penyakit, maka tindakan preventif
terhadap penyakit secara garis besar
dapat dikategorikan menjadi :
1. Usaha Preventif Primer
2. Usaha Preventif Sekunder
3. Usaha Preventif Tertier

40
Stage of disease prevention
1. Pencegahan Primer
dilakukan pada fase kepekaaan dari sejarah
`alami suatu penyakit
a. Peningkatan kesehatan (Health
promotion) : Perbaikan status gizi
masyarakat, pendidikan kesehatan.
b. Pencegahan spesifik
Program imunisasi,pencegahan
kecelakaan,diet dan olahraga.
2 . Pencegahan sekunder
dilakukan pada fase preklinik dan klinik.
meliputi deteksi dini dan pengobatan
penyakit secara dini.
3. Pencegahan tersier
Dilakukan pada fase penyakit yang
`sudah lanjut atau fase kecacatan
Meliputi membatasi kecacatan dan
rehabilitasi
Tingkatan pencegahan penyakit juga
dikaitkan dengan riwayat alamiah penyakit.
TINGKATAN PENCEGAHAN PENYAKIT

No JENIS TINGKATAN CONTOH


1. Pencegahan Health Promotin Makanan bergizi,
Primer Spesifik protection olah raga teratur
Imunisasi, APD

2. Pencegahan Diagnosa dini & peng- Pap smear,


sekunder obatan yg tepat Skrining, pemberian
Pembatasan kecacatan obat sesuai dosis
Mencegah kontraktur

3. Pencegahan Rehabilitasi Memakai Kaki palsu


Tersier kelamin palsu, dll.
Sekian dan terima
kasih
wassalam

45

Anda mungkin juga menyukai