Anda di halaman 1dari 15

Neurologi

Wilda Atusnah
PSIK A 2017

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Maningitis
Radang pada meningen yaitu membran yang
mengelilingi otak dan mendu spinalis yang disebabkan
oleh virus , bakteri atau jamur ( smeltzer , bare . 2010 ).
klasifikasi

Meningitis Meningitis Meningitis


aseptik sepsis tuberkulosa
Cara penularan

Cara penularan nya melalui kontak langsung seperti droplet dan


sekret hidung dan tenggorokan yang membawa kuman atau
infeksi dari orang lain.
patofisiologi
Meningitis dimlai sebagi infeksi orofaring dan diikuti septikimia yang
menyebar ke meningen otak dan daerah medla spinalis bagian
atass. Faktor predopsisi mencakup infeksi jalan napas bagian atas,
otitis media, mastoditis , anemia sel sabit dan hemoglobinopatis.
Prosedur bedah syaraf baru , trauma kepala dan immunologis.
Yang masuk mealui nasofaring posterior , telingan bagian tengah,
dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena – vena
meningen.

Organisme masuk ke dalam aliran darah menyebabkan


peradangan didalam meningen dan di bawach daerah korteks ,
yang dapat menyebabkan trombusdan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme
akibat akesudat meningen , vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat
perulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.
Radang juga menyebar ke diding mrmbran ventrikel serebral.
Manifestasi Klinis

Sakit kepala dan demam

Perubahan pada tingkat kesadaran

Ragiditas nukal ( kaku leher )

Tanda kerning positif

Tanda brudzinskin

Kejang dan peningkatan tik

Ruam

Infeksi fulminating
Manifestasi Klinis
1. Ditandai dengan cairan serebrospinal
yang jernih dan tidak terlalu sakit /
berat.
2. Pembesaran kelenjar paratiroid
sebelum invasi kuman ke susunan
saraf pusat
3. Sakit kepala ,
4. Sakit tenggorokan
5. Nyeri otot
6. Muntah Virus
7. Ruam tidak gatal di daerah wajah,
leher , dada, badan dan ekstremitas.

1. Pada neonatus secara akut dengan gejala


panas tinggi bakteri
2. Mual
3. Muntah
4. Kejang
5. Nafsu makan berkurang
6. Dehidrasi
7. Konstipasi
8. Fontanella mencembung
9. Nyeri otot
10. malase
Maningitis Tuberkulosa

Stadium 1 atau stadium


prodormal

Stadium 2 atau stadium


transisi

Stadium 3 atau stadium


terminal
penatalaksanaan
Antibiotik ( penisilin , ampisislin, khloramfenikol atau satu
jenis sefalosprins.
Jika terjadi syok atau dehidrasi bisa diberikan cairan
diazepam atau fenitoin

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
pencegahan

Faktor pasangan
Faktor jumlah anak yang hidup
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


fungsi lumbal darah radiologis
Diagnosa keperawatan
No Data Diagnosa

1 DO : nyeri kronis B.D kerusakan sistem saraf


- Adanya iritasi pada lapisan otak
DS :
- Pasien meringis
- Pasien mengeluh sulit tidur

2 DO : Hipertermi B.d proses penyakit


- Kejang
- Suhu tubuh lebih dari 37,8 0C
DS :
- Pasien mengeluh panas badan nya

3 DO : - dispneu Pola Nafas Tidak efektif B.D Gangguan


DS : neurologis
- Pasien mengelh sesak nafas
- Tanda vital menurun

4 DS : Risiko Defisist Nutrisi B.D faktor psikologis


- Nafsu makan berkurang
5 DO : Risiko Ketidak seimbangan cairan elektrolot
- Muntah
Intervensi
No Diagnosa SIKI SLKI
1 nyeri kronis B.D kerusakan sistem saraf Manajemen Nyeri kontrol nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik , frekuensi dan - Melaporkan nyeri terkontrol
kualitas - Kemampuan mengenali onset nyeri
- Identifikasi skala nyeri - Kemampuan mengenal penyebab
- Identifiksai faktor yang memperberat nyeri nyeri
- Berikan tekhnik non farmakologis untuk - Kemampuan menggunakan tekhnik
mengurangi nyeri no farmakologis
- Kontrol lingkungan yang emperberat rasa nyeri - Penggunaan analgesik
- Kolaborai pemberina analgetik
Terapi Relaksasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi
- Identifikasi tekhnik relaksasi yang efektif
- Monitor respons terhadap terapi
- Ciptakan lngkungan yang tenag dan tanpa
gangguan dengan pencahyaan dan suhu nyaman
- Gunakan nada suara yang lembut
Intervensi
2 Hipertermi B.d proses penyakit Manajemun Hipertermi termoregulasi
- Monitor suhu tubuh - Tidak menggigil dan kejang
- Monitor komplikasi akibat hipertermia - Suhu tubuh normal
- Anjurkan tirah baring - Suhu kulit nirmal
- Longgarkan atau buka pakaian - Tekanan darah normal
- Kolaborasi pemberian cairan intavena kalau perlu - Pngisian kapiler normal

3 Pola Nafas Tidak efektif B.D Gangguan manajmen jalan nafas pola nafas
neurologis - Monitor pola napas - Penggunaan otot bantu
- Posisikan semi fowler atau fowler - Pemanjangan fase ekspirasi
- Lakukan fisioterapi dada bila perlu - Frekuensi nafas normal
- Berikan minuman hangat
- Berikan oksigen

4 Risiko Ketidak seimbangan cairan elektrolit B.D pemantauan elektrolit keseimbangan elektrolit
muntah - Identifikasi kemungkinan penyebab - Serum natrium normal
- Monitor mual, muntah dan diare - Serum kalium normal
- Monitor kehilangan cairan - Serum fosfor, kalium , magnesium
normal

5 Risiko Defisist Nutrisi B.D faktor psikologis manajemen nutrisi: status nutrisi
- Identifikasi status nutrisi - Berat badan dan imt normal
- Identifikasi makanan yang disukai - Porsi makan yang dihabiiskan
- Monitor asupan makanan - Nafsu makan
- Sajikan makanan secara menarik - Frekuensi makan
- Berikan makanan ang tinggi serat
Thank You

Anda mungkin juga menyukai