Identitas
Identitas Pasien
• Nama : Sdr. VL
• No rekam medik : 454119
• Tempat, tanggal lahir : Subang, 15/12/1997
• Alamat : subang
• Status perkawinan : Belum Menikah
• Pendidikan terakhir : SMA
• Agama : Islam
• Pekerjaan :-
• Masuk tanggal : 16/09/2019
Penanggung Jawab Pasien
• Nama : Ny. IP
• Hubungan : Ibu
• Alamat : subang
Gangguan Persepsi
• Pasien mengalami halusinasi visual dan halusinasi auditorik
yang berupa bayangan hitam besar yang sering tiba-tiba
muncul, serta suara-suara yang menyuruhnya untuk mati.
Gangguan Ingatan
• Kemampuan pasien dalam mengingat dalam keadaan baik.
Pasien bisa menceritakan masa kecilnya, menceritakan dari
awal mula sakit hingga pasien di bawa berobat ke rumah
sakit.
Gangguan Pikiran
• Pikiran pasien ada yang tidak wajar, yaitu pasien
meyakini bahwa ada seseorang yang berbisik
kepadanya dan menyuruhnya untuk mati. Kemampuan
abstraksi pasien dalam keadaan baik, ketika ditanya arti
dari peribahasa panjang tangan pasien menjawab
bahwa seorang yang suka mencuri.
Gangguan Emosi
• Pasien menjadi murung dan merasa bahwa dirinya tidak
berguna.
Perubahan Tingkah Laku
• Sebelum pasien mengalami gangguan jiwa pasien
memiliki kepribadian yang pendiam, agak tertutup dan
tidak menyukai kekerasan, namun pasien mudah untuk
bersosialisasi dengan orang, dan pantang menyerah.
Setelah pasien mengalami gangguan jiwa pasien
menjadi pribadi yang lebih pendiam, tertutup, menarik
diri dan pasien enggan untuk berkomunikasi banyak
dengan orang lain. Pasien juga menjadi lebih sering
mengurung diri di kamarnya. Selain itu, pasien menjadi
cepat putus asa
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien belum pernah mengalami kejadian seperti ini
sebelumnya.
Riwayat Hidup
• Pasien lahir secara normal. Pasien merupakan anak yang
diinginkan. Pasien disayangi oleh kedua orang tuanya. Ketika
bayi pasien dalam keadaan sehat dan normal. Masa kecil
pasien pendiam dan tertutup dengan orang lain. Hubungan
pasien dengan orang tua baik. Pasien merupakan anak
terakhir, memiliki 6 orang kakak, 5 laki-laki dan semuanya
anggota TNI.
Riwayat Perkawinan
• Pasien belum menikah.
Kepribadian Sebelum Sakit
• Sebelum pasien mengalami gangguan jiwa pasien pribadi
yang pendiam, agak tertutup, dan tidak menyukai kekerasan,
namun pasien mudah bergaul dengan teman sebayanya.
Kehidupan Fantasi
• Pasien jarang untuk berangan-angan.
Kehidupan Psikososial
• Pasien mengikuti pendidikan militer, namun sering di bully oleh
seniornya.
Hubungan Sosial
• Dalam keluarga : cukup baik, hubungan dengan orang tua baik.
Pasien merupakan anak paling kecil, dan hanya tinggal pasien
yang tinggal dirumah, seluruh kakaknya sudah tidak tinggal
serumah lagi dengan pasien.
• Dengan kawan : pasien mudah bergaul dengan teman
sebayanya.
Kebiasaan dan Kesenangan
• Semenjak sakit pasien menjadi sulit tidur, tidak mau makan.
Pasien senang mendaki gunung dan bermain volley, namun
setelah memasuki pendidikan militer pasien sudah jarang
melakukan hal tersebut.
Keluarga pasien
Status fisikus
• Keadaan Umum
– Kesan sakit : Tidak tampak sakit
– Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital:
– TD : 120/90 mmHg
– Nadi : 80 x/menit
– Respirasi : 20 x/menit
– Suhu : 36,5⁰C
• Pemeriksaan EEG
• Tidak dilakukan pemeriksaan
Psikodinamika
Premorbid
• Pasien merupakan orang yang pendiam dan
memiliki sifat tertutup, bila ada masalah pasien
lebih sering memendamnya dan tidak
menceritakan masalahnya kepada orang lain,
pasien masih mudah bergaul dengan teman-
temannya. Namun semenjak pendidikan militer
pasien merasa tertekan hingga strees sehingga
pasien menjadi lebih menarik diri, selalu sedih,
merasa bersalah, sering melamun. Mental
mekanisme yang digunakan adalah : represi,
isolasi.
Durante morbid
• Mental mekanisme yang digunakan
sudah tidak efektif, maka dari itu timbul
gejala-gejala seperti, mendengar bisikan-
bisikan, melihat bayangan hitam.
Status present
• Kesadaran pasien baik ketika diperiksa,
Ingatan pasien masih baik, kecerdasan
pasien dalam batas normal. Pasien masih
terlihat sedih.
Diagnosis multiaxial
• Aksis I
– Gangguan klinik :Episode Depresi berat dengan gejala psikotik
– Diagnosis banding : Skizoafektif
– Kondisi yang mempengaruhi :
• Aksis II
– Gangguan kepribadian : Tidak ada
– Retardasi mental : Tidak ada
• Aksis III
– Kondisi medik umum :Tidak Ada
• Aksis IV
– Masalah Pendidikan militer
Aksis V
– GAF Scale: F 51-60 (Gejala sedang, disabilitas sedang)
Diagnosis Kerja
• Episode depresi berat dengan gejala
psikotik
Diagnosis Banding
• Skizoafektif
Penatalaksanaan
• Anti depresan : Anti prestin 2x20mg tab (pagi
dan malam)
• Anti psikotik :Risperidone 2x2 mg tab (pagi
dan malam)
• Hexymer 2x2 mg tab (pagi dan malam)
Prognosis
• QAV :Dubia ad bonam
• QAF : dubia ad malam
DEPRESI
Definisi
• Depresi adalah penurunan atau merendahnya
aktivitas fungsional.
• Seseorang yang mengalami depresi dapat
menunjukan rasa rendah diri, rasa bersalah,
menyalahkan diri sendiri, menarik diri, dari
lingkungannya dan adanya gangguan somatik
berupa gangguan makan maupun tidur. Depresi
dapat berjalan kronik ataupun rekuren yang
dapat mempengaruhi pekerjaan, ataupun
kegiatan sehari-hari dari individu tersebut.
• Ketika penderita mengalami keadaan depresi
sedang maka penderita dapat dilakukan
penatalaksaan tanpa menggunakan obat, namun
ketika penderita sudah mengalami depresi berat
maka penderita harus melakukan penatalaksaan
dengan menggunakan obat.
• Berdasarkan DSM-V (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders) gangguan depresi
dapat terjadi tanpa adanya riwayat episode manik,
maupun episode campuran sebelumnya. Depresi
dapat ditegakkan sekurang-kurangnya dalam dua
minggu.
Gambaran klinis
• Kehilangan energi dan minat
• Perasaan bersalah
• Kesulitan berkonsentrasi
• Hilangnya nafsu makan sehingga menunjukan
penderita mengalami penurunan berat badan
• Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
• Konsentrasi maupun perhatian berkurang
• Kepercayaan pada dirinya sendiri berkurang,
• Memiliki pemikiran bahwa dirinya tidak berguna
• Memiliki perasaan bersalah
• Memiliki pandangan masa depan yang suram
• Bersikap pesimis, perubahan tingkat aktivitas
• Kemampuan kognitif, pembicaraan, tidur, dan aktivitas
seksual (libido menurun) yang menyebabkan gangguan
fungsi sosial, pekerjaan dan interpersonal
• Adapun terdapatnya volume dan kecepatan berbicara yang
menurun, berespon terhadap pertanyaan tunggal, dan
menunjukan respon yang melambat terhadap pertanyaan
• Memiliki pemikiran negatif tentang dirinya, isi pikiran mereka
melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh
diri dan kematin.
• Duapertiga dari penderita gangguan depresi merenungkan
bunuh diri, dan 10-15% melakukan bunuh diri. Namun
terkadang penderita tidak menyadari akan depresinya dan
tidak mengeluhkan apapun walaupun penderita menunjukan
adanya penarikan diri dari keluarga, teman dan aktivitas yang
mereka lakukan sebelumnya.
Diagnosis
• Diperlukan sekurang-kurangnya dua minggu untuk
menegakkan diagnosis gangguan depresi dari ketiga
tingkat keparahan tersebut, namun apabila gejala luar
biasa berat dan berlangsung secara cepat maka
dibenarkan mendiagnosis gangguan depresi kurang dari
dua minggu
• Gangguan depresi menurut PPDGJ-III memiliki tiga
derajat yaitu derajat ringan, derajat sedang, dan derajat
berat.
• Penderita gangguan depresi derajat ringan biasanya
memilik dua sampai tiga gejala utama ditambah dua
gejala lainnya sehingga sukar untuk meneruskan
pekerjaan biasa dan kegiatan sosial, namun penderita
tetap bisa melakukannya tidak sampai berhenti sama
sekali.
Epidemiologi
• Gangguan depresi berat merupakan suatu gangguan yang sering
dialami, dengan memiliki prevalensi seumur hidup kurang lebih 15
persen, dan memiliki kemungkinan yang tinggi pada wanita yaitu
sebanyak 25% atau 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
• Pada umumnya onset untuk gangguan depresi berat terjadi pada
umur 40 tahun, dengan 50% dari semua penderita mempunyai
onset 20 sampai 50 tahun.
• Gangguan depresi meningkat pada daerah perdesaan dibandingkan
dengan daerah perkotaan
• Gangguan depresi berat meningkat pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau kepada orang-orang yang
bercerai maupun yang berpisah
• Sekitar 23% narapidana negara dan 30% narapidana lokal memiliki
tanda dan gejala depresi. Gangguan depresi terjadi sebanyak 10%
pada narapidana laki-laki dan 12% pada narapidana perempuan.
• Penderita gangguan depresi sedang biasanya
memliki gejala dua sampai tiga gejala utama dan
memiliki tiga gejala lainnya, sehingga mengalami
kesulitan untuk mengikuti kegiatasn sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
• Penderita gangguan depresi berat memiliki tiga
gejala utama ditambah empat gejala lainnya dan
berintensitas berat sehingga penderita sangat
tidak mungkin mampu meneruskan kegiatan
sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga.
Etiologi
• Faktor biologis
• Faktor geenetika
• Faktor psikososial
• Terdapat beberapa faktor resiko dalam depresi,
yaitu jenis kelamin, usia, ras, status perkawinan,
dan pertimbangan sosioekonomi dan kultural.
Penatalaksanaan
• Terapi psikososial
– Terapi kognitif
– Terapi interpersonal
– Terapi perilaku
• Pengobatan yang efektif dan spesifik telah tersedia
untuk penderita gejala depresi. Sekarang telah di
perkenalkannya bupropion dan serotonin spesific
reuptake inhibitors (SSRI) contohnya, fluoxetine,
paroxetine dan setraline yang memberikan klinisi obat
jauh lebih aman dan jauh lebih baik ditoleransi
daripada obat antidepresan sebelumnya