Anda di halaman 1dari 15

01/01/2020

JUDI PATOLOGIS
01/01/2020

PENDAHULUAN

• Perjudian yang berkembang pada masyarakat Mesir kuno


berawal dari permainan menebak jumlah jari-jari dua orang
berdasarkan angka ganjil atau genap.
• Berbeda dengan zaman Mesir kuno, orang-orang Romawi dan
Yunani kuno menyukai permainan dadu, lempar koin dan lotre
yang dipelajari dari Cina. Permainan lotre dan dadu pada
abad Romawi kuno hanya dimainkan oleh kaum Raja dan
bangsawan. Kemudian pada tahun 1400-an para pelancong
Cina mengenalkan permainan kartu hingga ke wilayah Eropa
dan Amerika.
01/01/2020

bahwa judi merupakan salah satu penyakit


masyarakat yang dalam sejarah dari
generasi ke generasi tidak mudah untuk
diberantas. Penyakit masyarakat dalam
konteks ini yaitu segenap tingkah laku
manusia yang dianggap tidak sesuai
dengan norma yang ada di dalam
masyarakat dan adat istiadat atau tidak
terintegrasi dengan tingkah
01/01/2020

MENURUT KARTONO (2015),


Minum-minuman
keras dan
mabukmabukan

Main judi
Madon, bermain
bebotohan,
dengan wanita
berjudi dan
pelacur
bertaruh

Madat, minum
candu, bahan
Maling, mencuri
narkotik, ganja,
dan lain-lain
01/01/2020

DEFINISI

 Judi atau permainan “judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar Bahasa
Indonesia adalah “Permainan dengan memakai uang sebagai taruhan”.
Perjudian diartikan sebagai perbuatan dengan berjudi.
 Berjudi sendiri diartikan sebagai mempertaruhkan sejumlah uang atau harta
dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan dari permainan tersebut.
 Judi patologis ditandai dengan judi maladatif yang berulang dan menetap
dan menimbulkan masalah ekonomi serta gangguan yang signifikan di
dalam fungsi pribadi, sosial, dan pekerjaan.Perilaku judi adalah perilaku
menyimpang yang termasuk dalam patologis sosial.
01/01/2020

EPIDEMIOLOGI

 Menurut DSM-IV-TR prevalensi penjudi


patologis sebanyak 2,8 sampai 8.0 persen
pada remaja dan mahasiswa. Gangguan ini
lebih lazim pada anak laki-laki daripada
perempuan. dan angkanya sanggat tinggi di
lokasi-lokasi yang melegalkan perjudiaan.
01/01/2020

ETIOLOGI

 FAKTOR PSIKOSOSIAL
 FAKTOR BIOLOGIS

 FAKTOR LAIN PENDORONG PRILAKU JUDI


 Faktor sosial ekonomis
 Faktor situasional

 Faktor belajar

 Faktor presepsi kemungkinan menang

 Faktor presepsi keterampilan


01/01/2020

GAMBARAN KLINIS
 sering tampak terlalu percaya diri,
 terkadang kasar, energik, dan boros.
 Mereka sering menunjukkan tanda-tandastres diri yang jelas, cemas,
dan depresi.
 Mereka lazim memiliki sikap bahwa uang merupakan penyebab dan
solusi bagi semua masalah mereka.
 Mereka tidak melakukan upaya yang serius untuk menganggarkan
atau menghemat uang.
 Jika sumber peminjaman mereka tertahan, mereka cenderung
terlibat di dalam perilaku antisosial guna mendapatkan uang untuk
berjudi.
 Perilaku kriminalnya secara khas tidak mengandung kekerasan,
seperti pemalsuan, penggelapan, serta penipuan dan mereka secara
sadar berniat untuk mengembalikan atau membayar kembali uang
itu.
01/01/2020

KRITERIA DIAGNOSA KRITERIA


DIAGNOSTIK DSM-IV-TR
01/01/2020
01/01/2020

Dampak Judi Patologis

1. Dampak Sosial
• Nilai Material
• Nilai Vital
• Nilai Kerohanian
2. Dampak kesehatan
• merusak saraf mata dan otak
• kesehatan jantung menurun
• Mudah lelah
• Kesehatan ginjal dan lambung juga terpengaruh
• Mudah marah dan kecewa
01/01/2020
HUBUNGAN ADIKSI JUDI DENGAN MASALAH
PSIKOLOGIS
 Dalam konteks mengenai perilaku, salah satunya perilaku judi,
Greenson (dalamBawengan, 1991 : 31) membagi perilaku penjudi
menjadi 3 jenis tipe, yaitu:
1. Normal person, atau orang normal (biasa) yang berjudi sebagai
hiburan atau iseng dan mampu menghentikannya bilaindividu
tersebut menghendakinya.
2. Professional gamblers, ialah orang yang memilih perjudian sebagai
mata pencahariannya
3. Neurotic gambler, ialah penjudi yang neurotic, melakukan perjudian
karena dorongan alam tidak sadarnya dan sulit untuk
menghentikannya. Tipe ini termasuk dalam habitual criminal yaitu
tindak kriminal yang dilakukan berulang-ulang tanpa memikirkan
dampaknya. Biasanya tipe ini adalah individu yang mempunyai
ketagihan (addicted) untuk terus berjudi
01/01/2020

 Secara psikologis, judi dapat mengacu pada dua hal.


Pertama, sebagai suatu ‘permainan’ yang mencari
kesempatan dalam situasi tidak pasti dan nyaris tidak
adanya kemampuan yang memungkinkan untuk
menambah kesempatan memperoleh keuntungan.
Kedua, mengacu pada aktivitas yang memerlukan suatu
kemampuan untuk meningkatkan kesempatan menang.
Kegiatan bertaruh atau berjudi memiliki potensi untuk
menjadi suatu permasalahan, baik secara ekonomi
maupun psikologis. Dorongan untuk terus berjudi
potensial untuk berkembang menjadi suatu gangguan
yang dikenal sebagai judi patologis. Seseorang dapat
didiagnosa mengalami judi patologis ketika ia
memenuhi sedikitnya lima dari sepuluh kriteria
diagnostik DSM-IV untuk pathological gambling serta
perilaku berjudi tersebut bukan sebagai bagian dari
episode manik
01/01/2020
BAB 3
KESIMPULAN
 Berjudi sendiri diartikan sebagai mempertaruhkan sejumlah uang
atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari permainan
tersebut.Judi patologis ditandai dengan judi maladatif yang berulang
dan menetap dan menimbulkan masalah ekonomi serta gangguan
yang signifikan di dalam fungsi pribadi, sosial, dan
pekerjaan.Perilaku judi adalah perilaku menyimpang yang termasuk
dalam patologis sosial. Menurut DSM-IV-TR prevalensi penjudi
patologis sebanyak 2,8 sampai 8.0 persen pada remaja dan
mahasiswa. Gangguan ini lebih lazim pada anak laki-laki daripada
perempuan.penyebab terjadinya judi patologi yaitu faktor psikososial,
faktor biologis, faktor sosial dan ekonomi, faktor situasional, faktor
belajar, faktor persepsi tentang kemungkinan kemenangan dan
faktor persepsi terhadap skill. Gambaran klinis judi patologis sering
tampak terlalupercaya diri, terkadang kasar, energik, dan boros.
Dampak judi patologis yaitu berdampak sosial dan kesehatan.
01/01/2020

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai