Tajhiz secara etimologi berarti persiapan atau perlengkapan. Dalam
penggunaannya, tajhiz jenazah didefinisikan sebagai pelaksanaan pengurusan jenazah seorang muslim, mulai memandikan, mengkafankan, menshalatkan, sampai mengkuburkannya dengan tata cara tertentu yang diatur syariat Islam.
Adapun hukum pelaksanaannya bagi yang ditinggalkan
atau yang masih hidup adalah fardhu kifayah Allah SWT berfirman: QS. (3) Ali Imran 185 yang artinya “Tiap tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surge, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Nabi Muhammad memberikan ilustrasi kepada setiap Muslim, agar
melaksanakan hak muslim terhadap muslim lainnya , sebagaimana sabda-Nya: “Dari Abu Hurairah ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: Hak muslim terhadap muslim itu ada lima; menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengiring jenazah, mendatangi undangan, dan mendoakan orang bersin”. (HR Mutafaq’Alaih). Bimbingan Khusnul Khotimah’
Bimbingan secara bahasa adalah aktifitas pembelajaran atau cara
mengerjakan sesuatu, adapun husnul khotimah bermakna akhir yang bagus/baik.
Bimbingan khusnul khotimah kepada orang yang sedang dalam
keadaan naza’(sakaratul maut) . haruslah dilakukan karena beberapa pertimbangan berikut ini: Setiap mukmin pasti ingin mengakhiri hidupnya dalam keadaan khusnul khotimah Menyelamatkan keluarga dari azab neraka Husnul Khotimah dapat di ikhtiarkan Hal-hal yang dilakukan sesudah seseorang Meninggal
1. Ucapkanlah kalimat istijra
2. Segera lepaskan pakainnya 3. Pejamkan matanya 4. Ikat dagu dengan kepala menggunakan perban atau sapu tangan supaya mulut tidak terbuka 5. Tumpuk kedua belah tangan di atas perutnya 6. Tutuplah jenazah itu dengan kain bersih dan rapih 7. Hadapkan kearah kiblat 8. Doakanlah baginya 9. Dilunasi segera hutangnya, kalau ia berhutang 10.Segerakanlah pemeliharannya 11.Kabarkanlah kepada kerabat dan handai taulan serta teman-temannya kaum muslimin Persiapan mengkafani jenazah:
1. Disiapkan dahulu kain yang baik, bersih, dan putih.
2. Jenazah laki-laki 3 helai kain, masing-masing berukuran 135 cm x 240 cm.
3. Jenazah perempuan 5 (lima) helai kain,
masing-masing berbentuk: 1. Kain biasa (135 cm x 240 cm) 2. Jubah (135 cm x 340 cm) dilubangi pada arah kepala 3. Baju kurung (135 cm x 240 cm) dilubangi pada arah kepala 4. Sarung (135 cm x 140 cm) dan 5. Kerudung (100 cm x 100 cm) dibentuk segitiga Pelaksanaan Mengkafani Jenazah:
a. Kain digelar, untuk:
1) Jenazah laki-laki, 1 helai kain digelar ditengah, satu helai kain lagi digelar di atasnya agak bergeser ke kanan dan satu helai kain lagi digelar agak bergeser ke kiri 2) Jenazah perempuan: 1. Pertama, kain biasa digelar ditengah 2. Kedua, jubah digelar di tengah persis di atas kain lembar pertama dengan posisi lobang tepat berada di leher, 3. Ketiga, baju kurung digelar di atasnya lagi dengan posisi berada pada bagian atas badan dengan lobang persis di leher, 4. Keempat, sarung digelar di atasnya pada arah badan bagian bawah, 5. Kelima, kerudung digelar pada bagian kepala. b. Setelah kain digelar, jenazah diangkat dan diletakkan di atasnya, 1) Jenazah laki-laki, dilulut dahulu dengan minyak wangi, kemudian dililitkan kain yang paling atas bersamaan dengan itu diambil kain penutupnya, lalu dililitkan kain yang kedua dan ketiga. 2) Jenazah perempuan, dilulut dahulu dengan minyak wangi, kemudian diikat kerudungnya, dililitkan dengan urut kain sarung, baju kurung, mantel jaz dan kain biasanya. Menshalatkan Jenazah
Syarat shalat jenazah: Rukun shalat jenazah:
1. Syarat-syarat shalat secara 1. Niat (sengaja aku shalat jenazah umum juga menjadi syarat karena Allah Ta’ala) shalat jenazah, seperti menutup 2. Takbir 4 kali dengan takbiratul aurat, suci badan dan pakaian, ihram. menghadap kiblat dll. 3. Membaca Al Fatihah setelah 2. Dilakukan sesudah jenazah takbiratul ihram dimandikan dan dikafankan. 4. Membaca sholawat Nabi saw 3. Letakkan jenazah diarah kiblat setelah takbir kedua orang yang menshalatkan, 5. Mendoakan jenazah setelah kecuali kalau shalat itu takbir ketiga dilaksanakan diatas kubur atau 6. Takbir keempat doa kemudian shalat ghaib. salam. Bacaan Shalat Jenazah
1. NIAT 2. TAKBIR 4 KALI
2. Takbir kedua membaca shalawat Nabi
1. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca AlFatihah. 3. Takbir ketiga membaca doa
Apabila jenazahnya perempuan cukup
mengganti lafadz “hu” menjadi “ha“, seperti contoh berikut. diganti menjadi berikut.
jenazah adalah sebagai berikut: 2. Setelah dishalatkan, jenazah segera dibawa kepemakaman untuk 1. Saat jenazah akan diangkat menuju makam dari dimakamkan. rumah duka, sebaiknya ada kata pengantar untuk 3. Masuk kepemakaman membaca salam. mengucapkan terimakasih kepada para pelayat 4. Setelah liang lahat siap maka jenazah (orang yang dating bertakziah), dan memohon kemudian dimakamkan dengan maaf atas kesalahan mayit serta apabila ada membaca hutang piutang agar segera diselesaikan melalui 5. Penerima jenazah dimakam bukan ahli warisnya. orang yang setelah berkumpul dengan istrinya. terhadap jenazah tertentu tidak mendapatkan perlakuan sebagaimana dijelaskan diatas, yaitu: 6. Posisi jenazah dimiringkan dan dihadapkan qiblat, sebaiknnya agar 1. Mati sahid dalam peperangan tidak perlu tidak bergerak diganjal dengan dimandikan dan dikafani cukup dimakamkan gumpalan tanah. dengan pakaiannya dengan pakaianya yang 7. Tutuplah dengan papan atau bambu melekat. kemudian tutup dengan tanah. 2. Mati diatas perjalanan laut, tak perlu dibawa 8. Berilah nisan/batu diatas tanah kedarat untuk dimakamkan apabila untuk gundukan. mencapai daratan perlu waktu lama. 9. Setelah rapi doakan dengan ikhlas. 3. Mati saat ihram, maka kain kafannya cukup pakaian ihromnya dan tidak boleh diberi parfum sebagaimana jenazah biasa. TAZIAH Tujuan ta’ziah:
Mengurangi beban yang diterima
Mengurangi kesedihan yang dialami Bisa menerima musibah dengan sadar dan ikhlas bahwa itu semua adalah kehendak Allah (swt) Menyerahkan segala sesuatu kepada Allah (swt) Hal-hal yang harus diperhatikan Jangan menangisi jenazah dengan berlebihan Jangan menjelek-jelekkan jenazah. Jangan menambahi beban pada keluarga jenazah baik mental maupun materi. Memberikan sumbangan materi baik berupa uang atau lainnya. Dianjurkan kepada pelayat agar membuatkan makanan untuk keluarga jenazah. Dilarang meratapi jenazah, menampar pipi, merobek-robek pakaian, dan meratap-ratapan jahiliyah (tidak mengapa menangis), berkumpul di tempat keluarga sesudah dikubur, sehingga mereka membuatkan makan bagi pelayat. ZIARAH KUBUR 1.Berwudhu 2.Mengucapkan salam kepada ahli kubur 3.Berdo’a untuk almarhum dan berdzikir dengan posisi menghadap kiblat 4.Mengirim do’a 5.Tidak melakukan hal yang dilarang pada saat dikuburan Apakah a d a p e r t a n y a a n ?