Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 12

Dandi agustian saputra


Desi tri kurniasari
Icha wahyuni oktavia
Identifikasi
idetifikasi dilakukan untuk megetahui senyawa
metabolit sekunder dalam aktivitas biologi
tumbuhan dengan penambahan pereaksi-
pereaksi.
Metabolisme sekunder dan cara
mengidetifikasi
• Senyawa metabolit sekunder merupakan
senyawa kimia yang umumnya mempunyai
kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai
pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan
hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau
lingkungannya. Secara umum kandungan
metabolit sekunder dalam bahan alam hayati
dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi
khas suatu metabolit sekunder dengan pereaksi
tertentu.
Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa metabolit


sekunder yang terdapat pada tanaman hijau,
kecuali alga. Flavonoid termasuk senyawa
fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan
dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat.
Identifikasi flavonoid
dalam menganalisis flavonoid, yang diperiksa
adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang
sudah dihidrolisis. Proses ekstraksi senyawa ini
dilakukan dengan etanol mendidih untuk
menghindari oksida enzim
alkaloid
Alkaloid menurut Winterstein dan Trier
didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa,
mengandung atom nitrogen yang berasal dari
tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun
bagi manusia dan banyak yang mempunyai
kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid
biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis
aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit
yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada
suhu kamar
Identifikasi alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa nitrogen yang sering
terdapat dalam tumbuhan. Atom nitrogen yang
terdapat pada molekul alakaloid pada umumnya
merupakan atom nitrogen sekunder ataupun
tersier dan kadang-kadang terdapat sebagai
atomnitrogen kuartener. Salah satu pereaksi
untuk mengidentifikasi adanya alkaloid
menggunakan pereaksi Dragendorff dan
pereaksi Mayer.
Saponin (steroid dan terpenoid)
• Saponin adalah suatu glukosida yang larut dalam air
dan mempunyai karakteristik dapat membentuk
busa apabila dikocok, serta mempunyai kemampuan
menghemolisis sel darah merah. Saponin
mempunyai toksisitas yang tinggi. Verdasarkan
strukturnya saponin dapat dibedakan atas dua
macam yaitu saponin yang mempunya rangka
steroid dan saponin yang mempunyai rangka
triterpenoid. Berdasarkan pada strukturnya saponin
memberikan reaksi warna yang karakteristik dengan
pereaksi Libermann-Buchard (LB).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

KLT adalah suatu metode pemisahan campuran


senyawa atau komponen berdasarkan pada
percobaan distribusi senyawa atau komponen-
komponen yakni antara dua fase yaitu fase diam
dan fase gerak.
Fase diamnya berbentuk lapisan tipis yang melekat
pada gelas/kaca, plastik, aluminium, sedangkan
fase geraknya berupa cairan atau campuran
cairan, biasanya pelarut organik dan kadang-
kadang juga air
UJI KLT ALKALOID

• Sampel pada skrining fitokimia ditambah amonia


25% hingga PH 8-9.Kemudian ditambahkan
kloroform, dan dipekatkan diatas waterbath. Fase
kloroform ditotolkan pada plat silika gelG60. Elusi
dilakukan dengan metanol : NH4OH pekat = 200
: 3. Plat dikeringkan dan diamati pada cahaya
tampak, UV 254 nm dan 366 nm. Kemudian plat
disemprot dengan pereaksi Dragendorff,
dikeringkan dan diamati pada cahaya tampak, UV
254 nm dan 366 nm.
UJI KLT FLAVONOID
• Sampel ditotolkan pada plat silika gel 60 F254
(10 x 2cm) yang telah diaktivasi dengan
pemanasan di oven selama 30 menit dalam suhu
100° C. Plat yang telah disiapkan kemudiam
dimasukkan dalam chamber berisi etil asetat :
asam format : asam asetat : air = 5 : 0,55 : 0,55 :
1,3 yang telah dijenuhkan terlebih dahulu. Hasil
plat dibiarkan sampai kering, kemudian plat
difoto dengan sinar UV 366nm.
Pengujian KLT Tanin dan Saponin
• Pengujian KLT Tanin
Sampel ditotolkan memakai fase atas pengembang butanol : asam
asetat : air (14:1:5) diikuti dengan asam asetat 6%. Tanin dapat
dideteksi dengan sinar UV pendek berupa bercak lembayung
yang bereaksi positif dengan setiap pereaksi fenol baku.

• Pengujian KLT Saponin


Sampel ditambah dengan HCl 2M, diaduk, direfluks 6 jam diatas
waterbath, kemudian didinginkan. Setelah itu dinetralkan
dengan amonia, diuapkan diatas waterbath, ditambah n-heksana
kemudian disaring. Filtratnya kemudian diuapkan diatas
waterbath, ditambah 5 tetes kloroform, dan ditotolkan pada plat
silika gel G60. Plat dikeringkan dan diamati pada cahaya
tampak, UV 254 nm dan 366 nm. Kemudian plat disemprot
dengan SbCl3 dioven pada suhu 110oC selama 10 menit, dan
diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai