Anda di halaman 1dari 43

Case Report Session

TONSILITIS
AKUT
Oleh :
RENO WAISYAH
G1A219019
PEMBIMBING : dr. UMI RAHAYU, Sp.THT-KL
PENDAHULUAN

Tonsil palatina adalah suatu massa


jaringan limfoid yang terletak di
Tonsilitis akut adalah radang akut
dalam fosa tonsil pada kedua sudut 1 pada tonsil akibat infeksi kuman
orofaring, dan dibatasi oleh pilar
terutama Streptokokus
anterior (otot palatoglosus) dan pilar
hemolitikus (50%) atau virus.
posterior (otot palatofaringeus)
2
Penyebarannya melalui
droplet infection
3
Laporan
Kasus
ANAMNESIS
Welcome!!

1 2 Keluhan Utama
Identitas Pasien

Nama : Nn. N
Umur : 15 tahun Pasien datang dengan
keluhan nyeri menelan
Jenis kelamin: Perempuan sejak 4 hari SMRS
Alamat : Sarolangun

Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
3 Riwayat Perjalanan
Penyakit

Pasien mengeluhkan nyeri Keluhan disertai demam, Namun keluhan sudah mulai
menelan (+) nyeri tenggorokan, batuk, berkurang saat pasien datang ke Poli
sejak 4 hari SMRS. pilek, sakit kepala, mual
sejak 4 hari SMRS
Pasien sebelumnya Riwayat
sudah mengosumsi
4
Pengobatan
obat penurun
demam dan batuk

Keluhan serupa (-)


5 Riwayat
Hipertensi (-)
Penyakit Dahulu DM (-) asthma (-)

Tidak ada riwayat 6


Riwayat
serupa dalam
keluarga Keluarga
Pasien sering makan makanan pinggir
7 Riwayat
jalan, mengosumsi makanan pedas
Kebiasaan dan asin serta minuman dingin
9
Cont…
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
Kanan/kiri Kanan/kiri

Gatal : -/- Rinore : -/- Sukar Menelan : + Suara parau : -

Dikorek : /- Buntu : -/- Sakit Menelan : + Afonia :-

Nyeri : -/- Bersin :- Trismus :- Sesak napas : -

Bengkak : -/- *Dingin/Lembab :- Ptyalismus :- Rasa sakit :-

Otore : -/- *Debu Rumah :- Rasa Ngganjal : + Rasa ngganjal : -

Tuli : -/- Berbau : -/- Rasa Berlendir : -

Tinitus : -/- Mimisan : -/- Rasa Kering :-


Vertigo :- Nyeri Hidung : -/-
Mual :- Suara sengau :-
Muntah :-
PEMERIKSAAN FISIK
80 kali/menit

110/70 mmHg 23 kali/menit

Compose
mentis KEADAAN
Keadaan UMUM &
Umum TANDA-TANDA 37,5 °C
VITAL
Daun Telinga Kanan Kiri
Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -

Telinga Perikondritis
Kista
-
-
-
-
Fistel - -
Ott hematoma - -
Nyeri tekan tragus - -
Nyeri tarik daun telinga - -
Liang Telinga Kanan Kiri
Atresia - -
Serumen - -
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -
Membrana Timpani Kanan Kiri
Hiperemis - -
Retraksi - -
Bulging - -
Cont’ Atropi
Perforasi
-
-
-
-

… Bula
Sekret
-
-
-
-
Refleks Cahaya - -
Retro-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Pre-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -

Tuba eustachii Tidak dilakukan Tidak Dilakukan


Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Hidung Vestibulum nasi Hiperemis (-), edema (-) Hiperemis (-), edema (-)

Kavum nasi Dbn Dbn

Selaput lendir Dbn Dbn


Septum nasi Deviasi (-), luka (-) Deviasi (-), luka (-)
Lantai + dasar hidung Dbn Dbn

Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis(-), Hipertrofi (-), hiperemis(-),

Meatus nasi inferior Dbn Dbn


Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -

12
Cont’ Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
Kavum nasi - -
Selaput lendir - -
Koana - -
Septum nasi - -
Konka superior - -
Adenoid - -
Massa tumor - -
Fossa rossenmuller - -
Transiluminasi Sinus Kanan Kiri
Sinus maxillaries Tidak dilakukan

13
Mulut

Hasil

Selaput lendir Dbn


mulut
Bibir Sianosis (-), sudur bibir (N), gerakan bibir (N)

Lidah Atropi papil (-), tumor (-)

Gigi Karies (-)

Kelenjar ludah Dbn


Faring
Hasil
Uvula Bentuk normal, terletak ditengah
Palatum mole Hiperemis (-)

Palatum durum Hiperemis (-)

Plika anterior Hiperemis (-)

Tonsil • Dekstra : tonsil T2 , hiperemis (+), permukaan


tidak rata
• Sinistra : tonsil T2, hiperemis (+), permukaan tidak
rata
Plika posterior Hiperemis (-)
Mukosa orofaring Hiperemis (+)
Laringoskopi Kelenjar Getah
Indirect Bening
Hasil Kanan Kiri
Regio I Dbn Dbn
Pangkal Regio II Dbn Dbn

lidah Regio III Dbn Dbn


Regio IV Dbn Dbn
Epiglottis
Regio V Dbn Dbn
Tidak dilakukan
Aritenoid Regio VI Dbn Dbn
area Parotis Dbn Dbn
Plika vocalis Area postauricula Dbn Dbn

Massa Area occipital Dbn Dbn


Area supraclavicula Dbn Dbn

16
Pemeriksaan
Audiologi
Tes Pendeng Kanan Kiri
aran

Tes rinne (+) (+)

Tes weber Tidak ada Tidak ada


lateralisasi lateralisasi

Tes Sama dengan Sama dengan


schwabach pemeriksa/N pemeriksa/N

17
Pemeriksaan Nervus
Cranialis
NO Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri Hasil Komponen

I N. Olfaktorius Penciuman DBN DBN DBN Sensorik


II N. Optikus Penglihatan DBN DBN DBN Sensorik
III N.Okulomotorius Mengangkat kelopak mata atas  Konstriksi pu DBN DBN DBN Motorik
pil
IV N.Trochlearis Gerakan mata ke bawah dan ke dalam DBN DBN DBN Motorik

V N.Trigeminus - Motorik. Otot temoralis dan maseter (menutu DBN DBN DBN Sensorik
p rahang dan mengunyah) gerakan rahang ke Motorik
lateral sensorik. Kulit wajah, dua pertiga depa
n kulit kepala, mukosa mata, mukosa hidung d
an rongga mulut, lidah dan gigi.  Reflex korne
a / reflex mengedip, komponen sensorik dibaw
a oleh saraf cranial V, respon motorik melalui
saraf cranial VII

VI N.Abdusen Deviasi mata ke lateral DBN DBN DBN Motorik


18
Pemeriksaan Nervus
Cranialis
VII N.Fasialis Motorik  Otot otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, se DBN DBN DBN Motorik
keliling mata serta mulut  Lakrimasi dan salivasi Sensorik
Sensorik Pengecapan duapertiga depan lidah (rasa, mani
s, asam, dan asin)
VIII N.Vestibulocochlearis Keseimbangan DBN DBN DBN Sensorik
Motorik
IX N.Glosofaringeus Motorik Faring : menelan, reflex muntah Parotis : salivasi DBN DBN DBN Motorik
Sensorik Faring, lidah posterior, termasuk rasa pahit Sensorik

X N.Vagus Motorik Faring, laring, reflex muntah, fonasi, visera abdomen DBN DBN DBN Motorik
Sensorik Faring, laring, reflex muntah, visera leher, thoraks d Sensorik
an abdomen

XI N.Asesoris Otot sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezi DBN DBN DBN Motorik
us, pergerakan kepala dan bahu

XII N.Hipoglosus Pergerakan lidah DBN DBN DBN Motorik


19
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah rutin : tidak dilakukan
 Pemeriksaan kultur dan uji resistensi kuman : tidak dilakukan
Diagnosa Diagnosa
Banding
• Tonsilitis Membranosa Tonsilitis Akut
– Tonsilitis Difteri
– Angina Plaut-vincent
– Mononucleosis
infeksiosa
• Penyakit Kronik Faring
Granulomatus
– Faringitis tuberkulosa
– Faringitis Luetika
– Aktinomikosis faring
TATALAKSANA
Strengths TERAPI
• Antibiotik 2 x 100 mg selama 7 – 10 hari
• Analgetik 3 x 500 mg selama 5 hari
• Obat kumur desinfektan.

EDUKASI
• Perbanyak istirahat
• Minum yang cukup
• Hindari minuman es dan makanan
berminyak dan bersantan
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI

• Tonsil terbagi menjadi 3 bagian yaitu


tonsila faringeal, tonsila palatina dan
tonsila lingual
• Terletak di rongga faring (nasofaring dan
orofaring)
• Ke 3 bagian tonsil tersebut membentuk
sebuah bangunan berbentuk cincin yang
dinamakan Cincin Waldeyer
ANATOMI

Tonsil dibatasi oleh:


Lateral – muskulus konstriktor faring superior
Anterior – muskulus palatoglosus
Posterior – muskulus palatofaringeus
Superior – palatum mole
Inferior – tonsil lingual
ANATOMI

Perdarahan
Mendapat perdarahan dari  a. palatina
minor, a. palatina asendens, cabang tonsil a.
maksila eksterna, a. faring desendens dan a.
lingualis dorsal.
ANATOMI
Aliran getah bening
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan
menuju rangkaian getah bening servikal
profunda (deep jugular node) bagian superior
di bawah muskulus sternokleidomastoideus,
selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya
menuju duktus torasikus. Tonsil hanya
mempunyai pembuluh getah bening eferan
sedangkan pembuluh getah bening aferen
tidak ada
ANATOMI

Persarafan
Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari
cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofarin
geal) dan juga dari cabang desenden lesser
palatine nerves
HISTOLOGI

Mengandung 3 unsur utama yaitu:


• jaringan ikat atau trabekula (sebagai rangk
a penunjang pembuluh darah, saraf dan li
mfa)
• folikel germinativum (sebagai pusat pembe
ntukan sel limfoid muda)
• jaringan interfolikel (jaringan limfoid dari be
rbagai stadium).
TONSILITIS AKUT
Etiologi
Definisi
Tonsilitis akut adalah suatu
proses inflamasi atau peradangan Penyebab tonsilitis bermacam –
pada tonsil yang disebabkan oleh macam, diantaranya :
virus ataupun bakteri • Streptokokus beta hemolitikus
• Streptokokus viridans
• Streptokokus piogenes
• Virus influenza
Infeksi ini menular melalui kontak
dari sekret hidung dan ludah ( drop
let infections )
Tonsilitis Viral
• Penyebab paling sering  virus
Epstein Barr. Haemophilus influenza
juga merupakan salah satu penyebab.
Gejala tonsilitis viral menyerupai
dengan gejala common cold disertai
dengan nyeri tenggorok.

Tonsilitis Bakterial
• Penyebab tersering  Streptokokus
hemolitikus. Infiltrasi bakteri pada
lapisan epitel jaringan tonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa
keluarnya leukosit polimorfonuklear
sehingga terbentuk detritus.
Pada pemeriksaan pada tonsil akan didapati tonsil
hipertrofi, tetapi kadang-kadang atrofi, hiperemi dan odema
yang tidak jelas. Didapatkan detritus atau detritus baru
tampak jika tonsil ditekan dengan spatula lidah. Kelenjar
leher dapat membesar tetapi tidak terdapat nyeri tekan.
Ukuran tonsil
Pembesaran tonsil dapat dinyatakan dalam ukuran :
T0 = tonsil masuk di dalam fosa/ post tonsilektomi
T1 = tonsil masih berbatas dalam fosa tonsilaris
T2 = pembesaran tonsil sudah melewati pilar anterior tet
api belum masuk garis paramedian
T3 =pembesaran tonsil berada diantara garis paramedia
n dengan garis median
T4 = pembesaran tonsil melewati garis mediana
MENIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilitis akut
adalah :
• nyeri tenggorok
• faring hiperemis • nyeri telan
• edema faring • sulit menelan
• pembesaran tonsil • demam
• tonsil hiperemia • mual, anoreksia
• mulut berbau
• kelenjar limfa leher
• otalgia ( sakit di telinga)
• membengkak
• malaise
PATOFISIOLOGI
Bakteri menginfiltrasi lapisan Reaksi radang
epitel jaringan tonsil

Keluarnya leukosit
Detritus terbentuk
polimorfonuklear

Detritus merupakan kumpulan


leukosit, bakteri yang mati da
Detritus mengisi kripta
n epitel yang terlepas
DIAGNOSIS

01 02 03
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN
- Nyeri menelan PENUNJANG
• Faring : • Pemeriksaan laboratorium
- Nyeri tenggorokan  Tonsil udem , hiperemis, terda
- Rasa mengganjal di • Leukosit ↑
pat detritus • Hemoglobin ↓
tenggorokan  Palatum mol, arkus anterior&
- Nafsu makan ↓,Lesu • Pemeriksaan kultur dan uji
posterior udem n hiperemis resitensi kuman
- Terkadang demam
- Malaise
TATALAKSANA
ANTIBIOTIK ANALGETIK
Amoxicillin, Ibuprofen
Cefadroxil, Paracetamol
Erythromycin

OBAT KUMUR ANTISEPTIK


Yang mengandung chiorhexidine atau benzydamine
KOMPLIKASI
Komplikasi lokal
- Abses peritonsil
- Abses parafaring
- Otitis media akut

Komplikasi sistemik
 Bronkitis ( bronkus)
 Nefritis akut&glomerulonephritis akut
(ginjal)
 Miokarditis & endocarditis (jantung)
 Artritis (sendi)
 Plebitis (vaskuler)
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


ANALISA
KASUS
ANALISA KASUS
Pemeriksaan fisik  tonsil dan mukosa
orofaring hiperemis. Terdapat pembesaran
Nn. N, usia 15 tahun  ke poli THT-KL tonsil dengan ukuran T2-T2
RSUD  keluhan utama nyeri
menelan sejak 4 hari SMRS, pasien juga
Berdasarkan tingkat keparahan penyakit:
mengeluh demam, mual, batuk, pilek, Terapi  antibiotic, analgetik, obat kumur
sesak, sakit kepala 4 hari SMRS desinfektan
Edukasi  Istirahat, Minum yang cukup, Hindari
minuman es serta makanan berminyak &
bersantan, perbanyak istirahat

Hal itu sesuai dengan keluhan tonsillitis akut


dimana terdapat peradangan pada tonsil pa;atina
KESIMPULAN Suatu proses inflamasi atau
peradangan pada tonsil yang
disebabkan oleh virus/bakteri

1. Akut
2. Kronis
Tonsilitis 01
Klasifikasi 02 1. Anamnesis
2. -Pemeriksaan Fisik
3. Pem penunjang
Diagnosa 03
1. Analgetik
Terapi 04 2. Antibiotik
3. Obat kumur
Edukasi 05 1. Istirahat
2. Minum yang cukup
3. Hindari minuman es serta makanan
berminyak & bersantan
4. Perbanyak istirahat
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala L
eher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. pg:212-25.
2. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit
-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 199
7. pg: 330-44.
3. Caparas.M.B, Lim.M.G. Basic Otolaryngology. Publication of comittee of the colleg
e of Medicine: University of the Philippines. 1998. pg: 149-59.
4. Robertson, J.S. 2004. Journal of Tonsilitis. Available at: http://www.emedicine.com
. Accessed on: April 2012.
5. Ramsey, D.D. 2003.. Tonsilitis. Available at: http://www.illionisuniv.com. Accesed on
: April 2012
6. Lee, K.J. MD. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.
7. Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia: WB Sunders
Co. 1959. pg: 239-59.

Anda mungkin juga menyukai