Anda di halaman 1dari 16

HPTLC

(High Perferpomance
Thin Layer Chromatography)

KELOMPOK 1
FAIZAH R. SAPSUHA
DWI REZKI AMALIAH
DWI JAYANTI
ILMI NILAM B
HARFIANA
HARNIAH
AMALIA
NUR WAHYUNI ARIFIN
NURUL ICHSANI
KHAIRUNNISA BAKRI
SITI NURFAZIRA
MITA
Pendahuluan

 HPTLC (High perferpomance thin layer chromatography) atau KLTKT


(Kromatografi Lapis Tipis - Kinerja Tinggi) adalah suatu metode
kromatografi yang merupakan pegembangan dari TLC, hal yang
dikembangkan adalah fase diam atau stationary phase dari dari
instrumen, yang diharapkan menghasilkan daya pisah yang lebih baik
dari TLC baik dilihat .

 HPTLC dapat memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran


antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya
menggunakan fase diam dari plat silika dan fase geraknya disesuaikan
dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan menggunakan densitometer
untuk menghitung komponen dalam sampel pada basis fluoresensi
atau serapan cahaya UV (Watson, 2009).
Keuntungan

 Pemisahan lebih efisien karena fase diam yang digunakan


berukuran sangat halus dan pori-porinya seragam serta tebal
lapisannya hanya 0,1 mm sehingga ukuran partikel fase gerak
yang lebih kecil ini akan menyebabkan semakin besarnya jumlah
lempeng teoritis.

 Keunggulan KLT-KT lainnya adalah bahwa sampel yang


digunakan hanya sedikit sehingga bercak pentolannya
berdiameter antara 0,1-0,5 mm. lempeng dengan ukuran 10 x 10
cm sudah cukup untuk analisis, karenanya pada KLT-KT ini juga
lebih menghemat fase gerak disbanding dengan KLT biasa
(Gandjar & Rohman, 2007).
Keuntungan (Day. R.A, et,. al. 1997) :

1. Tebal, keseragaman manghasilkan garis dasar


stabil dalam densitometry
2. Jarak pengembangan dan waktu lebih singkat
3. Pita difusi rendah manghasilkan keterpaduan pita
sampel
4. Mikrosample (nanograms dan picogram) dapat
dianalisis
5. Sifat reproduksibilitas dalam hasil kromatografi.
Penyiapan Sampel

 Penyiapan sampel pada KLT-KT serta pemilihan fase


geraknya dapat dikatakan tidak ada perbedaan
dengan KLT, hanya saja konsentrasi sampel pada
KLT-KT ini lebih kecil disbanding dengan KLT biasa.
Pada KLT-KT, resolusi sudah akan Nampak nyata
pada jarak pengembangan sampel antara 3-6 cm
(Gandjar & Rohman, 2007 ).
Alat
CARA PENGGUNAAN ALAT

Suatu metode kromatografi lapis kinerja tinggi (KLT-


KT) digunakan untuk pemisahan pirazinamid (PYZ),
rifampisin (RIF), isoniazid (INH) dan etambutol (ETB)
dalam kombinasi obat dosis tetap tunggal (4-FDC)
dalam sediaan tablet. Metode ini merupakan metode
tunggal dengan 2 tahap yang mana setelah
pengembangan PYZ, INH, dan RIF, ketiganya dideteksi
dengan UV pada panjang gelombang 280 nm, etambutol
(EMB) dideteksi dengan visible pada panjang gelombang
450 nm, setelah sebelumnya diderivatisasi dengan
menggunakan ninhidrin karena EMB tidak menyerap
sinar UV
ANALISIS KUALITATIF DENGAN KLTKT/HPTLC

 Larutan vitamin C murni dan larutan ekstrak sampel (1:1) ditotolkan dengan
pipet mikro 2 µL bersama-sama pada lempeng KLTKT dengan jarak 1,5 sampai
2 cm dari tepi bawah lempeng KLTKT dan jarak rambat, beri tandapada jarak
rambat. Setelah kering lempeng KLTKT dimasukkan ke dalam chamber yang
berisi cairan pengelusi etanol :asam asetat (9,5 :0,5). Larutan fase gerak dalam
bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penyerap, totolan jangan sampai
terendam. Tutup bejana diletakkan pada tempatnya dan biarkan sistem hingga
fase gerak merambat sampai batas jarak rambat, lempeng dikeluarkan dan
dikeringkan di udara, dan bercak diamati dengan lampu UV 254 nm. Diukur
dan dicatat tiap –tiap bercak dari titik penotolan. Tentukan harga retardation
factor (Rf) dan harga retardation relative (Rr)

 Terlebih dahulu chamber dijenuhkan dengan larutan pengelusi dengan cara


masukkan kertas saring dengan tinggi dan lebarnya yang sama dengan bejana
kromatografi. Tutup kedap dan biarkan kertas saring basah seluruhnya.
Larutan pengelusi yang digunakan adalah etanol : asam asetat (9,5 : 0,5).plat
KLTKT yang digunakan palat KLTKT Silika Gel F254 .
KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL
KELOMPOK 1:
NURWAHYUNI ARIFIN
HARNIAH
DWI JAYANTI
MITA
NURUL ICHSANI
SITI NURFAZIRA
HARFIANA
FAIZAH R SAPSUHA
DWI REZKY AMALIAH
AMALIA
ILMI NILAM BAHAGIA
DEFINISI DAN PRINSIP KKK

 Kromatografikolom adalah kromatografi yang


menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran.

 Prinsip KKK
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang
menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut
berupa pipa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran
dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat
cair.
TEKNIK PEMISAHAN

 Untuk memisahkan campuran, kolom yang telah dipilih


sesuai ukuran diisi dengan bahan penyerap (adsorben)
seperti alumina dalam keadaan kering atau dibuat
seperti bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan
dengan bantuan batang pemanpat (pengaduk) untuk
memanpatkan adsorben dan gelas wool pada dasar
kolom. Pengisian harus dilakukan secara hati-hati dan
sepadat mungkin agar rata sehingga terhindar dari
gelombang-gelombang udara. Untuk membantu
homogenitas pengepakan biasanya kolom setelah setelah
diisi divibrasi, diketok-ketok atau dijatuhkan lemah pada
pelat kayu.
PEMBENTUKAN ZONA

 Pembentukan zona pada KK, haruslah sedemikian


rupa sehingga bagian satu zat dari zat yang sama
meninggalkan fase diam pada berbagai waktu yang
berbeda.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PEMISAHAN

 Hasil pemisahan diantaranya dipengaruhi oleh pemilihan terhadap


kedua fase yang digunaka:
 Fase diam (adsorben) harus berukuran partikel seragam, bersifat
inert terhadap zat uji dan cukup aktif sehingga memungkinkan
perambatan zat uji.
 Adanya zat pengotor dapat menyebabkan adosrpsi tidak reversiberl
atau tailing pada senyawa yang akan dipisahkan.
 Pemisahan yang lebih baik akan diperoleh dengan mengolah terlebih
dahulu adsorben dengan suatu senyawa yang dapat terabsorpsi kuat.
 Dalam pemilihan adsorben dan fase bergerak, sebagai dasar dapat
digunakan adsorben yang polaritasnya sama dengan zat uji
sedangkan fase bergerak polaritasnya berlawanan.
GAMBAR ALAT
CARA KERJA ALAT

 Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai


alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut
berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran di bawah kolom untuk
mengendalikan aliran zat cair. Ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat
yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter
kolom sekitar 8 : 1, sedangkan jumlah penyerapannya adalah 25-30 kali berat
bahan yang akan dipisahkan. Meskipun tersedia berbagai macam kolom dari
bahan gelas, namun kadang-kadang buret juga dapat digunakan (Yazid,
Estien, 2007 h. 278).
 Untuk menahan penyerap (adsorben) didalam kolom dapat digunakan gelas
wool atau kapas. Adsorbennya dapat digunakan adsorben anorganik seperti
alumina, bauksit, magnesium silikat, silika gel, dan tanah diatome.
Sedangkan adsorben organik seperti arang gula, karbon aktif paling sering
digunakan. Teknik ini banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa
organik dan konstituen-konstituen yang sukar menguap. Sedangkan untuk
pemisahan jenis logam-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid,
Estien, 2007 h. 279).

Anda mungkin juga menyukai