Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB VI :
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI,
PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA

KELOMPOK 3 :

1. MEILIYANA SARI (332018008)


2. AYU OKTARIZA IRAWAN (332018009)
3. MILSA TALEGA (332015040)
Pengertian Kehidupan Pribadi dan Karakteristiknya

Kehidupan pribadi seseorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki
ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif
dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal kehidupannya, seorang individu berupaya untuk mampu
mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan
serta tugasnya sehari-hari. Untuk itu diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai
rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan pribadinya.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi

Seseorang individu, tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan tugas keluarga
yaitu sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi
anak. Dengan demikian, faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan
keluarga beserta berbagai aspeknya. Perkembangan anak yang menyangkut perkembangan psikofisis
dipengaruhi oleh: status sosial ekonomi, filsafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti
kedisiplinan, kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban menjalankan ajaran
agama. Perkembangan kehidupan seseorang ditentukan pula oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku .
Kehidupan merupakan rangkaian yang berkesinambungan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Keadaan kehidupan sekarang dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya, dan
keadaan yang akan datang banyak ditentukan oleh keadaan kehidupan saat ini.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika sejak awal perkembangan kehidupan pribadi
terbentuk secara terpadu dan harmonis, maka diharapkan tingkah laku itu akan baik. Kehidupan
pribadi yang mantap memungkinkan seorang anak akan berperilaku mantap, yaitu: mampu
menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara
matang, tertib, disiplin, dan penuh tanggungjawab.

Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi


• Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik. Pengenalan dan pemahaman
nilai dan moral yang berlaku di dalam kehidupan perlu ditanamkan secara benar.
• Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dengan penuh tanggung
jawab.
• Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan dengan sesama, terutama dengan teman
sebaya. Menunjukkan gaya dan pola kehidupan yang baik sesuai dengan kultur yang baik dan
dianut oleh masyarakat.
• Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
• Melakukan peran dan tanggungjawab dalam kehidupan berkeluarga. Di dalam keluarga perlu
dikembangkan sikap menghargai orang lain dan keteladanan.
Pengertian Kehidupan Pendidikan dan Karier
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati
sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Seperti dikatakan oleh Garrison (1956) bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat jutaan
pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja. Peristiwa seseorang remaja masuk ke dunia
kerja itu merupakan awal pengalamannya dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada
hakikatnya kehidupan anak (remaja) di dalam pendidikan merupakan awal kehidupan
kariernya. Baik di dalam kehidupan pendidikan maupun kehidupan karier, para remaja
memperoleh pengalaman yang menggambarkan adanya pasang surut.

Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier

a. Lingkungan Pendidikan Keluarga


Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-
anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau
pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal anak-anak. Anak
remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan
keragamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus
diperhatikan dan diikuti oleh anggota masyarakat, dan dengan demikian para remaja
perlu memahami hal itu. Tidak jarang para remaja berbeda pandangan dengan para
orang tua, sehingga norma dan perilaku remaja dianggap tidak sesuai dengan norma
masyarakat yang sedang berlaku. Hal ini tentu saja akan berdampak pada
pembentukan pribadi remaja. Perbedaan ini dapat mendorong para remaja untuk
membentuk kelompok-kelompok sebaya yang memiliki kesamaan pandangan.
c. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk membina
anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan
keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Di mata remaja sekolah
dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh terhadap terbentuknya konsep
yang berkenaan dengan nasib mereka di kemudian hari. Mereka menyadari jika
prestasi atau hasil yang dicapai di sekolah itu baik, hal itu akan membuka kemungkinan
hidupnya di kemudian hari menjadi cerah, tetapi sebaliknya apabila prestasi yang
dicapainya kurang baik, hal itu dapat berakibat gelapnya masa depan mereka.
Kegagalan sekolah dipandangnya sebagai awal kegagalan hidupnya. Dengan demikian,
sekolah dipandang banyak mempengaruhi kehidupannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan Dan Karier
a. Faktor Sosial Ekonomi
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Pandangan Hidup

a. Perkembangan Karier Remaja


1. Tahap minat (umur 11-12 tahun) = Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan
kemungkinan pilihan karier yang didasarkan pada minat.
2. Tahap kapasitas (12-14 tahun) = Remaja mulai menggunakan keterampilan dan
kemampuan pribadinya sebagai pertimbangan dalam melakukan pilihan dan rencana-
rencana karier.
3. Tahap nilai (15-16 tahun) = Dalam tahap ini remaja telah menganggap penting peranan
nilai-nilai pribadi dalam proses pilihan karier. Anak mulai tahu perbedaan konsepsi tentang
berbagai gaya hidup yang disiapkan oleh pekerjaan, kesadaran tentang pentingnya waktu
mulai berkembang dan menjadi lebih sensitif terhadap perlunya pekerjaan.
4. Tahap transisi (17-18 tahun) = Dalam tahap transisi ini remaja mulai bergerak dari
pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir kesadaran ke dalam
posisi yang lebih sentral. Pada tahap ini anak mulai menghadapi perlunya membuat
keputusan dengan segera, konkret, dan realistis tentang pekerjaan yang akan datang atau
pendidikan yang mempersiapkannya ke suatu peketjaan tertentu nanti. Anak makin bebas
bertindak sehingga memungkinkan ia melakukan uji coba keterampilan dan bakat-
bakatnya.
b. Masalah yang Dihadapi

Untuk menghadapi remaja yang mengalami masalah atau kesulitan dalam memilih
karier. Shertzer (Alexander,dkk.,1980) menyarankan hal-hal berikut :
• Pelajari dirimu sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan, dan ciri-
ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan karier.
• Di bidang apa kamu merasa paling sreg (confortable).
• Tulislah rencana dan cita-citamu secara formal.
• Biasakan dirimu dengan tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati.
• Tinjau dan bicarakan lagi rencana kariermu itu dengan orang lain.
• Jika ternyata pilihan kariermu tidak cocok, hentikan.
Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga
1. Pengertian Kehidupan Berkeluarga
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup,
perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis
dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Remaja laki-laki
berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan atletik (bidang olah raga)
yang baik, sebab kedua hal itu merupakan gejala yang “dinilai” sebagai pertanda
unggul dan menunjukkan kehebatan di antara sesama laki-laki. Sebaliknya bagi
remaja wanita berupaya untuk menjadi “seorang wanita" yang baik. Upaya menjadi
wanita yang baik itu diartikan sebagai “ wanita yang dikenal baik” di mata laki-laki,
maka seorang gadis perlu berperilaku “baik” sebagaimana “diharapkan oleh laki-
laki”.
2. Timbulnya Cinta dan Jatuh Cinta
Alasan atau faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta
bermacam-macam, antara lain adalah faktor kepribadian, faktor tisik, faktor budaya,
latar belakang keluarga, dan faktor kemampuan. Seperti pertimbangan yang
digunakan oleh orang Jawa, dalam pemilihan pasangan hidup dilihat dari tiga segi
yaitu: “bibit” atau faktor keturunan,“bebet" atau faktor status sosial, dan "bobot”
atau faktor ekonomi.
Teori yang mendiskusikan adanya sedikit perbedaan pandangan tentang tahap-tahap yang ada
dalam perkembangan keakraban hubungan antar remaja (Levinger, 1980). Dari diskusi dapat
diidentiflkasi perubahan-perubahan perilaku remaja dalam melakukan pergaulan dengan lawan jenis.
Perubahan perilaku itu telah dikemukakan secara ringkas oleh Burgess dan Huston sebagai berikut:
• Mereka terbuka satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik
menunjukkan keakraban.
• Mereka menjadi lebih terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka.
• Mereka mengembangkan sistem komunikasi mereka sendiri, dan komunikasi itu meningkat lebih
efisien.
• Mereka menyinkronkan tujuan dan perilakunya, dan mengembangkan pola interaksi yang
cenderung tetap.
• Mereka sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa interes mereka masing-masing merupakan
ikatan yang tak dapat dipisahkan demi kebaikan hubungan mereka.
• Mereka meningkatkan perasaan saling menyenangi, mempercayai, dan mencintai demi
kepentingan bersama.
• Mereka semakin akrab satu sama lain sebagai sejoli dan bukan sebagai individu.
3. Masyarakat dan Perkawinan
Pemilihan pasangan hidup yang berakhir dengan perkawinan, berarti merupakan pertanda
terbentuknya inti kekeluargaan atau perluasan dan kelanjutan tentang pemekaran keluarga.
Perkawinan antara laki-laki dan perempuan tidak begitu saja dapat terjadi. Kenyataannya setiap
masyarakat didunia memiliki norma berkenaan dengan masalah perkawinan. Berati bahwa
perkawinan bukan saja masalah yang didorong oleh faktor biologis, melainkan diatur oleh
berbagai aturan atau norma yang berlaku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Dalam masalah perkawinan, setiap masyarakat di dunia memiliki hukum dan aturan adat yang
menjadi pedoman bagi setiap anggota masyarakat dalam menetapkan pasangan hidupnya.

Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran
tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.
a. Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan
pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua
remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat
berbeda-beda.
b. Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan,
sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita
kehidupannya antara lain adalah:
• Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis
pendidikan dan jenis peketjaan sesuai dengan kemampuannya.
• Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi kepada
kondisi (tuntutan) lingkungan.
• Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum
muatan lokal

c. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak


ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa
sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
• Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etikapergaulan lewat
pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
• Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga,
sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan
untuk kebebasan emosional dari orang tua.

d. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma ' kehidupan sosial
kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis
melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan

Anda mungkin juga menyukai