Anda di halaman 1dari 16

ATLS: CHAPTER 13

TRANSFER TO
DEFINITIVE CARE
Disusun Oleh :
Yovi Sofiah
1102013314
Pembimbing :
dr. Febriyanto, Sp.B(K)Onk.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
Pendahuluan

 Dokter  mampu menilai pasien trauma,


stabilisasi dan persiapkan untuk terapi
definitif.
 Terapi tidak dapat diberikan di RS tersebut 
Rujuk
 Tingkat PGD tergantung cedera pasien
 Manajemen trauma  jangan membuat
cedera lebih lanjut “do no further harm”
 Usahakan meningkatnya perbaikan pasien
Saat Rujukan
 Pengenalan pasien yang butuh perhatian  kesadaran,
TTV, jenis perlukaan tertentu, dan mekanisme cedera
 Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat ingin
merujuk, meliputi:
 Jarak rumah sakit yang akan dirujuk
 Keberadaan tenaga terampil yang akan
mendampingi pasien
 Intervensi yang perlu dilakukan
 Pasien dalam keadaan optimal sebelum dirujuk
 Yang mutlak harus diketahui adalah kemampuan
petugas serta kemampuan RS
Kriteria Rujukan Antar Rumah Sakit
Bila Keadaan RS tidak Mencukupi Kebutuhan Pasien
Slide Title
Keadaan Klinis
Susunan syaraf Pusat Trauma kapitis, luka tembus atau fraktur impresi, luka terbuka dengan atau tanpa kebocoran LCS, GCS<14 atau
penurunan GCS, tanda lateralisasi, trauma medulla spinalis atau fraktur vertebre yang berat

Toraks Product
Mediastinum yang Amelebar atau curiga cedera pembuluh darah besar,Product B dada berat atau kontusio
cedera dinding
paru, cedera jantung, pasien yang membutuhkan ventilasi untuk waktu lama

Pelvis/Abdomen
• Kerusakan
Feature 1 • Feature 1
pelvic ring yang tidak stabil, atau dengan syok dan tanda perdarahan lanjut, fraktur pelvis terbuka,

• fraktur terbuka yang berat


Feature 2 • Feature 2
Ekstremitas Traumatik amputasi yang mungkin masih dapat dilakukan reimplantasi, fraktur intraartikular yang rumit, crush
• injury
Feature 3
yang berat, iskemia
• Feature 3
Cedera multi sistem Trauma kapitis disertai trauma wajah, toraks, abdomen atau pelvis, cedera pada lebih dari 2 regio tubuh, luka
bakar berat atau disertai cedera lain, fraktur tulang panjang proksimal pada lebih dari 1 tulang

Faktor ko-morbid Umur >55 tahun, anak-anak, penyakit jantung atau pernafasan, insulin dependens diabetes mellitus, kehamilan,
imunosupresi

Penurunan keadaan lebih Diperlukan ventilasi mekanik, sepsis, kegagalan organ tunggal atau multipel (penurunan keadaan ssp, jantung,
lanjut (late sequel) pernafasan, hepar, ginjal, atau sistem koagulasi), nekrosis jaringan yang luas
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Rujukan

Pasien trauma tumpul abdomen 


rupture hepar/lien  hemodinamik
stabil  kelola konservatif  gagal 
memerlukan operasi

Pengelolaan pasien yang gelisah dan


tidak kooperatif  sangat sulit dan
berbahaya  pertahankan pasien posisi
terlentang, kaki dan tangan terikat
Cara Rujukan:
Dokter Yang Merujuk
Kemana akan merujuk?
 Komunikasi dengan dokter penerima rujukan
 Dokter yang mengirim memiliki tanggung jawab,
meliputi:
 Memulai rujukan
 Pemilihan cara transportasi
 Tingkat perawatan sepanjang perjalanan
 Pasien dalam keadaan stabil saat akan berangkat
 Mempersiapkan persetujuan untuk rujukan
Dokter Penerima Rujukan

 Meyakini bahwa rumah sakit nya mampu dan bersedia menerima


pasien rujukan
 Ikut membantu dokter yang merujuk memilih cara transportasi,
cara perawatan di perjalanan
 Apabila menolak  membantu mencari alternatif rujukan
 Kemampuan petugas ambulans tidak mencukupi  ada perawat /
dokter yang mendampingi
 Dokumentasi berupa hasil monitoring dan pelayanan selama
transportasi
Transportasi
Bagaimana merujuk pasien?
 Memilih cara transportasi  prinsip “do no
further harm”
 Pasien dalam keadaan stabil
 Tenaga yang mendampingi cukup terlatih
 Perhitungkan kemungkinan yang terjadi
selama transportasi
Protokol Rujukan
Informasi Untuk Petugas
Dokter Yang Merujuk Yang Akan Mendampingi

Komunikasi antara dokter yang akan 1. Pengelolaan jalan napas pasien


merujuk dengan penerima rujukan, 2. Cairan yang telah/akan diberikan
memberikan informasi mengenai : 3. Prosedur khusus yang mungkin
1. Identitas pasien diperlukan
2. Anamnesis singkat kejadian 4. Revised Trauma Score, prosedur
3. Penemuan awal pada pemeriksaan resusitasi, dan perubahan-perubahan
pasien yang mungkin akan terjadi selama
dalam perjalanan
Pengobatan Sebelum Merujuk
AIRWAY BREATHING
a. Pasang airway atau a. RR
intubasi b. Berikan oksigen
b. Suction c. Ventilasi mekanik bila
c. Pasang NGT perlu
mencegah aspirasi d. Chest tube bila perlu
SUSUNAN SARAF PUSAT PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Foto rontgen servical, toraks, pelvis


a. Pasien tidak sadar  bantuan ekstremitas
nafas b. Pemeriksaan lanjutan  CT Scan
b. Manitol atau diuretic bila perlu c. Pemeriksaan Hb, Ht, golongan darah
c. Imobilisasi kepala, leher, toraks, dan cross match, analisis gas darah, tes
dan/atau vertebra lumbalis kehamilan pada semua wanita subur
d. EKG dan saturasi oksigen darah
LUKA
FRAKTUR

Tindakan ini tidak boleh memperlambat


rujukan
a. Setelah kontrol perdarahan, Bidai dan
bersihkan dan perban luka Traksi
b. Berikan profilaksis tetanus
c. Antibiotik bila perlu
Pengelolaan Selama Transport
 Monitoring TTV dan saturasi oksigen darah
 Bantuan kardio-respirasi bila perlu
 Pemberian darah bila diperlukan
 Pemberian obat sesuai instruksi dokter atau
sesuai prosedur tetap
 Menjaga komunikasi dengan dokter selama
transportasi
 Melakukan dokumentasi selama transportasi
Transfer Data
 Data identitas pasien
 Data anamnesis mengenai cedera pasien
 Formulir rujukan
 Data mengenai TTV, fungsi SSP, keluaran urin baik
selama resusitasi maupun selama transportasi

Anda mungkin juga menyukai