Anda di halaman 1dari 2

Guts Associated Lymphoid Tissue (GATS) atau Jaringan lymphoid yang terkait dengan usus adalah

komponen jaringan limfoid terkait mukosa (MALT) yang bekerja dalam sistem kekebalan tubuh untuk
melindungi tubuh dari invasi di usus.
Karena fungsi fisiologisnya dalam penyerapan makanan, permukaan mukosanya tipis dan berfungsi
sebagai penghalang yang dapat meresap ke bagian dalam tubuh. Sama halnya, kerapuhan dan
permeabilitasnya pun menciptakan kerentanan terhadap infeksi dan sebagian besar agen infeksi
menyerang tubuh manusia menggunakan rute ini.
Pentingnya GALT dalam pertahanan tubuh bergantung pada populasi sel plasma yang besar, yang
merupakan produsen antibodi, yang jumlahnya melebihi jumlah sel plasma di limpa, kelenjar getah
bening dan sumsum tulang digabungkan.
Jaringan limfoid terkait usus (GALT) mencakup tonsil yang mencegat imunogen yang masuk melalui
inhalasi atau ingesti. Imunoglobulin yang di hasilkan GALT m=bermigrasi ke saluran cerna. Saluran air
mata, dan kelenjar air liur.
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yang terdapat di
sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA. Imunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung
terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendik tidak memengaruhi system imun tubuh karena
jumlah jaringan limf di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh
tubuh (Wim De Jong,2004).

Jaringan limfoid yang berhubungan dengan usus (GALT) terdiri dari folikel limfoid terisolasi atau agregat
yang membentuk Peyer Patch’s (PP). Dengan kemampuan mereka untuk mengangkut antigen dan bakteri
luminal, PP dapat dianggap sebagai sensor kekebalan dari usus. PP berfungsi seperti induksi toleransi
kekebalan atau pertahanan terhadap patogen akibat interaksi kompleks antara sel kekebalan yang terletak
di folikel limfoid dan epitel terkait folikel. Interaksi ini nampaknya diatur oleh reseptor pengenal patogen,
terutama NOD2. Meskipun TLR memiliki peran terbatas pada homeotasis PP, NOD2 mengatur jumlah,
ukuran, dan komposisi sel T dari PP, sebagai respons terhadap flora usus (bakteri, ragi dan jamur). Pada
gilirannya, sel CD4+ yang ada di PP mampu memodulasi permeabilitas parasetel dan transkapular. Dua
kelainan, Crohn's disease and graft-versus-host diperkirakan didorong oleh respons abnormal terhadap
flora komensal. Mereka telah dikaitkan dengan mutasi NOD2 dan disfungsi PP.
Mikroflora komensal memiliki efek mendalam pada GALT. GALT dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama, folikel limfoid seperti peyer's patches, lamina propria (LP), dan kompartemen intraepithelial (IE) ,
yang kesemuanya memerlukan mikroflora komensal dari aspek perkembangan normal.

SUMBER
1. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2004.Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta : EGC
2. Review Article Peyer's Patches: The Immune Sensors of the Intestine
Camille Jung, Jean-Pierre Hugot, and Frédérick Barreau1
1UMR843 INSERM, Université Sorbonne Paris Cité-Diderot, Hôpital Robert Debré, 75019 Paris, France
3. T.Honjo and F.Melchers. 2006. Gut-Associated Lymphoid Tissues Springer. Berlin: Springer

Anda mungkin juga menyukai