Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN

P E M B I AYA A N J A M I N A N
K E S E H ATA N S E J A K AW A L
B E R L A K U N YA E R A J K N
N A M A A N G G O TA :
1. MAHARANI NUSARA ARDHI (J410160003)
2 . M E G A AY U W U L A N D A R I (J410160035)
3 . R I Z K Y L A R A S AT I (J410160036)
4 . B U N G A S H A FA N I R M A L A (J410160039)
5 . S U RYA W I L I S G E M I L A N G (J410160043)
6 . L A I L AT U L F I T R I ( J 4 1 0 1 6 0 0 4 4 )
7. BIMA ADI LAKSONO (J410161034)
A. MENGUNGKAP JKN DI INDONESIA
• Perkembangan asuransi kesehatan di indonesia berjalan sangat lambat dibandingkan
dengan perkembangan asuransi kesehatan dibeberapa negara tetangga ASEAN.
• Penyebab lambatnya pertumbuhan asuransi di indonesia, diantaranya
– deman (demand) dan pendapatan penduduk masih sangat rendah,
– kurangnya kemampuan pemerintah,
– budaya asuransi, yang belum baik, dan
– buruknya kualitas pelayanan kesehatan serta tidak adanya kepastian hukum di indonesia.
• Keadaan ekonomi penduduk indonesia sejak merdeka hingga 2004 masih mempunyai pendapatan
per kapita sekitar $ 1000 AS per tahun, tidak memungkinkan penduduk indonesia menyisihkan
dana untuk membeli asuransi kesehatan maupun jiwa.
• Rendahnya demand dan daya beli tersebut mengakibatkan tidak banyak perusahaan asuransi yang
menawarkan produk asuransi kesehatan.
• Fasilitas kesehatan sebagai aktor yang sangat penting untuk mendukung terlaksananya asuransi
kesehatan juga tidak berkembang secara baik dan distribusiya tidak merata.
ASURANSI SOSIAL DI INDONESIA
• Pemerintah indonesia sudah mulai memperkenalkan asuransi sejak tahun 1947.
• Namun, sampai tahun 1968, tidak ada perkembangan yang berarti dalam bidang asuransi
kesehatan di indonesia.
• Beberapa perusahaan besar dan pemerintah memberikan jaminan kesehatan secara tradisional
(selft-insured) dengan cara mengganti biaya kesehatan yang telah dikeluarkan oleh karyawan.
• Pada awalnya asuransi kesehatan pegawai negeri (askes) mewajibkan iuran sebesar 5% dari
upah, namun pada perkembangan selanjutnya, iuran diturunkan menjadi 2%, sementara
pemerintah memulai mengiur sebesar 0,5% dari gaji yang secara bertahap dinaikan menjadi 2%
untuk memulai UU SJSN, sehingga total iuran asuransi kesehatan bagi pegawai negeri menjadi
4% sampai 2013.
• Program asuransi pegawai negeri ini awalnya dikelolah oleh suatu badan di departemen
kesehatan yang dikenal dengan badan penyelenggara dana pemeliharaan kesehatan (BPDPK).
• Administratif keuangan departemen umumnya lambat dan birokratis sehingga tidak mendorong
manajemen yang abik dan memuaskan pemangku kepentingan (stakeholder).
• Oleh karena itu askes kemudian dikelola secara korporat dengan mengkonversi bpdpk menjadi
perusahaan umum (perum) yang dikenal dengan perum husada bakto (phb) di tahun 1984.
• Dibulan februari 1992, undang – undang jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) disetujui DPR
dan diundangkan. Undang – undang jamsostek ini mencakup empat program jaminan sosial,
yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK), jaminan kecelakaan kerja (JKK), jamninan hari tua
(JHT), dan jaminan kematian.
B. PERGULATAN PANJANG MENUJU
JKN
• Tim sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bersama DPR berhasil merampungkungkan UU SJSN
yang diundangkan dengan upacara khusus oleh presiden megawati pada tanggal 28 september
2004.
• Pada masa presiden susilo bambang yudhoyono memimpin kabinetnya, mulai tanggal 20 oktober
tahun 2004, menteri kesehatan siti fadillah supari mengasuransikan 36juta lebih penduduk
miskin melalui pt askes yang dimulai 1 januari 2005.
• Awalnya kabinet sby 1 hanya ingin menyediakan perawatan rs gratis dikelas iii, namun sebagian
besar rs adalah milik pemda, bukan milik kemenkes
• Perkenalan dirut PT askes, orie andari soetadji, dengan menteri siti fadillah menelurkan solusi
keinginan menyediakan perawatan gratis dikelas III RS melalui PT askes.
• Dalam uu sjsn, pt askes dinyatakan sah sebgai satu badan penyelenggara dan iuran untuk
penduduk miskin dan tidak mampu dibayari oleh pemerintah.
• Kedua konse bertemu, program tersebut kemudian di beri nama askeskin dan disebutkan
sebagai langkah awal pelaksanaan uu sjsn.
PERGULATAN BERLANJUT SAMPAI
2013
• Istilah jamkesda bermula dari penarikan prohram Askeskin oleh Kemenkes, setelah terjadi
selisih paham antara kemenkes dengan Dirut PT askes di tahun 2007.
• Mulai tahun 2008, Askeskin dikelolah oleh Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (P2JK)
Kementerian Kesehatan.
• Pada akhir tahun 2013, dewan Jaminan Kesehatan Sosial Nasional telah mengadakan lokakarya
ntuk peta jalan seluruh jamkesda bergabung dengan JKN paling lmabat sampai tahun 2016.
C. SISTEM JAMINAN SOSIAL (SJSN)

• Menurut undang – undang nomer 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional (SJSN)
menyebutkan pengertian sistem jaminan sosial adalah suatu tatacara penyelenggaraan program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. SJSN adalah program negara
yang bertujuan untuk memberi perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia.
Ada sembilan prinsip SJSN, yaitu :
• Prinsip Kegotong royongan
• Prinsip Nirlaba
• Prinsip Keterbukaan
• Prinsip Kehati – hatian
• Prinsip Akuntabilitas
• Prinsip Portabilitas
• Prinsip Kepersertaan Wajib
• Prinsip dana Amanat.
• Prinsip hasil pengelolahan dana jaminan sosial nasional
Ada 5 program jaminan sosial, yaitu:
1. Jaminan Kesehatan  menjamin agar peserta dan anggota keluarganya memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
2. Jaminan kecelakaan Kerja  menjamin agar perserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan
dan santunan uang tunai apabila mengalami kecelakaan kerja atau menderita sakit karena kerja.
3. Jaminan Hari Tua  menjamin peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun,
mengalami kecacatan total tetap atau meningggal dunia.
4. Jaminan pensiun  mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta mengalami
kehilangan atau berkurangnya penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami
kecacatan tetap total.
5. Jaminan kematian  memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta
yang meninggal dunia.
• Untuk menyelenggarakan SJSN di Indonesia dibentuk dua Organisasi, yaitu Dewan Jaminan
Sosial Nasional (DJSB) dan Badan penyelenggaran Jaminan sosial (BPJS).
• Dewan yang dibentuk dengan UU SJSN untuk perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi
penyelengaraan SJSN. DJSN bertanggung jawab kepada Presiden. Keanggotaan DJSN sebanyak
15 orang terdiridari empat unsur, yaitu :
– Pemerintah (5 orang)
– Organisasi pemberi kerja (2 orang)
– Organisasi Pekerja ( 2 orang)
– Toko/ahli yang memahami bidang jaminan kesehatan sosial (6 orang)
Undang - undang sosial nomer 24 tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu :
• BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan
• BPJS Ketenagakerhaan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
BPJS kesehatan mempunyai tujuh tugas utama, yaitu :
• Menerima pendaftaraan Peserta BPJS
• Memungut dan mengumpulan iuran JKN dari peserta, pemberi kerja dan pemerintah.
• Menerima bantuan iuran dari pemerintah
• Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta
• Mengumpulkan dan mengelola data peserta JKN
• Membayar manfaat, dan atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program
jaminan sosial.
• Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan
masyarakat
Manfaat JKN – BPJS
A. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup :
• Administrasipelayanan
• Pelayanan promotif dan preventif
• Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
• Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun no operatif
• Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
• Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
• Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama
• Rawat inap tingkat pertama
B. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup:
Rawat Jalan, meliputi:
• Adminsitrasi pelayanan
• Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesialis
• Tindakan medis psesialistik sesuai dengan indikasi medis
• Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
• Pelayanan alat kesehatan implant
• Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai indikasi medis
• Rehabilitasi medis, Pelayanan darah, Pelayanan kedokteran forensik
• Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
Kepersertaan JKN – BPJS
• Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan
penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.
• Bukan penerima Bantuan Iuran Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :
• Pegawai negeri sipil
• Anggota TNI, POLRI, Pejabat Negara, pegawai pemerintah dan non pemerintah
• Pegawai swata dan pekerjaan yang tidak termasuk dalam penjelasan non pbi namun menerima Upah.
• Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 bulan.
• Bukan pekerja dan Anggota keluarganya, terdiri dari;
• Investor, Pemberi kerja, veteran dam perintis kemerdekaan
• Penerima Pensiun
Anggota Keluarga yang ditanggung JKN – BPJS
• Penerima upah
• Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung, anak tiri/anak angkat).
Sebanyak banyaknya 5orang.
• Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah.
• Pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja : peserta dapat mengikut sertakan anggota
keluarga yang di inginkan (tidak terbatas)
• Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
• Peserta dapa mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti
saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga dan lain-lain
Denda keterlambatan pemabayaran Iuran peserta JKN BPJS
• Keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud, dikenakan
denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak dan
ditanggung pemberi kerja.
• Dalam hal keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan kesehatan disebabkan karena
kesalahan pemberi kerja, maka pemberi kerja wajib membayar pelayanan kesehatan pekerjanya
sebelum dilakukan pelunasan pembayaran iuran oleh pemberi
Prosedur Pendaftaran Peserta JKN BPJS
• Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran / PBI
• Pendafataran Bagi PesertaPekerja Penerima Upah / PPU
• Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah / PBPU dan Bukan
Pekerja, Dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja
b) Pendaftaran Bukan PekerjaMelalui Entitas Berbadan Hukum (Pensiunan
BUMN/BUMD)

Anda mungkin juga menyukai