Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Reading

The Intrauterine Device and


Intrauterine System

Liana Alviah Saputri, S.Ked 04054821618046


Rahmat Darmawantoro, S.Ked 04054821618070
Elzan Zulqad Maulana, S.Ked 04084821618215
Sisca, S.Ked 04084821719197
Nadya Aviodita, S.Ked 04084821719200
Lola Meristi, S.Ked 04084821719205
Judul
The Intrauterine Device and Intrauterine System
Pendahuluan
Intrauterine contraceptives (IUCs) adalah alat kontrasepsi
yang sudah banyak digunakan di seluruh dunia. Terdapat dua jenis
IUCs yaitu copper IUD/Cu-IUDs dan levonogestrel- releasing
intrauterine system (LNG-IUS). Terdapat 4 macam LARC (Long
Acting Reversible Contraception) menurut National Guidance of
UK yaitu IUD, IUS, injeksi, dan implant. LARC merupakan metode
yang unggul baik dalam efektivitas kerjanya maupun dalam segi
ekonomis. LARC memiliki tingkat kegagalan yang rendah, efek
samping minimal, tingkat kontinuitas tinggi, dan dapat digunakan
oleh wanita dari berbagai usia (mulai usia produktif) dan paritas.
Menurut WHO, IUCs merupakan alat kontrasepsi lini pertama yang
paling efektif untuk mencegah kehamilan pada wanita tanpa
kontraindikasi.
Terdapat dua jenis Cu-IUDs, yaitu ‘banded’ dan ‘unbanded’.
Pada Cu-IUDs banded didapati lilitan Cu pada batang dan lengan
dari IUD, sedangkan pada Cu-IUDs non-banded lilitan Cu hanya
terdapat pada batang IUD saja.
diskusi
Manifestasi Klinis, Kelebihan dan
Kekurangan dari IUD dan IUS
1. Syarat penggunaan intrauterine
contraception
IUD dan IUS tergolong aman dan efektif bagi
sebagian besar wanita, dengan beberapa kriteria
menurut UK Medical Eligibility Criteria, yaitu :
• Post partum
• Perempuan dengan tromboemoli

Kontraindikasi penggunaan pada keadaan:


• Wanita hamil
• Wanita dengan riwayat infeksi seperti PID, septic
abortion, cervicitis, dan puerperal sepsis
• Vaginal bleeding
• Wanita yang mengalami gestational trophoblastic
disease
• Abnormalitas dari uterus
2. Cara kerja dari IUD dan IUS
• Cu-IUD mengandung komponen Cu yang bersifat
toxic pada ovum dan sperma, dan menyebabkan
inflamasi pada endometrium sehingga tidak
memungkinkan untuk terjadinya implantasi.
• LNG-IUS mengandung progestin yaitu hormone
progesterone buatan. LNG-IUS bahkan sudah
bekerja kurang dari 1 bulan setelah insersi dengan
menyebabkan atropi pada endometrium sehingga
mencegah terjadinya implantasi dan mengurangi
perdarahan pada saat menstruasi, berkurangnya
penetrasi dari sperma pada mucus serviks baik
sperma maupun pathogen juga menjadi lebih sulit
untuk masuk dan naik ke uterus.
3. Efektivitas dan Durasi
Cu-IUD banded lebih efektif dibandingkan dengan
un-banded, karena Cu pada IUD tersebut jumlahnya
lebih banyak. Cu-IUD yang efektif adalah yang
memiliki pilinan Cu sepanjang 380 mm. Tingkat
kegagalan dari IUD adalah 1-2% sedangkan IUS <1%
selama 5 tahun pemakaian. Durasi pemakaian dari
IUDs banded (T-safe Cu 380A QL/ TT 380) dapat
digunakan selama 10 tahun, sedangkan LNG-IUS
durasi pemakaiannya adalah 5 tahun. Wanita pre-
menopause (Usia 45 tahun) yang dipasang IUS
dapat menggunakan LNG-IUS yang sama hingga
dikonfirmasi sudah mengalami menopause.
4. Efek Samping
• Menstrual bleeding dan rasa nyeri
• Efek samping hormonal
Pada efek samping hormonal tidak ada
perbedaan dalam hal jerawat, keluhan sakit
kepala, konsistensi payudara, mual, mood,
libido, atau pertambahan berat badan pada
perempuan yang menggunakan Cu-IUD maupun
LNG-IUS
5. Manfaat non-kontraseptif
• LNG-IUS efektif mengatasi nyeri haid pada
endometriosis fibroid, adenomyosis, dan
endometrial hiperplasia.
• Wanita yang menggunakan Cu-IUD, didapatkan
penurunan resiko kanker endometrium sebesar
45% dibandingkan dengan wanita yang tidak
pernah menggunakan Cu-IUD
6. Komplikasi
• Perforasi
• Ekspulsi
• Kehamilan Ektopik
7. Pemilihan IUC
Pertimbangan pemilihan IUCs berdasarkan pola
dari perdarahan menstruasi, durasi penggunaan,
dan segi ekonomis
Waktu yang aman untuk insersi IUC
Cu-IUDs dan LNG-IUS dapat dipasang kapan saja
ketika dipastikan bahwa wanita tersebut tidak
hamil. Cu-IUDs paling efektif dipasang 5 hari
setelah waktu ovulasi terakhir atau 5 hari setelah sex
tanpa pengaman. LNG-IUS efektif dipasang pada
hari ke-7 sejak menstruasi pertama. IUD dan IUS
dapat dipasang kapanpun setelah aborsi medis atau
kuret jika tidak dicurigai adanya kehamilan.
8. Cara Memfasilitasi IUCs Insersi
Yang Aman
• Asisten dan saksi
• Mengurangi nyeri
Sekitar 50% dari wanita yang dipasang IUCs
merasakan berbagai tingkat nyeri. Rasa nyeri lebih
nyata pada wanita nulipara dan lebih ringan pada
wanita yang sudah pernah melahirkan pervaginam
dalam kurun waktu 6 bulan sebelum insersi.
Lidocaine gel dapat digunakan secara topikal untuk
mengurangi nyeri, efektif dioleskan 5-10 menit
sebelum dilakukan insersi. Analgesik oral juga dapat
digunakan sebagai pengurang nyeri tambahan
9. Tatalaksana emergensi selama
insersi intrauterine
• Collapse adalah kejadian yang jarang, dapat disebabkan respon
anafilaktik terhadap obat, sarung tangan lateks, dll keadaan ini
membutuhkan suntikan adrenalin intramuskular. Wanita
dengan epilepsi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan status
epileptikus. Wanita dengan masalah jantung dapat mengalami
cardiac arrest. Yang paling sering adalah vaso-vagal syncope.
Pasien yang mengalami vaso-vagal syncope, biasa merasakan
sakit, menjadi pucat, berkunang-kunang, atau mual, menjadi
bradikardi dan hipotensi. Tindakan yang harus dilakukan untuk
mengatasi kondisi ini adalah membaringkan pasien pada bidang
datar, letakkan kepala dengan posisi yang lebih rendah, letakkan
kaki dalam posisi yang lebih tinggi, memonitor heart rate,
tekanan darah, dan tingkat kesadaran. Apabila sakit masih
berlanjut dapat dilakukan pengeluaran (removal) dari IUCs yang
telah diinsersi.
• Removal IUCs, sebelum pelepasan IUCs, dianjurkan untuk
melakukan kontrasepsi jenis lain 7 hari sebelum pelepasan IUCs.
10. Menejemen penanganan problem
dari pemasangan IUCs
• Perforasi
Perforasi biasa terjadi pada saat insersi IUCs. Riwayat
SC juga merupakan faktor resiko terjadinya perforasi.
Perforasi dapat dideteksi dari tanda-tanda IUCs yang
diinsersi posisinya lebih dalam daripada seharusnya,
dan fundus uterus tidak teraba. Prosedur harus
dihentikan, dan tekanan darah, HR, tekanan darah, dan
tingkat ketidaknyamanan harus dimonitor. Posisi dari
IUCs harus diketahui dengan USG, atau plain abdominal
X-ray agar dapat ditemukan dan segera dikeluarkan.
Setelah perforasi uterus, diberikan jarak waktu 6 minggu
untuk penyembuhan sebelum dilakukan insersi kembali.
• Benang yang hilang
Jika benang IUCs tidak terlihat pada inspeksi
spekulum, maka posisi dari IUCs harus segera
ditemukan baik dengan USG, apabila masih belum
ditemukan dapat digunakan plain abdominal X-ray.
Jika ditemukan diposisi yang benar makan IUD
dapat dibirkan di posisinya, jika tidak dapat
ditemukan dan terjadi perforasi pada abdomen atau
pelvis maka perlu dilakukan pengeluaran dengan
laparoskopi. Jika IUD berada di kanalis servikalis
maka harus dipindahkan ke posisi yang benar.
• Perdarahan Abnormal
Perdarahan abnormal dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Biasa banyak terjadi pada perempuan dengan usia
dibawah 25 tahun atau yang sering berganti pasangan
seksual. kehamilan dan faktor patologis perlu
dipertimbangkan. Perlu dilakukan pemeriksaan pelvis dan
spekulum jika keluhan tidak mengalami perbaikan setelah 6
bulan.
Jika perdarahan abnormal terjadi pada wanita usia
antara 40-45 tahun, diperlukan biopsi endometrial dan ultra-
sound scan. Jika perdarahan bukan disebabkan oleh
keganasan atau keadaan patologis lainnya, dapat digunakan
NSAID atau fibrinolitik untuk meringankan gejala. Jika
perdarahan terjadi saat penggunaan Cu-IUDs, maka IUCs
dapat diganti dengan LNG- IUS agar perdarahan berkurang.
•Kehamilan

• Kehamilan
Jika ibu dengan IUCs di dalam rahim mengalami kehamilan,
maka ada 2 pilihan yaitu dengan terminasi kehamilan atau
melanjutkan kehamilan dengan IUD tetap terpasang. jika
diputuskan untuk aborsi maka IUCs dapat dikeluarkan pada
saat terminasi kehamilan. Jika ibu tersebut memutuskan
untuk mempertahankan kehamilan, maka harus
diberitahukan resiko yang mungkin terjadi yaitu keguguran
(saat pengeluaran IUD, ataupun jika IUD tidak dikeluarkan),
kelahiran preterm, ataupun sepsis karena membiarkan IUCs
terap berada di dalam uterus. Jika posisi IUD dapat dengan
mudah ditemukan dan terlihat jelas dari canalis cervicalis
maka IUCs dapat dikeluarkan dengan hati-hati maksimal
hingga usia kehamilan 12 minggu.
• Suspek Infeksi Pelvis
Wanita yang menggunakan IUCs apabila
menunjukkan tanda dan gejala dari infeksi
pelvis, maka harus diberikan antibiotik
spektrum luas dan metronidazole sembari
menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Jika
keadaan pasien tidak kunjung membaik 72 jam
setelah terapi, maka IUCs dapat dikeluarkan.
• Adanya actinomyces-like-organisms (ALOs)
Actinomycess israelii adalah bakteri komensal pada
genitalia perempuan. Wanita yang mrnggunakan
IUCs dengan ALOs contohnya pada pemeriksaan
Pap smear, perlu ditanyakan tanda dan gejala dari
pelvic actinomyces. Apabila positif perempuan akan
merasakan nyeri pelvis, perdarahan intermenstrual,
ataupun discharge vagina. Jika hal itu terjadi, maka
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium,
antibiotik dosis tinggi, kultur bakteri, ataupun
pelepasan IUCs.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai