Desi tri kurniasari Icha wahyuni oktavia Identifikasi idetifikasi dilakukan untuk megetahui senyawa metabolit sekunder dalam aktivitas biologi tumbuhan dengan penambahan pereaksi- pereaksi. Metabolisme sekunder dan cara mengidetifikasi • Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Secara umum kandungan metabolit sekunder dalam bahan alam hayati dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi khas suatu metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa metabolit
sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Identifikasi flavonoid dalam menganalisis flavonoid, yang diperiksa adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Proses ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk menghindari oksida enzim alkaloid Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar Identifikasi alkaloid Alkaloid merupakan senyawa nitrogen yang sering terdapat dalam tumbuhan. Atom nitrogen yang terdapat pada molekul alakaloid pada umumnya merupakan atom nitrogen sekunder ataupun tersier dan kadang-kadang terdapat sebagai atomnitrogen kuartener. Salah satu pereaksi untuk mengidentifikasi adanya alkaloid menggunakan pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer. Saponin (steroid dan terpenoid) • Saponin adalah suatu glukosida yang larut dalam air dan mempunyai karakteristik dapat membentuk busa apabila dikocok, serta mempunyai kemampuan menghemolisis sel darah merah. Saponin mempunyai toksisitas yang tinggi. Verdasarkan strukturnya saponin dapat dibedakan atas dua macam yaitu saponin yang mempunya rangka steroid dan saponin yang mempunyai rangka triterpenoid. Berdasarkan pada strukturnya saponin memberikan reaksi warna yang karakteristik dengan pereaksi Libermann-Buchard (LB). Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
KLT adalah suatu metode pemisahan campuran
senyawa atau komponen berdasarkan pada percobaan distribusi senyawa atau komponen- komponen yakni antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diamnya berbentuk lapisan tipis yang melekat pada gelas/kaca, plastik, aluminium, sedangkan fase geraknya berupa cairan atau campuran cairan, biasanya pelarut organik dan kadang- kadang juga air UJI KLT ALKALOID
• Sampel pada skrining fitokimia ditambah amonia
25% hingga PH 8-9.Kemudian ditambahkan kloroform, dan dipekatkan diatas waterbath. Fase kloroform ditotolkan pada plat silika gelG60. Elusi dilakukan dengan metanol : NH4OH pekat = 200 : 3. Plat dikeringkan dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm. Kemudian plat disemprot dengan pereaksi Dragendorff, dikeringkan dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm. UJI KLT FLAVONOID • Sampel ditotolkan pada plat silika gel 60 F254 (10 x 2cm) yang telah diaktivasi dengan pemanasan di oven selama 30 menit dalam suhu 100° C. Plat yang telah disiapkan kemudiam dimasukkan dalam chamber berisi etil asetat : asam format : asam asetat : air = 5 : 0,55 : 0,55 : 1,3 yang telah dijenuhkan terlebih dahulu. Hasil plat dibiarkan sampai kering, kemudian plat difoto dengan sinar UV 366nm. Pengujian KLT Tanin dan Saponin • Pengujian KLT Tanin Sampel ditotolkan memakai fase atas pengembang butanol : asam asetat : air (14:1:5) diikuti dengan asam asetat 6%. Tanin dapat dideteksi dengan sinar UV pendek berupa bercak lembayung yang bereaksi positif dengan setiap pereaksi fenol baku.
• Pengujian KLT Saponin
Sampel ditambah dengan HCl 2M, diaduk, direfluks 6 jam diatas waterbath, kemudian didinginkan. Setelah itu dinetralkan dengan amonia, diuapkan diatas waterbath, ditambah n-heksana kemudian disaring. Filtratnya kemudian diuapkan diatas waterbath, ditambah 5 tetes kloroform, dan ditotolkan pada plat silika gel G60. Plat dikeringkan dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm. Kemudian plat disemprot dengan SbCl3 dioven pada suhu 110oC selama 10 menit, dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm Terima Kasih