Anda di halaman 1dari 21

ANALISA GAS DARAH

Dr. Zuhrinah Ridwan, MKes, SpPK


PENGERTIAN
• Analisa gas darah merupakan pemeriksaan
yang mengukur derajat keasaman (pH) dan
jumlah oksigen (O2) serta karbondioksida
(CO2) dalam darah.
• Analisa gas darah mampu menilai fungsi paru-
paru dan mendeteksi ketidakseimbangan
asam basa yang bisa mengindikasikan
gangguan pernafasan, metabolisme, atau
ginjal.
• Analisa gas darah direkomendasikan bila
terjadi gejala pernafasan seperti kesulitan
bernafas, sesak nafas, atau nafas cepat pada
pasien penyakit paru-paru, kecurigaan adanya
ketidakseimbangan asam basa secara berkala
menyebabkan kekurangan oksigen akut atau
kronis, dan sedang mendapatkan terapi
oksigen selama operasi tertentu untuk
memantau tingkat O2 dan CO2 dalam darah.
FUNGSI
• Mengevaluasi fungsi paru-paru dengan
mengukur pH darah, oksigen (O2), dan
karbondioksida (CO2) memantau pengobatan
penyakit paru-paru, mendeteksi
ketidakseimbangan asam basa dalam darah
yang dapat menunjukkan gangguan
pernafasan, metabolisme, atau ginjal;
mengevaluasi efektivitas terapi oksigen.
Indikasi pemeriksaan
• Pemeriksaan AGD akan memberikan hasil
pengukuran yang tepat dari kadar oksigen dan
karbon dioksida dalam tubuh.
• AGD biasanya diambil dari arteri radialis, arteri
brakhialis dan arteri femoralis
Indikasinya antara lain :
 obstruksi paru kronik
 udema pulmonum
 ARDS
 Infark miokard
 pneumonia
 syok
 Post pembedahan coronary arteri bypass
 Resusitasi cardiac arrest
 Pasien dengan perubahan status respiratori
 Anestesi yang terlalu lama
Nilai Normal Analisa Gas Darah
• pH darah arteri, menunjukkan jumlah ion hidrogen
dalam darah. pH kurang dari 7,0 disebut asam, dan
lebih besar pH dari 7,0 disebut basa, atau alkali.
• Bikarbonat adalah bahan kimia yang membantu
mencegah pH darah menjadi terlalu asam atau
terlalu basa.
• Tekanan parsial oksigen : ukuran tekanan oksigen
terlarut dalam darah. Hal ini menentukan seberapa baik
oksigen bisa mengalir dari paru-paru ke dalam darah.
• Tekanan parsial karbon dioksida : ukuran tekanan
karbon dioksida terlarut dalam darah. Hal ini
menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
mengalir keluar dari tubuh.
• Saturasi oksigen : ukuran dari jumlah oksigen yang
dibawa oleh hemoglobin dalam sel darah merah.
Nilai Normal AGD
• pH darah normal (arteri): 7,38-7,42
• Bikarbonat (HCO3): 22-28 miliekuivalen per liter
• Tekanan parsial oksigen: 75 sampai 100 mm Hg
• Tekanan parsial karbon dioksida (pCO2): 38-42 mm
Hg
• Saturasi oksigen: 94 sampai 100 persen.
Prosedur Pengambilan AGD
Tes Allen
• Tangan dikepal ke arah ibu jari, arteri radialis dan
ulnaris ditekan.
• Tangan kemudian dibuka (tetapi tidak ekstensi
maksimal) telapak tangan dan jari – jari
• Tekanan pada arteri ulnaris dilepaskan
Darah arteri diambil
sebanyak 3 ml pada spoit
yang sebelumnya telah
diberikan heparin 0,2 ml.
Sampel darah yang telah
diambil harus terbebas dari
gelembung udara dan
dianalisa secepatnya. Hal ini
disebabkan komponen seluler
pada sampel masih aktif
bermetabolisme, sehingga
akan mempengaruhi tekanan
gas
INTERPRETASI HASIL ANALISA GAS DARAH

Untuk memahami gangguan-gangguan asam basa


perlu mengetahui komponen yang diukur dalam
analisa gas darah, antara lain :
• pH : menggambarkan keseimbangan asam basa
dan dipakai untuk menilai status H+ dalam darah
• PaCO2 : menggambarkan kadar CO2 dan dipakai
untuk menilai status ventilatorik
• PaO2 : menggambarkan tekanan O2 dalam darah
arteri dan dipakai untuk menilai status oksigenasi
• HCO3¯ : mencerminkan bikarbonat dan digunakan
untuk menilai aspek metabolik dari keseimbangan
asam basa.bikarbonat adalah buffer penting dalam
darah
• BE : mencerminkan lebih atau kurangnya basa
dalam darah dipakai untuk menilai aspek metabolik
dari keseimbangan asam basa
• SO2 : menggambarkan tingkat saturasi Hb oleh O2
dan dipakai untuk menilai oksigenasi arterial
Nilai normal gas darah dapat dilihat pada tabel berikut :
Asidosis respiratorik
• pH darah < 7,35 dan PaCO2 > 45 mmHg
• Keadaan – keadaan hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik :
 Depresi SSP misalnya karena trauma kepala
 Depresi SSP karena obat- obatan
 Kerusakan otot – otot pernapasan
 Kelainan paru
 Emboli pulmonar masif
Alkalosis respiratorik
• pH > 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg
• Keadaan hiperventilasi yang menyebabkan
alkalosis respiratorik :
 respon fisiologis
 nyeri
 metabolisme tubuh yang meningkat
 obat – obatan seperti respiratory stimulants
 lesi pada SSP
Asidosis metabolik
• pH < 7,35 & kadar bikarbonat < 22 mEq/L
• Keadaan – keadaan yang menyebabkan
asidosis metabolik :
 kegagalan ginjal
 ketoasidosis diabetik
 metabolisme anaerob
 starvation
 intoksikasi salisilat
Anion gap
• Kondisi asidosis dapat diketahui dengan
melakukan perhitungan anion gap melalui
rumus :
(Na+ + K+) – (HCO3¯) + Cl¯ )
• Anion gap normal berkisar antara 12 – 18
mmol
Base Excess
• Menggambarkan jumlah asam atau basa kuat
yang harus ditambahkan untuk membuat
darah memiliki pH normal pada kondisi PCO2
40 mmHg dengan Hb 5,5 gr/dl & suhu 37 °C
• BE : - 2 sampai + 2 mmol/l
Alkalosis metabolik
• HCO3 > 26 mEq/l & pH > 7,45
• Penyebab yang paling sering adalah iatrogenik
akibat pemberian diuretik terutama
furosemide, hipokalemia atau hipovolemia
kronik, kehilangan asam melalui traktus
gastrointestinal
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai