2. Rizki Arvita (041724253024) KEBIJAKAN REINVENTING POLICY Tahun 2015 DJP meluncurkan sebuah program untuk menghapus atau mengurangi sanksi administrasi pajak yang diterima oleh WP yang disebut dengan reinventing policy. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah self assessment Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 tnaggal 30 April 2015 tentang Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan.
Landasan yuridis yang mengatur Reinventing Policy adalah Pasal 36
ayat (1) huruf A Undang-Undang No 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. 1. Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2014 dan sebelumnya dan/atau SPT Masa untuk Masa Pajak Desember 2014 2. Keterlambatan pembayaran atau penyetoran atas kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2014 dan sebelumnya. 3. Keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau masa pajak sebagaimana tercantum dalam SPT Masa untuk Masa Pajak Desember 2014 dan/atau sebelumnya. 4. Pembetulan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan kemauan sendiri atas SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk Masa Pajak Desember 2014 dan sebelumnya yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebihbesar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan realisasi pendapatan negara hingga 20 Mei 2015 telah mencapai Rp.502,7 triliun atau 28,5% dari target dalam APBN-P sebesar Rp.1.761,6 triliun. Sebagai penghapusan sanksi administrasi bagi WP yang belum memiliki NPWP Sebagai penyampaian dan pembetulan SPT yang salah Sebagai penghapusan sanksi administrasi atas kurang bayar pajak Sebagai penegakan hukum pajak (law tax enforcement) Reinventing policy mendapat respon yang baik dari wajib pajak. Pelaksanaan diimbangi dengan penegasan sanksi, agar pelaksanaan sanksi tetap dipandang adil oleh wajib pajak yang senantiasa melakukan kewajiban perpajakan. KEBIJAKAN TAX AMNESTY Kebijakan Amnesti Pajak adalah terobosan kebijakan yang didorong oleh semakin kecilnya kemungkinan untuk menyembunyikan kekayaan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena semakin transparannya sektor keuangan global dan meningkatnya intensitas pertukaran informasi antarnegara. Tahun 2016 ini adalah penerapan kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak) setelah pengesahan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Menurut "UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak" Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Menurut "PMK No. 118/PMK.03/2016" Tax Amnesty adalah adalah
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak. Amnesti Pajak berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan terbagi kedalam 3 (tiga) periode, yaitu: Periode I: Dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016 Periode II: Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016 Periode III: Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017 1. Wajib Pajak Orang Pribadi 2. Wajib Pajak Badan 3. Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) 4. Orang Pribadi atau Badan yang belum menjadi Wajib Pajak
Penanda tangan di Surat Pernyataan:
1. Wajib Pajak orang pribadi;
2. Pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau
dokumen lain yang dipersamakan, bagi Wajib Pajak badan; atau 3. Penerima kuasa, dalam hal pemimpin tertinggi sebagaimana dimaksud pada huruf b berhalangan. 1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; 2. Membayar Uang Tebusan; 3. Melunasi seluruh Tunggakan Pajak; 4. Melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan; 5. Menyampaikan SPT pph Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan 6. Mencabut permohonan: ◦ Pengembalian kelebihan pembayaran pajak; ◦ Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok pajak yang terutang; ◦ Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar; ◦ Keberatan; ◦ Pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan; ◦ Banding; ◦ Gugatan; dan/atau ◦ Peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan. 1. Dampk negatif yang sangat kentara dimasyarakat dan paling disebutkan adalah tentang rasa ketidakadilan. ya, memang hal itu tidak bisa kita kesampingkan begitu saja. Program Tax Amnesty memberikan ampunan kepada 1. mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi pengemplang pajak. Banyak para taipan yang banyak ekonomi melalui pengalihan Harta, yang antara lain menyimpan harta diluar negara yang entah kita tidak tahu akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas asal-usulnya dan dengan program TA ini atas harta yang domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi ia peroleh dari tahun 1985-2015 tidak akan diperiksa. 2. Kecemburuan sosial pasti ada, karena masyarakat bawah 2. meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain merasa ini hanya menguntungkan para elite negeri ini. akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan menambah kas Negara Karena atas harta yang tidak jelas itu bahkan para nama yang tercantum dalam "panama paper" banyak yang ikut 3. Dengan Masuknya dana Repatriasi dari luar ke dalam program ini loh.. NKRI maka kesempatan pekerjaan dan 3. Masyarakat khususnya wajib pajak yang telah melakukan pembangunan akan semakin maju yang nantinya akan berefek kepada jalur distribusi bahan kewajiban perpajakan nya dengan baik pasti merasa ini keperluan masyarakat. Hal ini bisa menjadi salah tidak adil. karena program ini benar-benar mengampuni satu upaya pemerintah untuk pemerataan ekonomi semua sanksi dibawah tahun 2015 dan seolah atas dosa 4. dampak positif selanjutnya tentu berkaitan dengan itu yang seharusnya bisa dikatagorikan sebagai tindakan rasa nasionalisme masyarakat kita, mereka rela kejahatan dibidang perpajakan bisa ditebus dengan nilai menarik aset di luar negara untuk di masukan ke sesuai tarif yang ditentukan di 3 periode . dalam negara guna investasi dan pembangunan 4. Kemudian dengan adanya program TA ini, berarti juga program Pemerintah.Hal ini berarti kesadaran menunjukan lemahnya fungsi pengawasan pemerintah masyarakat kita harus kita apresiasi. terhadap potensi perpajakan dalam hal ini DJP dan 5. Menurut data dari humas DJP, ada perbedaan yang kemenkeu. hal ini tidak terlepas dari tidak terbukanya data signifikan pada periode pelaporan SPT tahunan dari lembaga lain seperti bank, pemda, BPN/ATR, dan antara tahun 2017 dan tahun 2018 sampai tanggal kementerian/lembaga lain kepada kemenkeu Khusunya 23 maret 2018, pelaporan SPT secara global naik DJP. 20% di periode yang sama. Hal ini menunjukan 5. Dari opini publik tentu saja akan terbentuk bahwa bahwa gaung Tax Amnesty secara tidak langsung memberikan stimulan yang baik bagi kesadaran pemerintah lebih mengistimewakan para pengusaha dan tertib administrasidi bidang perpajakan. kaum elit dalam penegakan hukum pajak, karena faktanya para pengemplang ini ya dari kaum elit pengusaha negeri ini.
Dampak Positif Dampak Negatif
Program Tax Amnesty Target Realisasi
Pendapatan Negara Rp 165 triliun Rp 135 triliun 81,81%
Deklarasi Harta Rp 4.000 triliun Rp 4.707 triliun 117,675%
Penarikan Dana dari Luar Negeri Rp 1.000 triliun Rp 147 triliun 14,7 %
Pencapaian tax amnesty Indonesia per 31 Maret
2017, Dalam hal ini yang dirasa kurang dalam target program tax amnesty adalah penarikan dana dari luar negeri sehingga perlu evaluasi terhadap hal ini untuk dapat memberikan bentuk jaminan kepada Wajib Pajak untuk dapat ikut serta lebih lagi dalam memenuhi kewajiban pajaknya.