Anda di halaman 1dari 12

Dosen: DR. SURYO EDIYONO, M.

HUM
 Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan di bagi menjadi dua kelompok
yaitu: etika umum dan etika khusus.
 Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral.
 Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah-masalah predikat nilai susila dan tidak susila atau baik
dan buruk
 Etika selalu berkaitan dengan keputusan menurut kewajiban (hati nurani), norma-
norma, aturan, petunjuk-petunjuk dan ajaran mengenai apa yang dihayati sebagai
wajib atau tidak, boleh atau tidak boleh.
 Etika berkisar dalam ruang yang meliputi baik buruk, menyangkut motif dan
tujuan tindakan yang disadari dan dimaui, menyangkut tindakan yang diterima
atau ditolak
 Secara ringkas bisa dikatakan etika merupakan bidang tanggung jawab kita
sebagai pribadi manusia terhadap yang telah, sedang, atau akan kita lakukan
sebagai keputusan-keputusan hidup yang pasti menyangkut kepentingan
organisasi, justru karena kita hidup dalam jaring masyarakat
 Etika khusus adalah bagaimana seseorang harus bertindak dalam bidang
atau masalah tertentu, dan bidang itu perlu di tata agar mampu
menunjang pencapaian kebaikan hidup manusia sebagai manusia
 Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu; etika individual dan etika sosial
 Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri
berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai warga masyarakat
 Etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota
masyarakat atau umat manusia
 Dalam hal ini etika individual tidak dapat dipisahkan dari etika sosial
karena kewajiban terhadap diri sendiri dan sebagai anggota masyarakat
saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan
 Etika sosial berfungsi membuat manusia menjadi sadar akan tanggung
jawabnya sebagai manusia dalam kehidupan sebagai anggota
masyarakat, menurut semua dimensinya.
 Alasan kita berbicara tentang etika dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi:
1. Ilmu pengetahuan atau kadar keilmuan seseorang itu merupakan salah
satu wujud konkrit kekuasaan. Artinya ilmu pengetahuan merupakan
salah satu kemungkinan yang bisa dipakai untuk mengemudikan orang
lain secara efektif
2. Kompleksitas permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi
memunculkan situasi konflik nilai. Situasi konflik timbul justru karena
setiap pilihan teknologi mempunyai implikasi-implikasi sosial dan etis
yaitu mengenai orang-orang, mengenai hak dan pribadi orang-orang
yang di kenai oleh pilihan teknologi tersebut
3. Meningkatnya kesadaran yang semakin mendalam diantara ilmuwan
sendiri bahwa proses penerapan ilmu pengetahuan dan tekknologi
menyangkut inti manusia yaitu nilainya sebagai pribadi yang merupakan
tujuan pada dirinya. Proses teknologi ini tak dapat ditangani secara
sepihak tapi harus didekati dari banyak ilmu pengetahuan termasuk etika
 Kriteria etis bagi suatu tindakan yang menghargai martabat manusia
dapat dirumuskan:
1. secara negatif, mutlak tidak membiarkan seorang pun merasa menderita,
dilanggar haknya karena penerapan ilmu pengetahuan.
2. Secara positif, mutlak melaksanakan ilmu pengetahuan dan teknologi
demi mengusahakan suatu lingkungan masyarakat dimana tiap
anggotanya merasa aman dan mampu menjadi dirinya sendiri

 Pada hakikatnya hubungan manusia dengan alam tidak hanya hubungan


yang bersifat intrinsik kosmologis, tetapi juga hubungan bersifat etis
epistemologis
 Saat ini dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi orang
beranggapan atau di pengaruhi oleh Bacon, dalam keadaanya tidak
sadar. Bacon menyatakan bahwa knowledge is power, siapa yang ingin
menguasai alam semesta maka ia harus menguasai ilmu bahwa manusia
harus menguasai alam dan memperlakukanya tanpa memperhitungkan
norma-norma etis dalam hubunganya dengan alam sehingga banyak
terjadi kerusakan lingkungan hidup yang giliranya akan mengancam
kelangsungan hidup manusia.
 Hubungan manusia yang mempunyai ikatan proses dengan lingkunganya
bersifat mutlak dan objektif yang terjalin dalam suatu ekosistem.
 Masalah hubungan manusia dengan manusia menurut Heidegger, bahwa
alam sebagai alat atau saara (Zeug) yang berhubungan erat dengan
penggunaanya (Zubanden). Oleh karena itu, menurut Heidegger alam
tidak dapat dipahami lepas dari manusia. Dengan demikian, alam pun
akan memperoleh maknanya secara lengkap berkaitan dengan integrasi
dengan manusia
 Kesadaran manusia berada diantara dua kutub, yaitu kutub subjektif, aku
(manusia), dan kutub objektif, yaitu alam semesta atau dunia. Alam
semesta adalah sesuatu yang bukan aku, akan tetapi berkaitan dengan
aku (manusia) dalam setiap lingkungan hidup.
 Hal ini berarti bahwa dunia yang objektif itu bukanlah hanya sesuatu
yang bersifat objektif (yaitu alam semesta), melainkan juga bersifat
subjektif karena mendapat arti langsung dari subjek yang berada
didalamnya.
 Dikembangkanya ilmu pengetahuan dan teknologi karena pada awalnya
manusia ingin memanfaatkan dan mengolah alam. Dalam masalah ini
alam memiliki nilai intrinsik yang sangat vital. Alam dipakai sebagai
sarana dan wahana dalam proses kebudayaan manusia.
 Ilmu memiliki hubungan yang erat dengan metodelogi, suatu teori
tentang metode-metode yang harus digunakan dalam ilmu.
 Heuristik adalah faktor-faktor non ilmiah yang dapat mempengaruhi
hipotesa-hipotesa baru atau penemuan-pemnemuan baru.
 Metodologi sendiri merupakan anak bagian dari heuristik, akan tetapi
juga dapat sedikit banyak merubah heuristik.
 Melalui integrasi didalam keseluruhan kebijaksanaan atau strategi
manusia, maka ilmu mendahului nilai, mendahului ktentuan-ketentuan
yang diambil orang dalam bidang etik. Dengan diperbaikinya sikap etik
maka akan dapat memperbaiki objektifitas ilmiah
 Ilmu harus dapat meletakan diri diantara nilai etik dan nilai heuristik.
Satu dengan yang lainya merupakan umpan balik yang harus ada dalam
ilmu
 Beberapa fungsi dan peranan etik:
1. Etik sebagai pengendali ilmu
2. Etik sebagai penyaring
3. Etik sebagai pengemudi
4. Etik sebagai pendorong juga pengerem
5. Etika merupakan tempat berseminya ide-ide baru, sehingga ilmu dapat
selalu berkembang menuju kesempurnaan dilandasi oleh rasa cinta kasih
yang menjadi akar dari semua ilmu
 Didalam kehidupan manusia terdapat dua sikap yang berbeda bahkan
bertentangan satu dengan yang lainya:
1. Sikap manusia yang mengembangkan ilmu dan teknologi untuk
menguasai alam dan menundukan alam. Revolusi ilmu dan teknologi
mengantarkana manusia kearah kejayaanya. Manusia berhasil menguasai
alam, mengolah, dan mengeksplorasi kekayaan alam. Akan tetapi, hal itu
membawa manusia ke arah sikap superior. Sikap superior yang
berkehendak untuk menguasai alam tanpa memperhitungkan
kemampuan dan kelestarianya
2. Sikapmanusia yang mendewakan alam. Dalam hal ini manusia hanya
menyerah dengan struktur dan norma yang ada pada alam. Akibatnya,
manusia tidak mampu membedakan mana subjek dan mana objek.
Akibat lebih jauh lagi manusia tidak mampu mengembangkan ilmu dan
teknologi yang membawa kearah kemajuan manusia
 Norma moral yang secara khusus muncul diantara mereka yang
memiliki profesi khusus. Moral ini adalah moral keilmuan yang
memiliki ruang lingkup yang secara khusus, namun tanggungjawab
serta kewajiban moral itu juga berlaku baginya.
 Moral pancasila sebagai moral bangsa dan akhlak sebagai moral religi
atau moral agama perlu mendampingi dan melekat bagi para pekerja
ilmu. Para ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang
keilmuwan sudah tentu mereka juga perlu memiliki visi moral, yaitu
moral khusus sebagai ilmuwan. Dalam filsafat ilmu disebut juga
sebagai sikap ilmiah
 Moral ilmiah adalah suatu ilmu yang mempunyai sifat universalisme,
komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme yang terorganisasi.
Sikap olmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan sebagai berikut:
1.Tidak ada rasa pamrih (disinterestedness). Artinya, suatu sikap yang
diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan
menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.
2.Bersikap selektif, yaitu suatu sikap bertujuan agar para ilmuwan mampu
mengadakan pemilihan terhadap berbagai hal yang dihadapi
3.Adanya rasa percaya diri yang layak, baik terhadap kenyataan maupun
terhadap alat-alat indra serta budi (mind)
4.Adanya suatu sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan
merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah
mencapai kepastian
5.Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas
terhadap penelitian yang telah dilakukan sehingga selalu ada dorongan untuk
riset, dan riset sebagai aktifitas yang menonjol dalam hidupnya
6.Seorang ilmuwan harus memiliki sifat etis (akhlak) yang selalu berkehendak
untuk mengembangkan ilmu, untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan
manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dn negara.

Anda mungkin juga menyukai