Anda di halaman 1dari 19

Evaluasi Holistik

Evaluasi secara holistik dikembangkan dengan melakukan telaahan


secara menyeluruh terhadap beragam dampak penting lingkungan yang
dimaksud pada uraian prakiraan dampak penting dengan sumber usaha atau
kegiatan penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena
dampak penting (positif maupun negatif) akan ditelaah sebagai satu
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga dapat
diketahui keseimbangan dampak penting yang bersifat positif dan yang
bersifat negatif.
Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah dengan
metoda bagan alir berdasarkan informasi besaran dampak dan tingkat
kepentingan masing-masing jenis dampak hipotetik. Untuk mempermudah
penentuan kepentingan dampak, akan disusun sebuah tabel sederhana yang
berisikan besaran dampak, derajat kepentingan dampak, jumlah derajat
kepentingan dampak, dan kesimpulan kepentingan dampak. Tingkat
kepentingan tersebut akan menentukan layak atau tidaknya suatu rencana
kegiatan terhadap lingkungan.
• Berdasarkan ke dua lajur tersebut, maka dampak penting perlu dikelola atau tidak
menggunakan kriteria sebagai berikut:Apabila jumlah P ≥ 2, maka dampak tersebut
merupakan dampak Penting (P) dan dikelola.
1. Apabila jumlah P ≥ 1 dengan prakiraan besar dampak atau intensitas
dampak termasuk kriteria sedang – besar atau melebihi baku mutu,
maka dampak tersebut merupakan dampak Penting (P) dan dikelola.
2. Apabila jumlah P = 1 dengan prakiraan besar dampak atau intensitas
dampak kecil atau tidak melebihi baku mutu, maka dampak tersebut
merupakan dampak Tidak Penting (TP) dan tidak dikelola.
3. Apabila dua atau lebih jenis dampak yang sama dan memiliki
kepentingan dampak Tidak Penting (TP) namun dalam satu kesatuan
ruang dan waktu terjadi akumulasi dampak, maka kedua atau lebih
jenis dampak tersebut dinyatakan Penting (P) dan dikelola.
4. Apabila dua atau lebih jenis dampak yang sama dan memiliki
kepentingan dampak Tidak Penting (TP) dan Penting (P) namun
dalam satu kesatuan ruang dan waktu terjadi akumulasi dampak,
maka dampak Penting (P) tetap dikelola dan dampak Tidak Penting
(TP) menjadi Penting (P) dan dikelola.
5. Apabila dua atau lebih jenis dampak yang sama dan memiliki
kepentingan dampak Tidak Penting (TP) dan Penting (P) namun
dalam satu kesatuan ruang dan waktu tidak terjadi akumulasi dampak,
maka dampak Penting (P) tetap dikelola dan dampak Tidak Penting
(TP) tetap menjadi Tidak Penting (TP).
• Hasil evaluasi dampak penting tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk
membuat arahan penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Matriks evaluasi dampak
penting secara holistik disajikan pada tabel 1 dan 2, sedangkan bagan alir dampak
pada tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasi berturut-turut disajikan pada
Gambar 1,dan 2. Tabel 1. Ringkasan Evaluasi Dampak Rencana Kegiatan Pembangunan
RS Indriati Yogyakarta.docx
• Berdasarkan pada matrik evaluasi dampak penting sebagaimana pada Tabel 1.
diketahui dampak penting positif atau negatif serta dampak tersebut akan
bersifat permanen atau sementara dari rencana pembangunan RS Indriati
Yogyakarta secara lebih lengkap telaahan diuraikan sebagai berikut :
• Tahap Pra Konstruksi
• Komponen Sosial
» Munculnya Keresahan Masyarakat
Sosialisasi merupakan langkah awal untuk mendapatkan pelibatan
masyarakat, dengan mengumumkan rencana pendirian RS Indriati Yogyakarta
secara langsung melalui pertemuan konsultasi public maupun secara tidak langsung
dengan mengumumkan melalui media massa cetak dan papan pengumuman.
Sehubungan dengan adanya rencana pembangunan RS Indriati Yogyakarta, seluruh
responden menyetujui adanya rencana pembangunan, namun timbul keresahan pada
masyarakat terkait dampak yang diprakirakan timbul pada tahap konstruksi maupun
operasional. Kekhawatiran timbulnya dampak negative dari rencana pembangunan
RS Indriati mempengaruhi timbulnya keresahan masyarakat dengan dampak
negative kecil namun penting untuk dikelola.
» Munculnya Sikap dan Persepsi Masyarakat
Sosialisasi rencana pendirian RS Indriati Yogyakarta yang dilakukan oleh PT.
Delta Merlin pada tahap pra konstruksi merupakan langkah awal untuk
mendapatkan pelibatan masyarakat dan pengkondisian pada masyarakat yang
diperkirakan terkena dampak. Kegiatan sosialisasi berdampak positif kecil namun
penting untuk dikelola pada parameter Sikap dan persepsi masyarakat yang semula
baik menjadi sangat baik.
• Tahap konstruksi
• Komponen Fisik-Kimia
» Penurunan Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara merupakan dampak penting negatif
yang bersifat sementara dari tahap konstruksi. Kualitas udara akan
berbalik setelah masa konstruksi selesai.

» Peningkatan Intensitas Kebisingan


Peningkatan kebisingan merupakan dampak penting negatif
yang bersifat sementara dari tahap konstruksi. Peningkatan
kebisingan akan berbalik setelah masa konstruksi selesai.
» Gangguan aliran airtanah dangkal
Pada pembuatan basement, gangguan aliran air tanah dangkal mempunyai
sifat dampak negatif, besar dampak kecil dan tidak penting sehingga tidak
dilakukan pengelolaan dan pemantauan. Pada kondisi tanpa pembuatan basement
arah aliran air tanah dangkal secara umum akan mengalir dari timur laut – barat
daya dengan transmivitas (T) rata-rata adalah 1048,6 m2/hari dan nilai rata-rata
konduktivitas hidrolik (K) adalah 679,8 m/hari dengan kedalaman rata-rata air
tanah 1,55-2,77 m dari permukaan tanah. Pada pembuatan basement yang
mempunyai kedalaman rata-rata 5 m di bawah permukaan tanah diprakirakan
arah aliran airtanah dangkal akan terganggu sehingga akan berdampak terhadap
sumur penduduk di Padukuhan Cabean yang berada di sebelah barat daya dari
lokasi rencana Pembangunan RS Indriati Yogyakarta. Walaupun demikian untuk
sumur penduduk yang berada di sebelah barat daya rencana pembangunan
Rumah Sakit keberadaan airtanah dangkal tidak dikawatirkan karena dapat
dipasok dari air tanah sebelah selatan. Hal ini karena beda tinggi permukaan air
tanah dangkal sangat kecil dan pola aliran air tanah pada wilayah Dukuh Cabean
mengarah dari barat daya – timur laut. Arah aliran air tanah dangkal dengan
memperhatikan nilai T dan K maka akan secara cepat melakukan penyesuaian
diri dengan membentuk pola aliran yang baru.
Selain ini keberadaan Sungai Ngireng-ireng dapat membantu menstabilkan arah
aliran air tanah dangkal karena sungai tersebut mempunyai jenis pola aliran
influen yaitu keberadaan air sungai dapat memasok air tanah dangkal. Kondisi
ini akan intensif terjadi pada saat terjadi pada musim hujan, karena sungai
mempunyai debit yang besar.
Gangguan aliran air permukaan

• Pekerjaan fisik RS Indriati Yogyakarta akan berdampak terhadap gangguan aliran air permukaan, dengan sifat dampak
negatif, besar dampak kecil dan penting sehingga perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan. Pekerjaan fisik akan

• Merubah tutupan lahan yang semula berupa tanah dengan tanaman semak belukar seluas 25.000 m2 sehingga mempunyai
sifat permukaan tanah yang lolos air (permeable) tetapi dengan adanya bangunan dengan luas sekitar 7.995 m2 (31,98%)
maka permukaan lahan akan bersifat kedap air (impermeable). Perubahan tutupan lahan ini akan berdampak terhadap
peningkatan debit aliran permukaan 0,003 m3/detik atau 4,69 %.

• Memperhatikan besarnya peningkatan tersebut termasuk kecil tetapi lokasi rencana kegiatan pembangunan RS Indriati
Yogyakarta terdapat pada topografi yang datar, sehingga potensi terjadi penggenangan besar. Tetapi potensi ini kecil terjadi
karena terdapat saluran drainase Sungai Ngireng-ireng yang masih mampu melakukan penampungan aliran permukaan
sebesar 0,067 m3/detik.

• Berdasarkan pada Peraturan MENLH Nomor 12 tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum RI Nomor: 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan Gedung dan Persilnya, Peraturan
Bupati Bantul No. 49 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011 tentang
Gedung dan Bangunan menjelaskan pentingnya air hujan perlu dilakukan pengelolaan sebelum menjadi aliran permukaan.
Upaya ini dilakukan agar tidak memperbesar debit aliran permukaan yang menyumbang terjadinya genangan dan banjir.

Penurunan kualitas air

• Penurunan kualitas air merupakan dampak tidak penting negatif yang bersifat sementara dari tahap konstruksi. Kualitas air
akan berbalik setelah masa konstruksi selesai.
• Komponen Sosial

» Terbukanya Kesempatan Kerja


• Kegiatan pembangunan RS Indriati Yogyakarta memerlukan tenaga kerja konstruksi
dengan berbagai keahlian. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan jenis
keahlian diperkirakan sebanyak ± 575 orang. Persentase jumlah tenaga kerja lokal
sebagai tenaga konstruksi diharapkan dapat menyerap minimal 20% dari total jumlah
kebutuhan tenaga kerja yang memenuhi standar kualifikasi keahlian.
• Tenaga kerja lokal yang dimaksudkan adalah masyarakat sekitar kegiatan, yang masih
berada di dalam wilayah studi. Kegiatan penerimaan tenaga untuk konstruksi
pembangunan RS Indriati berdampak positif pada kesempatan kerja di wilayah studi.

» Munculnya keresahan masyarakat


• Kegiatan pada tahap konstruksi pembangunan RS Indriati yang memunculkan keresahan
pada masyarakat sekitar yaitu kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi serta ketika
pembangunan fisik konstruksi dan pemasangan instalasi RS Indriati. Kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi diprakirakan memunculkan keresahan pada
masyarakat apabila terjadi ketidakpuasan pada hasil penerimaan tenaga kerja tersebut.
Dampak yang diprakirakan timbul bersifat negative kecil namun penting untuk dikelola.
Sementara itu, pada kegiatan pembangunan fisik konstruksi adalah terkait dampak yang
diprakirakan timbul antara lain bising dan getaran, serta kemungkinan adanya pekerja
konstruksi yang akan mengganggu kenyamanan. Dampak yang ditimbulkan dari
kegiatan pada tahap konstruksi pembangunan RS Indriati terhadap munculnya keresahan
masyarakat bersifat negative kecil namun penting sehingga dikelola.
» Munculnya sikap dan persepsi masyarakat
• Penerimaan tenaga kerja konstruksi diprakirakan mempengaruhi sikap dan
persepsi masyarakat. Berdasarkan wawancara dan ketika pertemuan
konsultasi masyarakat telah disiratkan bahwa dengan memprioritaskan
warga sekitar sebagai pelibatan dapat meningkatkan sikap dan persepsi
masyarakat menjadi sangat baik. Dampak yang ditimbulkan bersifat positif
kecil namun penting untuk dikelola.

Komponen Kesehatan Masyarakat


» Timbulan sampah padat non B3
• Timbulan sampah non B3 dari rencana pembangunan RS Indriati
Yogyakarta sesuai PP No. 81 Tahun 2012 disebut Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, yaitu sampah rumah tangga yang berasal dari tempat usaha,
atau lembaga organisasi tertentu. Terkait tahap konstruksi, maka sampah
non B3 berasal dari aktivitas basecamp pembangunan RS Indriati
Yogyakarta, dengan jenis sampah terutama sampah domestik dari kegiatan
sehari-hari karyawan yang tinggal di Basecamp, seperti sisa-sisa makanan,
bekas pembungkus makanan, plastik bekas kemasan air minum, dll.
• Tahap Operasi
Komponen Fisik-Kimia
» Penurunan Kualitas Udara
• Penurunan kualitas udara merupakan dampak Penting negatif
yang bersifat permanen selama operasional RS Indriati
Yogyakarta. Kualitas udara tidak akan berbalik dan selalu akan
terjadi penurunan kualitas udara selama operasional RS Indriati
Yogyakarta.
» Peningkatan Intensitas Kebisingan
• Peningkatan intensitas kebisingan merupakan dampak Penting
negatif yang bersifat permanen selama operasional RS Indriati
Yogyakarta. Peningkatan intensitas kebisingan tidak akan berbalik
selama operasional RS Indriati Yogyakarta
» Penurunan kuantitas airtanah (Hidrologi)
Sumberdaya airtanah di lokasi rencana pembangunan RS Indriati
Yogyakarta termasuk Cekungan Air Tanah Yogyakarta-Sleman dengan karakteristik
akuifer antara lain: rasio pemanfaatan dan cadangan 19,11 %, saldo 85,30 %, sehingga
termasuk tingkat prosentase saldo tinggi, sehingga tergolong memiliki cadangan air
tanah yang aman untuk dimanfaatkan. Berdasarkan data tersebut maka pengambilan
airtanah dalam, sebagai sumber cadangan untuk kegiatan RS Indriati Yogyakarta dengan
debit 106,86 m3/hari, masih belum mengkawatirkan.
Pengambilan air tanah dalam, akan berdampak negatif, besar dampak kecil
dan penting terhadap keberadaan air tanah dangkal yang dipakai sebagai sumber sumur
gali penduduk apabila air tanah dangkal ikut terambil/tersedot pada saat pengambilan air
tanah dalam. Kondisi ini dapat terjadi apabila: (1) terjadi kebocoran pada cassing/ screen
pipa pengambilan air tanah dalam, dan (2) tekanan air pada debit pengambilan dapat
mengakibatkan gangguan pada lapisan impermeable sehingga terjadi retakan atau
runtuhan sehingga mengakibatkan kebocoran pada lapisan pembatas antara air tanah
dangkal dengan air tanah dalam. Kondisi ini dimungkinkan karena formasi batuannya
bersifat pasiran yang terbentuk pada bentang lahan fuvio-vulcan.
» Penurunan kualitas air
• Penurunan kualitas air merupakan dampak penting negatif yang bersifat
permanen selama operasional RS Indriati Yogyakarta. Kualitas air tidak
akan berbalik dan selalu terjadi penurunan kualitas air akibat pembuangan
limbah cair selama operasional RS Indriati Yogyakarta.

» Timbulan Limbah B3

• Timbulan limbah B3 merupakan dampak Penting negatif yang bersifat


permanen selama operasional RS Indriati Yogyakarta. Timbulan limbah B3
tidak akan berbalik dan akan selalu menghasilkan limbah B3 selama
operasional RS Indriati Yogyakarta
• Komponen Biotik
» Peningkatan keanekaragaman jenis flora

• Pada tahap operasi akan terjadi peningkatan keragaman jenis flora yang terdapat pada area
proyek. Penurunan keanekaragaman jenis flora pada tahap konstruksi karena pembersihan
lahan, dan pada saat operasional oleh adanya tapak dasar bangunan akan kembali ditingkatkan
oleh adanya penataan kawasan RTH dengan baik. Penataan RTH ini akan meningkatkan
keanekaragaman jennies yang terdapat di area RS Indriati Yogyakarta dengan penanaman jenis
pohon yang bernilai estetika dan memiliki fusional tertentu yaitu: penyerap debu, bising dan
pencemar secara umum. Fungsi jenis yang ditanam ini mengacu pada peran untuk
menurunkan dampak yang terjadi oleh adanya debu, kebisingan dan polutas udara.

» Penurunan keanekaragaman jenis plankton

• Pada tahap operasi keanekaragaman plankton akan dipengaruhi oleh adanya penambahan
pencemar yang berasal dari efluen IPAL milik RS Indriati Yogyakarta. Penurunan
keanekaragaman plankton ini akan berpengaruh pada rantai makanan pada sungai Ngireng-
ireng dan juga menjadi indikator adanya pencemaran air permukaan.
Komponen Sosial
Terbukanya Kesempatan Kerja
• Kegiatan operasional RS Indriati Yogyakarta diperlukan tenaga kerja operasional, sehingga
kegiatan penerimaan karyawan operasional RS Indriati Yogyakarta menjadi penting
dilakukan. Jumlah perkiraan tenaga kerja untuk operasional RS Indriati Yogyakarta yang
dibutuhkan sekitar 1.061 orang dengan kesempatan sebesar 20% untuk warga sekitar
sehingga berdampak terbukanya kesempatan kerja di wilayah studi dampak yang
ditimbulkannya termasuk positif kecil namun penting untuk dikelola.
» Munculnya peluang berusaha
• Berdasarkan tingkat pertumbuhan peluang usaha yang ada pada wilayah studi, maka skala
kualitas lingkungan awal peluang usaha yang ada menunjukkan bahwa kegiatan usaha yang
ada mengalami pertumbuhan sebesar 0 % untuk Desa Bangunharjo dan 4,782% untuk Desa
Panggungharjo. Berdasarkan prosentase tersebut, maka skala kualitas rona lingkungan awal
peluang usaha termasuk dalam kriteria sedang (skala 3) yaitu kegiatan usaha yang ada
mengalami pertumbuhan sebesar 0 - 10%. Secara administrasi, RS Indriati berada di Desa
Panggungharjo, namun di seberang jalannya merupakan Desa Bangunharjo yang selama 5
tahun terakhir tidak tercatat adanya pertumbuhan peluang usaha, sehingga dengan
beroperasinya RS Indriati akan membangkitkan kegiatan usaha di sekitarnya, dampaknya
positif kecil namun penting untuk dikelola.
» Munculnya keresahan masyarakat
• Kegiatan pada tahap operasional RS Indriati yang berdampak munculnya keresahan
pada masyarakat yaitu kegitan penerimaan staff / karyawan operasional RS Indriati dan
ketika RS Indriati dioperasionalkan. Jumlah perkiraan tenaga kerja untuk operasional
RS Indriati Yogyakarta yang dibutuhkan sekitar 1.061 orang dengan memprioritaskan
bagi tenaga kerja local sebesar 20%. Keresahan pada masyarakat yang diprakirakan
timbul adalah karena: menjadi tenaga kerja operasional lebih diminati daripada menjadi
tenaga kerja konstruksi, karena jenis pekerjaannya dan lama waktu kerjanya berbeda.
Oleh karena itu diprakirakan akan banyak pendaftar dan berusaha mengisi kuota yang
diprioritaskan bagi warga local. Sementara itu kegiatan RS Indriati Yogyakarta
memunculkan keresahan pada masyarakat antara lain :
(1) limbah medis;
(2). Kekhawatiran surutnya sumur warga sekitar;
(3). Berkurangnya daerah resapan air karena lahannya dibangun untuk RS Indriati.
• Skala kualitas lingkungan untuk rona lingkungan awal keresahan masyarakat termasuk
dalam skala 3 (sedang) yaitu keresahan yang timbul di tengah masyarakat bersifat
temporer dan dapat diselesaikan dengan musyawarah, diprakirakan mengalami
perubahan menjadi skala 2 yaitu kondisi masyarakat agak rawan terjadi keresahan
masyarakat. Dampak yang ditmbulkan bersifat negative kecil namun penting untuk
dikelola.
» Munculnya sikap dan persepsi masyarakat
• Untuk mengoperasionalkan RS Indriati Yogyakarta diperlukan tenaga kerja operasional,
sehingga kegiatan penerimaan karyawan pengelola RS Indriati Yogyakarta menjadi
penting dilakukan. Jumlah perkiraan tenaga kerja untuk operasional RS Indriati
Yogyakarta yang dibutuhkan sekitar 1.061 orang dan ada kesempatan sebesar 20%
untuk warga sekitar agar terjadi pelibatan. Dampak yang ditimbulkan terhadap sikap
dan persepsi masyarakat bersifat positif kecil namun penting untuk dikelola

Komponen Kesehatan Masyarakat


» Perkembangan vektor penyakit
• Timbulan sampah non B3 di rumah sakit akan dapat menimbulkan dampak ikutan,
berupa perkembangan vektor penyakit terkait dengan sampah, yaitu tikus, lalat dan
kecoa. Ketiga jenis vektor ini dapat menyebarkan penyakit bawaan makanan, seperti
diare, tifus, desentri, dan hepatitis B. Analogi dengan rumah sakit lain yang telah
beroperasi, walaupun sudah diupayakan pengelolaan sampah secara optimal, masih saja
ketiga vektor di atas hadir dan berkembang biak. Ini karena di rumah sakit
menggunakan lahan yang sangat luas, serta memiliki unit orgnisasi yang banyak.
Kehadiran vektor ini selain dapat menyebarkan penyakit bawaan makanan, juga
menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien dan pengunjung, sehingga akan
menurunkan citra rumah sakit. Oleh karena itu perkembangan vektor ini dikategorikan
ke dalam DPH sehingga perlu upaya pengelolaan dan pemantauan.
• TELAAHAN DAN ARAHAN SEBAGAI DASAR
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

• Berdasarkan hasil telaahan secara holistik tersebut di atas, maka diperoleh jenis
dampak penting yang harus dikelola. Dampak penting terhadap berbagai komponen
lingkungan (+/–) tersebut seluruhnya merupakan dampak yang terjadi secara
individu baik dampak primer, sekunder, tersier dan selanjutnya.
• Perubahan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak rencana kegiatan
pembangunan RS Indriati Yogyakarta akan dikelola sehingga kualitasnya dapat
kembali seperti sedia kala (rona lingkungan awal). Pada peraturan perundang-
undangan mengenai lingkungan hidup dijelaskan bahwa pengelolaan lingkungan
hidup dimaksudkan untuk mencegah, menanggulangi, meningkatkan kembali
kualitas lingkungan hidup yang terkena dampak.
• Komponen-komponen lingkungan yang perlu dikelola selama dilaksanakan rencana
kegiatan pembangunan RS Indriati Yogyakarta ditentukan berdasarkan hasil
prakiraan dan evaluasi terhadap dampak besar dan penting. Adapun arahan dari
setiap tahap rencana kegiatan pembangunan RS Indriati Yogyakarta oleh PT. Delta
Merlin, terhadap komponen-komponen lingkungan hidup disajikan pada dokumen
RKL-RPL. tabel telaahan dan arahan pengelolaan.docx
• REKOMENDASI PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN
Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting terhadap rencana
pembangunan RS Indriati Yogyakarta dapat ditetapkan evaluasi kelayakan
lingkungan hidup sebagai berikut :
Penilaian Kelayakan Lingkungan Hidup.docx

Berdasarkan hal tersebut maka rencana kegiatan pembangunan RS


Indriati Yogyakarta oleh PT. Delta Merlin dapat dinyatakan layak secara
lingkungan. Pihak Pemrakarsa akan selalu melakukan komunikasi dan koordinasi
yang baik dengan masyarakat sekitar, khususnya yang menyangkut keterbukaan
informasi terkait dengan berbagai kegiatan pada berbagai tahap kegiatan baik pra
konstruksi, konstruksi, maupun operasi.
Berbagai upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
seperti yang dicantumkan dalam dokumen RKL dan RPL akan dilaksanakan
secara kontinyu dan konsisten oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat
dan instansi terkait dalam upaya pemantauannya. Dengan adanya pengelolaan
lingkungan diharapkan dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi,
ditanggulangi dan bahkan dicegah. Untuk dampak positif semaksimal mungkin
dapat dikembangkan lagi agar kemanfaatannya dapat dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat dan dapat terus berlangsung tanpa mengabaikan kualitas
lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai