Anda di halaman 1dari 12

STUDI TASAWUF

Mata Kuliah : Pendekatan Dalam Pengkajian Islam


Dosen Pengampu : Dr. Syamsu Nahar, M. Ag
Disusun Oleh : Badri Rizki

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA UIN SU MEDAN
2019
Pengertian Tasawuf, Sufi dan Tariqat

Kata tasawuf memiliki banyak pengertian diantaranya :


• Tasawuf berasal dari kata shifa artinya Suci bersih, ibarat
kilatan kaca.

• Shuf artinya bulu binatang, disebabkan karena orang-orang


tasawuf itu memakai baju dari bulu binatang.

• Shuffah artinya sebahagian sahabat Nabi yang


mengasingkan diri di tempat terpencil disamping masjid
Nabi.

• Ada juga yang mengatakan diakhir zaman ini perkataan


shufi itu bukan lah dari bahasa arab melainkan dari bahasa
Yunani Kuno yaitu theosofie artinya ilmu ketuhanan
Pengertian kata Sufi berasal dari kata Suf yang artinya Wol tak berwarna dengan
maksud sang sufi memakai jubah wol tersebut dengan niat bahwa mereka siap
meninggalkan dunia zahir (realitas sosial) dan menyerah diri pada dunia batin
(realitas batin).

Sedangkan pengertian kata Tariqat secara istilah ialah jalan yang lurus yang
dipakai setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya yakni mendekatkan diri
kepada Allah tanpa ada pembatas dinding hijab. Dengan kata lain tariqat adalah
perjalanan yang ditempuh orang salik mendekatkan diri kepada tuhan dengan
cara membersihkan hati/jiwa.

Asy-Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan defenisi tariqat


berturut-turut :
• Tariqat adalah sikap pengamalan syari’at, beribadah dengan sungguh, dan
menghindari hal – hal yang mempermudah ibadah yang mana sebenarnya
memang tidak diperbolehkan.

• Tarekat adalah mengikuti perintah Tuhan sebatas kemampuan dan


menghindari apa yang menjadi larangannya.
Sumber Dan Perkembangan Pemikiran Tasawuf
Para orientalis barat berpendapat bahwa ada lima unsur sumber yang membentuk
tasawuf yaitu :

a. Unsur Islam.
Secara umum ajaran Islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan
jasadiah, dan kehidupan yang bersifat batiniah. Pada unsur kehidupan yang
bersifat batiniah itulah kemudian lahir tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini
mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran Islam, Alquran dan
sunnah serta praktik kehidupan Nabi dan para sahabatnya.

b. Unsur Masehi.
Dalam ajaran Kristen ada paham menjauhi dunia dan hidup
mengasingkan diri dalam biara. Dalam literatur memang tulisan-tulisan tentang
rahib-rahib yang mengasingkan diri di padang pasir Arabia. Lampu yang mereka
pasang malam hari menjadi petunjuk jalan bagi khalifah-khalifah yang lewat,
kemah mereka yang sederhana menjadi tempat berlindung bagi mereka yang
kemalaman, dan kemurahan hati mereka menjadi tempat memperoleh makanan
bagi musafir yang kelaparan.
c. Unsur Yunani.
Kebudayaan Yunani yaitu filsafatnya telah masuk pada dunia dimana
perkembangannya dimulai pada akhir Daulah Umayyah dan puncaknya pada Daulah
Abbasiyah, metode berfikir filsafat Yunani ini juga telah ikut mempengaruhi pola
berpikir sebagian orang Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Kalau pada
bagian uraian dimulai perkembangan tasawuf ini baru dalam tahap amaliah (akhlak)
dalam pengaruh filsafat Yunani ini maka uraian-uraian tentang tasawuf itupun telah
berubah menjadi tasawuf filsafat.

d. Unsur Hindu/Budha..
Dalam ajaran Budha dinyatakan bahwa untuk mencapai nirwana orang
harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Paham fana’ dalam
tasawuf hampir serupa dengan paham nirwana. Begitu juga dalam ajaran Hindu juga
dianjurkan agar manusia meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan.

e. Unsur Persia.
Sebenarnya antara Arab dan Persia itu sudah ada hubungan semenjak lama yaitu
hubungandalam bidang politik, pemikiran, kemasyarakatan, dan sastra. Namun,
belum ditemukan argumentasi kuat yang menyatakan bahwa kehidupan Persia telah
masuk ke tanah Arab, yang jelas adalah kehidupan kerohanian Arab masuk ke Persia
hingga orang-orang Persia itu terkenal dengan ahli-ahli tasawuf.
Adapun sejarah perkembangan tasawuf dalam Islam mengalami
beberapa perkembangan sebagai berikut :

• Abad kesatu dan kedua hijriyah disebut pula dengan fase


asketisme (zuhud). Sikap asketisme ini banyak dipandang
sebagai pengantar kemunculan tasawuf. Pada fase ini terdapat
individu-individu dari kawanan muslim yang lebih memusatkan
dirinya pada ibadah

• Pada abad ketiga hijriyah. Pada abad inilah perkembangan


tasawuf mulai pesat sehingga mereka membagi inti ajaran
tasawuf menjadi tiga yaitu tasawuf yang berintikan ilmu jiwa,
ilmu akhlak dan ilmu metafisika.

• Pada abad keempat hijriyah, perkembangan tasawuf semakin


pesat sehingga muncullah para ulama yang mengembankan
ajaran tasawufnya masing-masing.
• Pada abad kelima muncullah imam Al-Ghazali yang hanya
menerima tasawuf yang berdasar Alquran dan As-sunnah serta
bertujuan asketisme, kehidupan sederhana, pelurusan jiwa, dan
pembinaan moral.

• Pada abad keenam hijriah muncul kelompok tokoh tasawuf yang


memadukan tasawuf mereka dengan filsafat, dengan teori
mereka yang bersifat setengah-setengah.

• Pada abad ketujuh mulai menurunnya gairah masyarakat Islam


untuk mempelajari tasawuf.

• Pada abad kedelapan mengalami kemunduran.

• Pada abad ini tidak terdengar lagi perkembangan atau pemikitran


tasawuf.
Variasi Praktek Tasawuf dan Pengkajiannya
Mungkin layak dikatakan bahwa praktek spritual (tasawuf) adalah inti
ajaran sufisme. Sudut pandangan teori-teori dan metafisikanya telah
dielaborasikan oleh para sufi tapi tentu saja kehidupan dalam sufi
dapat kita jumpa dalam meditasi (dzikir), shalat, puasa dan praktek
sehari-hari lainnya. Dalam faktanya, sebahagian besar sufi
menetapkan beragam dan bermacam-macam praktek tasawuf. Praktek-
praktek yang bersifat mediatif ini benar jika dihubungkan dengan apa
yang disebut sebagai “mengingat” nama-nama Allah.

Di dalam tasawuf akhlaqi untuk menghilangkan penghalang yang


membatasi manusia dengan Tuhannya, ahli-ahli tasawuf menyusun
sebuah sistem atau cara yang tersusun atas dasar didikan tiga tingkat
yang beri nama: takhalli, tahalli, dan tajalli.
Pendekatan Utama dalam Kajian Tasawuf

1. Pendekatan Tematik adalah pendekatan yang mecoba


menyajikan ajaran tasawuf sesuai dengan tema-tema
tertentu.

2. Pendekata studi tokoh

3. Pendekatan Kombinasi dalam bukunya yang berjudul


Pasang Surut Aliran Tasawuf, Alberry mencoba
menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu antara
pendekatan tematik dengan pendekatan tokoh.
Tokoh dan Karya Utama dalam Kajian Tasawuf

1. Hamzah Fansuri Karya beliau yaitu kitab AsrarAl- ‘Arifin fi Bayan ‘Ilm
As-Suluk wa At-Tauhid, Syarb Al-‘Asyiqin, Al-Muhtadi, Ruba’i Hamzah
Al-Fansuri.

2. Nuruddin Ar-Raniri Karya-karya yang pernah beliau tulis diantaranya,


Ash-Shirath Al-Mustaqim (fiqh berbahasa melayu), Durrat Al-Fara’idh bi
Syarhi Al-‘Aqa’id (akidah bahasa melayu), dan kitab-kitab lainnya.

3. Syekh Abdur Rauf As-Singkili Karya beliau diantaranya Mir’at Ath-


Thullab, Hidayat Al-Balighah, ‘Umdat Al-Muhtajin, Syans Al-
Mar’ifah,Kifayat Al-Muhtajin, Daqa’iq Al-Huruf, Turjuman Al-Mustafidh.

4. Hamka Karya beliau yang berupa catacan dalam bentuk buku mencapai
118 buah, dari Khatibul Ummah, Tasawuf Modern dan yang terakhir
Tafsir Al-Azhar 30 juz.
5. Al Sulami antara karyanya adalah Adab al-Sufiyah,
Tarikh Ahlu Sufiyah, Suluk al-‘Arifin dan Tabaqat al-
Sufiyah.

6. Abu Hamid Al-Ghazali Karya utamanya adalah Ihya


‘Ulum al- Din, Tahafut al-Falasifah dan Al-Munqiz min
al-Dhalal .

7. Abu Thalib al-Makki adalah seorang pengarang kitab


shufi terbesar, bernama “Qutul Qulub fi Mu’amalatil
Mahbub.
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai