Anda di halaman 1dari 47

Situasi Epidemi, Kebijakan dan Strategi

Penanggulangan AIDS di Indonesia

Sekretariat
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Pelatihan Peer Leader Trainer di Lingkungan TNI


Pusat Kesehatan Mabes TNI
Jakarta, 11 September
ypc 2017
Alur Presentasi
• Situasi Epidemi HIV dan AIDS di
Indonesia
• Kebijakan Penanggulangan HIV
dan AIDS Nasional
• Strategi dan Rencana Aksi
Program Penanggulangan HIV
dan AIDS Nasional
ypc
Situasi Epidemi
HIV DAN AIDS di
Indonesia

ypc
Gambaran Estimasi ODHA di Indonesia
Menurut Propinsi – Tahun 2012
Estimasi Jumlah ODHA 591.823

ypc
Jumlah HIV dan AIDS yang dilaporkan
per tahun sd. Maret 2017
41250

32711
30935
29037

21591 21031 21511

11741
10362 10862 10376
9793
8279 7963
7195 7470 7185 7491
6048 6744
5239 4828 5298
3680
859 673

sd 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS

ypc
Sumber: Laporan HIV AIDS Triwulan I Tahun 2017, Kemkes
TEMUAN ODHA

ESTIMASI
JUMLAH ODHA
591.823 orang
TEMUAN ODHA
330.152

(55,8 %)

ypc
% jumlah pengidap AIDS berdasarkan
jenis kelamin
11.8%

31.6%
56.5%

Laki-laki Perempuan Tidak Melaporkan

ypc
Sumber: Laporan HIV AIDS Triwulan I Tahun 2017, Kemkes
% jumlah pengidap AIDS berdasarkan
umur
31.4% 30.6%

12.8% 13.0%

4.6%
1.9% 2.7%
1.2% 1.4%
0.4%
<1 1-4 5-14 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 >=60 Tidak melaporkan
unur
ypc
Sumber: Laporan HIV AIDS Triwulan I Tahun 2017, Kemkes
%jumlah pengidap AIDS berdasarkan
faktor risiko
0.4% 4.2%
13.4%

Homoseksual
10.4%
0.3% Heteroseksual
3.0% Biseksual
0.6% Perinatal
Transfusi
IDU
67.8%
Tak diketahui
lain-lain

ypc
Sumber: Laporan HIV AIDS Triwulan I Tahun 2017, Kemkes
Jumlah Pengidap AIDS berdasarkan
pekerjaan
Pramugara/i/Pilot 34
Turis 8
Narapidana 445
Seniman/artis/aktor/pengrajin 610
Manajer/Eksekutif 40
Tenaga profesional medis 182
Pelaut 308
Tenaga profesional non medis 578
Anggota ABRI/POLRI 788
Penjaja seks 2963
Anak sekolah/mahasiswa 2034
Pegawai Negeri Sipil 2219
Supir 1900
Petani/peternak/nelayan 4062
Buruh kasar 3840
Ibu rumah tangga 12302
Wiraswasta/usaha sendiri 11176
Tenaga non profesional (karyawan) 11744
Tidak diketahui 23205
Lain-lain 9015
ypc
Sumber: Laporan HIV AIDS Triwulan I Tahun 2017, Kemkes
AIDS sudah sampai ke Rumah Tangga
AIDS mengancam siapapun juga, dan tidak dibatasi oleh usia, jenis
kelamin, agama, suku dan strata sosial maupun wilayah administrasi
pemerintahan.

LBT 38105

LBT (Lelaki Berisiko Tinggi): Wiraswasta, Tenaga non


profesional, Petani, Nelayan, Buruh kasar, PNS, Siswa-
mahasiswa, Supir, TNI/POLRI, Pelaut,
Ibu Rumah Pramugara/pilot)
12302
Tangga

307 orang bayi


tertular HIV s/d
Maret 2017
Penjaja Seks 2963

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000


ypc
Sumber: Laporan HIV AIDS Triwulan I Tahun 2017, Kemkes
Kondisi Yang Mempercepat Penularan?
Jumlah Penduduk Indonesia: 240 juta

230,000
Wanita
75.000 Penjaja seks
penasun

6,7 Juta Pria


membeli Sex 4,9 Juta
menikah
(2-20% dari Pria Dewasa)
dg pria risiko
tinggi

1,13 Juta
Gay dan Waria

Anak-anak

Laki-laki ypc
Perempuan
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2012, Kemenkes
KEBIJAKAN
PENANGGULANGA
N HIV & AIDS
NASIONAL
ypc
Pembentukan

ypc
• Ditingkat nasional,
dibentuk
berdasarkan
Keputusan Presiden
No. 36 Tahun 1994
dan diperkuat
dengan Peraturan
Presiden No. 75
Tahun 2006 tentang
Komisi
Penanggulangan
AIDS Nasional.
ypc
PENGORGANISASIAN KPA NASIONAL
SESUAI PERPRES NO 75 TH 2006 dan Perubahan
PERPRES 124 tahun 2016
KETUA : Menko Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
WAKIL KETUA I : Menteri Kesehatan
WAKIL KETUA II : Menteri Dalam Negeri
ANGGOTA : Pimpinan tertinggi dari 21
Kementerian/Lembaga dan 5
organisasi masyarakat sipil, profesi
dan jaringan komunitas.
SEKRETARIS : Direktur Jenderal P2P Kemenkes

Selain itu KPAN didukung oleh Sekretariat ,Tim Pelaksana,


TUGAS KPA NASIONAL
• Mendorong adanya Kebijakan K/L anggota KPAN
• Menyiapkan Strategi dan Rencana Aksi
Penanggulangan AIDS
• Melakukan koordinasi dan sinergi dengan seluruh
pemangku-kepentingan Nasional dan Internasional
• Penyebar luasan informasi yang benar
• Melakukan pengawasan dan Monev
• Menyusun Laporan Penanggulangan AIDS
• Memfasilitasi peran masyarakat & khususnya KAP
• Membina KPA Provinsi dan Kabupaten/Kota
17
Kelompok Kerja
1. Pokja Forum Perencanaan – 58 Anggota
2. Pokja Harm Reduction – 31 Anggota
3. Pokja Work Place – 24 Anggota
4. Pokja Pekerja Migran – 12 Anggota
5. Pokja Remaja – 29 Anggota
6. Pokja Gender dan HAM – 38 Anggota
7. Pokja Media dan Komunikasi – 23 Anggota
8. Pokja Monev – 29 Anggota
9. Pokja Penelitian – 27 Anggota
10. Tim Penulis – 13 Anggota

18
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

- PERMENDAGRI NOMOR 20 TAHUN 2007


PENGORGANISASIAN KPA PROVINSI
SESUAI PERMENDAGRI NO 20 TH 2007

KETUA : Gubernur
KETUA PELAKSANA : Wakil Gubernur
WAKIL KETUA I : Kepala Dinas Kesehatan
WAKIL KETUA II : Karo Kesra/yg membidangi kesra
SEKRETARIS I : Tenaga Senior Penuh Waktu
(Pensiunan Es II/III)
SEKRETARIS II : Kaban/Dinas PM/yg membidangi
ANGGOTA : Polda, Kanwil KemenHUkHam,
BN Prov, Dikdis, Dinsos, LSM, dll
TUGAS KPA PROVINSI
• Koordinasi kebijakan, strategi dan langkah-langkahnya;
• Memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi;
• Menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan
Sumberdaya;
• Menggkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing2
instansi anggota KPAP;
• Kerjasama regional;
• Menyebarluaskan informasi;
• Fasilitasi KPA Kab/Kota;
• Fasilitasi terbentuknya Kelp Peduli HIV dan AIDS;
• Monev.
21
PENGORGANISASIAN KPA KAB/KOTA
SESUAI PERMENDAGRI NO 20 TH 2007
KETUA : Bupati/Walikota
KETUA PELAKSANA : Wakil Bupati/Walikota
WAKIL KETUA I : Kadis Kesehatan
WAKIL KETUA II : Karo Kesra/yg membidangi Kesra
SEKRETARIS I : Tenaga Senior Penuh Waktu/Pensiunan
II/III
SEKRETARIS II : Kaban/Dinas/Kantor PM/yg
membidangi
ANGGOTA : Kepolisian Resort, Disdik, Dinsos, yg
membidangi HUkHam, Badan Narkotik
Kab/Kota, LSM peduli AIDS dll
TUGAS KPA KAB/KOTA
• Koordinasi kebijakan, strategi dan langkah-langkahnya;
• Memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi;
• Menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan
Sumberdaya;
• Menggkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing2
instansi anggota KPAP;
• Kerjasama regional;
• Menyebarluaskan informasi;
• Fasilitasi pelaks tugas2 Camat dan Pemdes/kel;
• Fasilitasi terbentuknya Kelp Peduli HIV dan AIDS;
• Monev.
23
BEBERAPA
KEBIJAKAN YANG
TELAH DIHASILKAN

ypc
Beberapa kebijakan yang dihasilkan
Tim Pelaksana dan Kelompok Kerja KPAN
Tahun Kebijakan & Arahan Programatik
Pokja Gender Studi Peraturan Perundangan dan Perlindungan Hak Kelompok
& HAM Marginal terkait HIV-AIDS (2014)
Pedoman Pengarus Utamaan Gender dalam Program
Penanggulangan AIDS (2013)
Kajian Integrasi Layanan Kekerasan Berbasis Gender dan Layanan
HIV-AIDS (2014)
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri terkait Peran Satpol PP dalam
Penanggulangan AIDS (2013)
Tahun Kebijakan & Arahan Programatik
Pokja Dunia Kepdirjen Binwasnaker No. 44 Tahun 2012 tentang Pedoman
Kerja Pemberian Penghargaan Program AIDS di Tempat Kerja (2012)
Pedoman Pelaksanaan VCT di Tempat Kerja (2015, Draft)
Kebijakan Menteri PU tentang Pelaksanaan Program AIDS di Sektor
Kontruksi (2012)
Penyusunan Materi Kebijakan Menteri Pariwisata terkait Peran 25
Sektor Pariwisata dalam Penanggulangan AIDS (2014)
Tahun Kebijakan dan Arahan Programatik
Pokja Arahan Pelaksanaan Program Remaja kerjasama KPAN-UNFPA di
Remaja beberapa Kota Pilot Project (2014)
Pedoman Program Penanggulangan AIDS pada Remaja (2012)
Kebijakan Bersama 5 Menteri tentang Peningkatan Pengetahuan
Kompherensif HIV-AIDS pada Penduduk Usian 15-24 Tahun (2013)

Tahun Kebijakan dan Arahan Programatik


Pokja Harm Permenkokesra tentang Pelaksanaan Program Harm Reduction di
Reduction Indonesia (2007)
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) tentang Diskresi pada
Pecandu Narkotika (2009)
Pedoman Pelaksanaan Program Adiksi Berbasis Masyarakat (2013;
revisi dari edisi sebelumnya Tahun 2010)
Kesepakatan 5 Menteri tentang Rehabilitasi Pecandu NAPZA (2014)
26
Tahun Kebijakan dan Arahan Programatik
Pokja Pedoman Pelaksanaan Monev Penanggulangan AIDS (2011)
Monitoring & Pedoman Monitoring Kualitas Data Program dan Penyusunan QAQI
Evaluasi PMTS dan QAQI HR (2013)
(Monev)
Pengembangan Dashboard Penanggulangan AIDS Kementrian &
Lembaga (2014) dan Pelaporan GARPR Indonesia (2014)
Pedoman Pelaksanaan Survei Cepat Perilaku (SCP) untuk
Mengukur Keluaran Program (2012)
Tahun Kebijakan dan Arahan Programatik
Pokja / Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulangan AIDS
Forum 2010-2014 dan Permenkokesra No. 8 / 2010 tentang SRAN (2010)
Perencanaan Pedoman Perencanaan & Penganggaran Program Penanggulangan
AIDS pada APBD (2010)
Tools Perencanaan & Penganggaran Program Penanggulangan
AIDS berbasis Bukti (2014)
Kajian Paruh Waktu SRAN 2010-2014 dan Penyusunan SRAN 2015-
27
2019 (2014)
BEBERAPA KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN AIDS DARI
KEMENTRIAN & LEMBAGA

28
29
30
31
Kebijakan Penanggulangan AIDS di Daerah

Provinsi
 34 provinsi sudah membentuk KPA

 28 provinsi sudah memiliki Perda/Pergub

 Semua provinsi melaporkan sudah pernah didanai APBD

Kabupaten/Kota
 325 kab/kota sudah membentuk KPA

 106 kab/kota sudah memiliki kebijakan (92 Perda dan 14 Perbup/Perwali)

 300 kab/kota melaporkan sudah pernah didanai APBD


ypc
Kebijakan Penanggulangan AIDS di Daerah
70 Sumatera (12) Jawa (43)
63 Sumut 4 DKI jakarta 4
60 Riau 2 Jabar 11
Jambi 1 DIY 1
50
Sumsel 3 Jateng 13
Sumbar 1 Jatim 10
39 Kep. Babel 1 DKI jakarta 4
40

Kalimantan (10) Sulawesi (8)


30
Kalbar 1 Sulut 1
Kalteng 1 Gorontalo 2
20 Kalsel 3 Sulsel 4
13 14
Kaltim 5 Sultra 1
10

1 2 Sunda Kecil (16) Papamama (15)


0 Bali 9 Maluku 1
<=2005 2006-2010 2011-2016 NTB 1 Maluku Utara 1
PROV KAB/KOTA NTT 6 Pabar 5
Papua 8
Strategi dan Rencana Aksi Program
Penanggulangan HIV dan AIDS
Nasional
SRAN
2015 - 2019
Visi, Tujuan Umum dan Tujuan Khusus SRAN 2015-2019

Visi Tujuan Umum Tujuan Khusus


 Mengakhiri  Percepatan pencapaian “3 1. Menyediakan pencegahan
Zero” (Zero infeksi baru, kombinasi HIV yang efektif,
epidemi HIV di Zero kematian terkait AIDS
Indonesia sebagai dan Zero stigma dan 2. Menyediakan layanan
ancaman terhadap diskriminasi), melalui : perawatan, dukungan dan
kesehatan pengobatan yang berkualitas,
masyarakat pada - Pencegahan penularan HIV; 3. Memperluas pengobatan ARV
tahun 2030; - Meningkatkan segera akses
pengobatan HIV, meningkatkan 4. Meningkatkan akses untuk
 Tercapainya akses retensi pengobatan, mitigasi dampak epidemi HIV,
meningkatkan kualitas hidup
pencegahan, ODHA; 5. Menciptakan lingkungan
pengobatan dan - Mitigasi dampak sosial ekonomi kondusif
mitigasi dampak epidemi HIV pada individu, 6. Menempatkan penanggulangan
keluarga dan masyarakat untuk
secara merata bagi menjaga produktivitas dan HIV dan AIDS nasional dalam
semua orang yang sumber daya manusia mekanisme program yang
membutuhkan, Indonesia. berkelanjutan untuk mencapai
tanpa kecuali. tujuan jangka menengah dan
jangka panjang.
ypc
TUJUAN PENANGGULANGAN HIV AIDS
(Permenkes No. 21 /2013 tentang Penanggulangan HIV AIDS )

3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV AIDS related
discrimination
infection death

90% 90% 90%


orang ODHA ODHA on ART
mengetahui mendapatkan mengalami
status HIVnya ARV supresi VL

ypc
Target perubahan perilaku populasi kunci (%)
Populasi kunci Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
WPSL* 62 66 70 73 77 80
WPSTL* 62 66 70 73 77 80
Target LSL* 60 64 68 72 76 80

nasional Waria*
Penasun**
75
70
76
73
77
76
78
80
79
83
80
86
Semua populasi kunci 61 68 71 74 77 80
* Penggunaan kondom; ** Tidak berbagi alat suntik
Target cakupan pengobatan (%)
Indikator Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase ODHA dewasa mendapat ART 17 20 25 30 35 40
Persentase ODHA anak mendapat ART 14 35 50 60 80 80
Persentase ODHA yg tetap mengkonsumsi ARV dlm 12 bl 70 72 75 78 82 85
Persentase pasien TB dengan HIV yang mendapat ART 51 100 100 100 100 100

Target cakupan PPIA (%)


Indikator Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan ibu hamil dites HIV 5,3 20 40 60 80 90
% ibu hamil mendapat ART 78,8 80 90 100 100 100
% bayi lahir hidup dari ibu HIV dpt ARV profilaksis 91,6 95 100 100 100 100
12 STRATEGI PENANGGULANGAN AIDS TAHUN 2015-2019

1. Prioritas Target Geografis


2. Pencegahan Kombinasi sebagai Pengungkit
3. Menguatkan LKB
4. Desentralisasi dan Integrasi Layanan HIV
5. Mengembangkan & Memperluas Mitigasi Dampak
6. Mewujudkan Lingkungan yang mendukung Populasi Kunci & ODHA
7. Evaluasi Proses & Standar Mutu untuk Menguatkan Intervensi
Berkualitas
8. Mendukung Penguatan Sistem Komunitas (CSS)
9. Mengelola Pengetahuan & Keterampilan Kab/ Kota
10. Mendorong Alokasi Dana Penanggulangan AIDS di Daerah
11. Menguatkan Penelitian, Kualitas Data, Inovasi, Teknologi
38
12. Menguatkan Kemitraan Internasional: Bilateral & Multilateral
Hasil yang diharapkan
Tujuan 1, Kombinasi pencegahan
• Mengurangi jumlah infeksi baru HIV (50%) dan
kematian (50%) akibat AIDS
• Menjangkau 70% populasi kunci dengan program
pencegahan dan pengobatan komprehesif
• Meningkatkan cakupan ART hingga 50%
• Penggunaan kondom 80% pada hubungan seks
berisiko
• 80% penasun menggunakan alat dan jarum suntik
steril
39
Tujuan 2, Perawatan, dukungan & pengobatan
• Layanan HIV komprehensif yang terintegrasi dengan
layanan kesehatan dan komunitas
• Layanan HIV, kesehatan seksual dan reproduksi, dan
TB, telah terintegrasi dalam struktur layanan
kesehatan (kolaborasi TB-HIV)
Tujuan 3, Eliminasi infeksi HIV vertikal
• Semua perempuan hamil yang HIV positif dan anak
mereka di kabupaten/kota prioritas mendapat ARV
profilaksis dan ibu mereka menerima ART seumur
hidup
40
Tujuan 4, Memperluas cakupan dukungan mitigasi
• Orang terinfeksi atau terdampak HIV, khususnya anak yatim
dan janda yang membutuhkan, memiliki akses untuk mitigasi
dampak
Tujuan 5, Lingkungan yang mendukung
• Pemerintah berkomitmen
• Peran masyarakat sipil, termasuk orang terinfeksi HIV dan
organisasi berbasis masyarakat, ditingkatkan secara bermakna
• Meningkatkan kapasitas, kualitas dan efektivitas SDM
• Memperkuat program multi sektor
• Kualitas dan penggunaan data semakin diperbaiki.
• Penanggulangan HIV dan AIDS di tingkat kabupaten diperkuat
41
Tujuan 6, Keberlanjutan
• Menggunakan tindakan-tindakan yang ‘cost
effective’, rasionalisasi layanan, pengalihan tugas,
pengurangan biaya obat-obatan, diagnosis dan
komoditas lainnya.
• Pendanaan pemerintah daerah untuk HIV
ditingkatkan secara bermakna.
• Kontribusi sektor swasta pada upaya
penanggulangan HIV meningkat.

42
Tantangan
• Informasi tentang IMS, HIV dan
AIDS belum merata.
• Kesadaran masyarakat untuk
mengetahui status HIV/AIDS masih
rendah.
• Stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA masih tinggi.
• Koordinasi kegiatan belum optimal.
• Komitmen pemerintah Pusat terkait
terbitnya Perpres 124 tahun 2016
tentang pembubaran KPAN
43
44
Peluang
• Adanya kebijakan yang
mendukung program:
Nasional-Prov-Kab/Kota
• Adanya jaringan kerja dari
nasional sampai ke tingkat
pemerintahan terbawah
• Tersedianya pusat informasi
dan layanan di semua
tingkatan
• Permenkes 43 tahun 2016
tentang SPM Kesehatan
• Perpres 59 tahun 2017
tentang SDGs
45
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan
yang memuat 12 jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten/Kota,
yaitu:
1) Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar pelayanan antenatal;
2) Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
3) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4) Pelayanan Kesehatan Balita;
5) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6) Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
8) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
9) Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus;
10) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat;
11) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberkulosis (TB); dan
12) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV.

46
YUFRIZAL PUTRA (CANDRA)
Asisten Koordinator Bid. Perencanaan
Sekretariat Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional

yufrizal.candra@aidsindonesia.or.id

HP/WA: 0811756121

TERIMA KASIH
ypc

Anda mungkin juga menyukai