08
ME 1 C
TIMAH
TIMah
Sifat Nilai
Keadaan benda Padat
Titik lebur 505,08 K (449,47oF)
Titik didih 2875 K (4716oF)
Densitas 7,365 g/cm3 (Sn putih)
5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh
dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau
tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan
kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan
kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral
sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-
besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral
kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini
biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti
perak.
Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi
dimana timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75
ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan
dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak
berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di
dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral
seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil
Ekstraksi Timah
Tahap Konsentrasi
Tahap konsentrasi bijih timah merupakan operasi
peningkatan kadar timah dengan menggunakan peralatan
seperti Jig Concentrator, palong dan meja goyang. Bijih
timah yang diolah memiliki kadar awal sekitar 30-65% Sn.
Setelah melalui operasi pemisahan, kadar timah minimum
yang harus tercapai supaya dapat dipergunakan sebagai
umpan peleburan tahap pertama adalah sebesar 70% Sn
Tahap Smelting
Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih timah
pada temparatur tinggi menjadi logam timah. Prinsip reduksi adalah
melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral kasiterit. Reduktor yang
digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO. Reaksi yang terjadi selama
proses smelting adalah
SnO2 + CO SnO + CO2
SnO + CO Sn + CO2
Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan. Peleburan tahap pertama
adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan timah kasar
atau crude tin dan terak I (slag). Kadar timah dalam terak I ini adalah
sekitar 20 persen.
Terak I kemudian dilebur kembali di peleburan tahap kedua. Peleburan
pada tahap dua ini menghasilkan senyawa Fe-Sn yang disebut
hardhead dan terak II dengan kadar Sn kurang daripada satu persen
Tahap Refining
Crude tin dari proses peleburan tahap satu kemudian dibawa ke proses
selanjutnya yaitu proses pemurnian. Kandungan timah dalam crude tin
adalah Sn >90% dan sisanya adalah pengotor seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu,
dan Sb.
Pemurnian timah dari pengotornya dapat dilakukan dengan kettle
refining, eutectic refining, serta electrolytic refining. Pemilihan teknologi
untuk proses pemurnian adalah berdasarkan tingkat kemurnian logam
timah yang diinginkan. Setelah melewati tahap refining ini, kemurnian
logam timah dapat mencapai 99,93 persen
Penggunaan Timah