I
n
d
i
v
i
d
u Efek
2. Faktor PENDERITA
• Oral : dimakan/diminum
• Parenteral : SC, IV, IM
• Rektal, intravaginal, intraurethral
• Lokal, topikal, transdermal
• Implantasi, sublingual, intrabukal
Pengaruh cara pemberian obat
• Cepat atau lambatnya obat mulai bekerja
(onset of action)
• Lamanya obat bekerja
• Intensitas kerja obat
• Respon farmakologis
• Bioavaibilitas obat
• Dosis yang tepat
• Cara Intravaskuler :
- administrasi : IV, IA dan Intrakardial
- obat langsung masuk peredaran sistemik
- absorpsi obat secara lengkap/sempurna
- bioavaibilitasnya 100% dan didistribusikan
keseluruh tubuh.
• Cara Extravaskuler :
- Obat oral atau rectal melalui fase disintegrasi
dan fase disolusi baru dapat diadsorpsi
- Bioavaibilitasnya tidak mencapai 100%
- Kecepatan pembebasan obat tergantung
jumlah obat yang terabsorpsi.
Macam-macam Dosis
• Dosis maksimal:
jumlah terbesar dari rentangan obat yang masih
aman diberikan kepada penderita dewasa dan
belum menimbulkan gejala-gejala keracunan.
• Dosis toxic :
jumlah terkecil dari obat yang dapat
menimbulkan gejala keracunan pada
penderita dewasa.
• Dosis lethalis :
jumlah terkecil dari obat yang dapat
menimbulkan kematian pada penderita
dewasa.
• Rentangan dosis toxic dan lethal tidak dapat
digunakan tetapi dapat terjadi karena:
- penderita salah minum obat
- dokter salah menulis resep
- apotek salah mengambil / menimbang obat
- Euthanasia, bunuh diri (pada manusia)
- pembunuhan (disengaja)
• Dosis Muatan (Loading dose):
sejumlah obat yang digunakan untuk memacu
percepatan waktu penyampaian kadar efektif
minimum.
BB X DA
∑ =
S
• 10 ml ~ 3 g (3000 mg)
1000 mg = (1000 : 3000) X 10 = 3,33 ml
2000m g = (2000 : 3000) X 10 = 6,66 ml
Contoh Soal Kasus 3:
• Untuk keperluan kastrasi dibutuhkan anestesi
lokal sebanyak 50 mg. Bila tersedia obat
Lidocaine 2%, berapa jumlah obat yang harus
disuntikkan?
• Untuk keperluan kastrasi dibutuhkan anestesi
lokal sebanyak 50 mg. Bila tersedia obat
Lidocaine 2%, berapa jumlah obat yang harus
disuntikkan?