KELOMPOK 7
*
*
*
*
*
*
Untuk menguji keterkaitan antara anomali
magnetik yang dihasilkan dan geologi regional,
kami menempatkan peta geologis pada peta
anomali magnetik (gambar 4). Beberapa
korelasi penting dari unit geologi superfisial dan
anomali magnetik yang teramati diamati. Unit
kuarsit yang memanjang ke arah timur laut ke
barat daya, ke arah barat lokasi IWS,
tampaknya menghasilkan kerentanan magnetik
rendah.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Untuk menilai pengaturan struktural bawah permukaan IWS dan
menentukan tingkat kedalaman fitur geologi termasuk sesar, lipatan
dan patah, dan kemungkinan kontribusinya pada bidang panas bumi di
wilayah ini, kami menggabungkan gravitasi dan data magnetik untuk
memodelkan struktur bawah permukaan. Dari analisis kami pada hasil
penelitian, dapat di simpulkan sebagai berikut:
• Unit sekis dan batuan kuarsit dominan dalam jangkauan wilayah
(secara bergantian di beberapa lokasi) kedalaman rata-rata 2,5-3,0
km dengan unit kuarsait dominan pada sumber IWS.
• Sumber IWS duduk langsung pada formasi geologi kerapatan tinggi
yang terintrusi di bawah unit batuan kuarsit rekahan pada sumber
panas IWS.
• Topografi basement di wilayah ini sangat tidak menandakan dan
tektonik aktif yang terjadi selama Prakambrium di Nigeria barat
daya.Model geologi dapat digunakan untuk mengambil pengaturan
kecepatan kelompok tergantung pada frekuensi, dan juga untuk
mendapatkan model.
• Pilihan SI pasif dalam kegiatan eksplorasi dapat memberikan dataset
terstruktur dengan baik sebagaimana terbukti dalam penelitian ini,
dengan sedikit atau tidak ada efek destruktif pada lingkungan untuk
eksplorasi.