Anda di halaman 1dari 6

• Atikah Azzahra Putri 11161020000070

Kasus 1 Demam Tifoid


An. M (7 tahun) dilarikan ke rumah sakit dengan demam tinggi 38°C
pada malam hari selama 4 hari belakangan ini sedangkan pada pagi
hari lebih rendah. Gelaja lain meliputi Malaise, Nausea dan Nyeri perut
pada ulu hati juga diare. Setelah uji laboratorium, pasien positif
terhadap Salmonella thypi sehingga mendapatkan perawatan intensif di
rumah sakit. Apa saja terapi yang diperlukan untuk pasien terebut?
Terapi yang diperlukan
• Antimikroba
Antimikroba lini pertama untuk tifoid:
1. Kloramfenikol
2. Ampisillin atau amoxicillin
3. Trimetorprim-sulfametoksazol
Bila pengobatan lini pertama dinilai tidak
efektif, diberikan antibiotic lini kedua.
(Kemenkes, 2006)
• Cairan Elektrolit
Terapi Penunjang:
• Antipiretik sebagai terapi penunjang untuk
menurunkan demam tinggi: Paracetamol
• Anti Emetik diperlukan apabila pasien
muntah hebat
• Obat GI seperti PPI atau H2 antagonis
Terapi non farmakologi
Pasien demam tifoid dengan gambaran klinik yang jelas sebaiknya
dirawat di rumah sakit atau sarana kesehatan lain yang memiliki
fasilitas perawatan.
• Tirah baring, Istirahat total untuk mencegah komplikasi
• Nutrisi, harus mendapatkan nutrisi yang cukup secara oral maupun
parenteral. Makanan yang diasup pun sebaiknya yang rendah serat
untuk mencegah pendarahan dan perforasi.
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman pengendalian Demam
Tifoid.
• Anonim. Diambil dari
http://books.mcai.org.uk/6.1%20to%206.1.S.Bacterial%20infections.
%201.1%20MB/part156.htm pada 10 Oktober 2019 pukul 20.40 WIB.

Anda mungkin juga menyukai