BAB VI :
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI,
PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA
KELOMPOK 3 :
Kehidupan pribadi seseorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki
ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif
dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal kehidupannya, seorang individu berupaya untuk mampu
mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan
serta tugasnya sehari-hari. Untuk itu diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai
rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan pribadinya.
Seseorang individu, tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan tugas keluarga
yaitu sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi
anak. Dengan demikian, faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan
keluarga beserta berbagai aspeknya. Perkembangan anak yang menyangkut perkembangan psikofisis
dipengaruhi oleh: status sosial ekonomi, filsafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti
kedisiplinan, kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban menjalankan ajaran
agama. Perkembangan kehidupan seseorang ditentukan pula oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku .
Kehidupan merupakan rangkaian yang berkesinambungan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Keadaan kehidupan sekarang dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya, dan
keadaan yang akan datang banyak ditentukan oleh keadaan kehidupan saat ini.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika sejak awal perkembangan kehidupan pribadi
terbentuk secara terpadu dan harmonis, maka diharapkan tingkah laku itu akan baik. Kehidupan
pribadi yang mantap memungkinkan seorang anak akan berperilaku mantap, yaitu: mampu
menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara
matang, tertib, disiplin, dan penuh tanggungjawab.
Untuk menghadapi remaja yang mengalami masalah atau kesulitan dalam memilih
karier. Shertzer (Alexander,dkk.,1980) menyarankan hal-hal berikut :
• Pelajari dirimu sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan, dan ciri-
ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan karier.
• Di bidang apa kamu merasa paling sreg (confortable).
• Tulislah rencana dan cita-citamu secara formal.
• Biasakan dirimu dengan tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati.
• Tinjau dan bicarakan lagi rencana kariermu itu dengan orang lain.
• Jika ternyata pilihan kariermu tidak cocok, hentikan.
Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga
1. Pengertian Kehidupan Berkeluarga
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup,
perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis
dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Remaja laki-laki
berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan atletik (bidang olah raga)
yang baik, sebab kedua hal itu merupakan gejala yang “dinilai” sebagai pertanda
unggul dan menunjukkan kehebatan di antara sesama laki-laki. Sebaliknya bagi
remaja wanita berupaya untuk menjadi “seorang wanita" yang baik. Upaya menjadi
wanita yang baik itu diartikan sebagai “ wanita yang dikenal baik” di mata laki-laki,
maka seorang gadis perlu berperilaku “baik” sebagaimana “diharapkan oleh laki-
laki”.
2. Timbulnya Cinta dan Jatuh Cinta
Alasan atau faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta
bermacam-macam, antara lain adalah faktor kepribadian, faktor tisik, faktor budaya,
latar belakang keluarga, dan faktor kemampuan. Seperti pertimbangan yang
digunakan oleh orang Jawa, dalam pemilihan pasangan hidup dilihat dari tiga segi
yaitu: “bibit” atau faktor keturunan,“bebet" atau faktor status sosial, dan "bobot”
atau faktor ekonomi.
Teori yang mendiskusikan adanya sedikit perbedaan pandangan tentang tahap-tahap yang ada
dalam perkembangan keakraban hubungan antar remaja (Levinger, 1980). Dari diskusi dapat
diidentiflkasi perubahan-perubahan perilaku remaja dalam melakukan pergaulan dengan lawan jenis.
Perubahan perilaku itu telah dikemukakan secara ringkas oleh Burgess dan Huston sebagai berikut:
• Mereka terbuka satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik
menunjukkan keakraban.
• Mereka menjadi lebih terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka.
• Mereka mengembangkan sistem komunikasi mereka sendiri, dan komunikasi itu meningkat lebih
efisien.
• Mereka menyinkronkan tujuan dan perilakunya, dan mengembangkan pola interaksi yang
cenderung tetap.
• Mereka sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa interes mereka masing-masing merupakan
ikatan yang tak dapat dipisahkan demi kebaikan hubungan mereka.
• Mereka meningkatkan perasaan saling menyenangi, mempercayai, dan mencintai demi
kepentingan bersama.
• Mereka semakin akrab satu sama lain sebagai sejoli dan bukan sebagai individu.
3. Masyarakat dan Perkawinan
Pemilihan pasangan hidup yang berakhir dengan perkawinan, berarti merupakan pertanda
terbentuknya inti kekeluargaan atau perluasan dan kelanjutan tentang pemekaran keluarga.
Perkawinan antara laki-laki dan perempuan tidak begitu saja dapat terjadi. Kenyataannya setiap
masyarakat didunia memiliki norma berkenaan dengan masalah perkawinan. Berati bahwa
perkawinan bukan saja masalah yang didorong oleh faktor biologis, melainkan diatur oleh
berbagai aturan atau norma yang berlaku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dalam masalah perkawinan, setiap masyarakat di dunia memiliki hukum dan aturan adat yang
menjadi pedoman bagi setiap anggota masyarakat dalam menetapkan pasangan hidupnya.
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran
tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.
a. Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan
pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua
remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat
berbeda-beda.
b. Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan,
sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita
kehidupannya antara lain adalah:
• Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis
pendidikan dan jenis peketjaan sesuai dengan kemampuannya.
• Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi kepada
kondisi (tuntutan) lingkungan.
• Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum
muatan lokal
d. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma ' kehidupan sosial
kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis
melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan