Anda di halaman 1dari 21

KISTA COKLAT

Nina Amalia Putri


1. Definisi
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Penyakit kista coklat merupakan
penyakit kista endometriosis. Penyakit ini ini merupakan yang bisa tumbuh pada
permukaan ovarium. Pada wanita, organ yang paling sering menjadi kista adalah
indung telur. Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista ovarium sering terjadi
pada wanita dimasa reproduksinya.

2. Epidemiologi
3. Etiologi

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada beberapa


etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kista ovarium,
yaitu :
1.Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan)
hormon pada hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
2. Gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.
4. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
akan melepaskan oosit matur. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus
luteum. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
teka-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat
ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan
jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.
5. KLASIFIKASI

1. Kista ovarium neoplastik jinak 2. Kista nonneoplastik terdiri dari:


diantaranya:  Kista Folikel

 Kistoma Ovarii Simpleks  Kista Korpus Luteum

 Kistadenoma Ovarii  Kista Lutein


Musinosum  Kista Inklusi Germinal
 Kistadenoma Ovarii  Kista Endometriosis
Serosum
 Kista Dermoid

6. Manifestasi klinis

Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya


masih kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila
kista semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala
memberikan keluhan sebagai hasil metastasis ke jaringan sekitar.
 Pada stadium awal :  Pada stadium lanjut :
1. Dapat berupa gangguan 1. Perut membuncit
haid 2. Kembung
2. Jika tumor sudah menekan 3. Mual
rektum atau kandung kemih 4. Gangguan nafsu makan
mungkin terjadi konstipasi
atau sering berkemih 5. Gangguan BAB dan BAK
3. Dapat juga terjadi
6. Penumpukan cairan bisa juga
peregangan atau terjadi pada rongga dada akibat
penekanan daerah panggul penyebaran penyakit ke rongga
yang menyebabkan nyeri dada yang mengakibatkan
spontan atau nyeri pada penderita sangat merasa sesak
saat bersenggama.
napas.


7. Pemeriksaan Penunjang

(1) Pemeriksaan sekret dan hematologi


Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan
sifat-sifat kista
(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan
batas kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung
kencing, apakah kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak
(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini pada kista dermoid kadang-kadang
dapat dilihat adanya gigi dalam kista

8. Diagnosis
Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan
jarang menimbulkan gangguan menstruasi. Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik
akan dapat mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri di tempat ovarium, atau meluas ke abdomen,
yang dengan palpasi bersifat kistik sampai padat, memberi tanda kista ovarium.
.
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan skening ultrason abdomen Apabila
pada pemeriksaan ditemukan kista di rongga perut bagian bawah dan atau di
rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), maka perlu
ditentukan jenis kista tersebut. Pada kista ovarium biasanya uterus dapat diraba
tersendiri, terpisah dari kista.
Jika kista ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian
bawah dan kista itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan
atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan
disertai pemeriksaan tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang
ditemukan ialah kista ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat
neoplastik atau nonneoplastik.
Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada
suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
8. Penatalaksanaan

Pada kista penatalaksanaannya ada dua yaitu :


1. Tanpa operasi
2. Dengan operasi

9. Komplikasi
a) Torsi
b) Ruptur
c) Perdarahan
d) Menjadi Keganansan yaitu kista dermoid dan akan tetapi dalam
persentase yang relatif sedikit.
10. Prognosis

Prognisis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh
di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan
karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis
pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam
stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%.
STATUS PASIEN
Identitas pasien
Nama : Ny. N
Umur : 24 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : SP.III Tapung
No. MR : 108835
Anamnesis
Keluhan utama:
Nyeri perut bagian bawah sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat menstruasi :
Menarche pada umur 12 tahun, siklus 28 hari, lama hari, ganti pembalut
2-3 /hari, dan tidak ada rasa nyeri saat menstruai,
HPHT: 05-10-2014

Riwayat perkawinan :
Pernikahan 1x, lama pernikahan 7 tahunmenikah usia 17 tahun

Riwayat Kehamilan :
Tahun 2007, aterm, melahirkan di rumah, lahir spontan dan ditolong
oleh bidan, BBL 3000 gr

Riwayat kontrasepsi :
Tidak pernah memakai KB

RPD :
Tekanan darah tinggi (-), DM (-), riwayat penyakit jantung (-), asma (-)
alergi (-)
Follow up pertama
15 September 2014
S : Nyeri perut (+), nyeri ari-ari (-), mual (-), muntah (-), BAK (+)
O : TD : 100/70 mmHg
HR : 72x/m
RR :20x/m
T : 36,7OC
A : Suspect Kista dermoid
P:
- IVFD RL 20 tts/m
- Os rencana laparotomy tgl 16 september dengan dr. Arvan
- Persiapan operasi
- Diit MBTKP
- Cek Lab
Follow up kedua
 Jam 15.00 WIB
16 September 2014
S : Nyeri luka operasi (+)
 Jam 05.30 WIB
O : TD : 120/70 mmHg
S : Nyeri perut (+), nyeri ari-ari (-),
HR : 72x/m
mual (-), muntah (-), BAK (+)
RR :20x/m
O : TD : 110/70 mmHg
T : 36,7 OC
HR : 78x/m
A : Post laparotomy a/I kista dermoid
RR :20x/m
P:
T : 36,8 OC
- IVFD RL 20 tts/m
A : Suspek Kista dermoid
- Drip analgetik
P:
- DC (+)
- IVFD RL 20 tts/m
- Puasa 2 jam post op
- Inj. Cefotaxime 2x1
- Inj. Ketorolac 2x1
- Inj. Asam traneksamat 2x1
- Infus metronidazol 2x1
- Os rencana laparotomy dengan dr. Arvan
Follow up ketiga
17 September 2014
S : Nyeri luka operasi (+), mual (-), muntah (-), BAK (+), nyeri kepala (-),
mobilisasi (-)
O : TD : 100/60 mmHg
HR : 72x/m
RR :18x/m
T : 36,8 OC
A : Post laparotomy a/I Kista dermoid
P:
 IVFD RL 20 tts/m

 Inj. Cefotaxime 2x1

 Inj. Ketorolac 2x1

 Inj. Asam traneksamat 2x1

 Infus metronidazol 2x1

 DC (+)

 Diit MBTKP

 Bedrest
Follow up keempat
18 September 2014
S : Nyeri luka operasi (+), mual (-), muntah (-), BAK (+), nyeri kepala (-),
mobilisasi (+)
O : TD : 110/70 mmHg
HR : 78x/m
RR :18x/m
T : 36,7 OC
A : Post laparotomy a/I Kista dermoid
P:
 IVFD RL 20 tts/m

 Up DC

 Diit MBTKP

 Mobilisasi (+)
Follow up kelima
19 September 2014
S : Nyeri luka operasi (+), mual (-), muntah (-), BAK (+), nyeri kepala (-),
mobilisasi (+)
O : TD : 120/80 mmHg
HR : 78x/m
RR :18x/m
T : 37,2 OC
A : Post laparotomy a/I Kista dermoid
P:
 IVFD RL

 Diit MBTKP

 Mobilisasi (+)
Follow up keenam
20 September 2014
S : Nyeri luka operasi (+), mual (-), muntah (-), BAK (+), nyeri kepala (-),
mobilisasi (+)
O : TD : 110/70 mmHg
HR : 76x/m
RR :20x/m
T : 36,7 OC
A : Post laparotomy a/I Kista dermoid
P:
 IVFD RL

 Diit MBTKP

 Mobilisasi (+)
Pembahasan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai