Asma Ok
Asma Ok
ASMA BRONKIAL
Joko SP
PENGERTIAN
Asma adalah penyakit yang disebabkan
oleh peningkatan respon dari trachea dan
bronkus terhadap bermacam –macam
stimuli yang ditandai dengan penyempitan
bronkus atau bronkhiolus dan sekresi
yang berlebih – lebihan dari kelenjar –
kelenjar di mukosa bronchus
Pencetus
Faktor pencetus serangan asma :
1. Infeksi, terutama infeksi saluran nafas
bagian atas.
2. Emosi, ketegangan.
3. Faktor debu atau seperti rokok, obat
nyamuk, bulu binatang dan sebagainya.
4. Faktor obat.
5. Faktor kegiatan jasmani.
Faktor Risiko
Faktor Ekstrinsik
Asma yang timbul karena reaksi
hipersensitivitas yang disebabkan oleh
adanya IgE yang bereaksi terhadap
antigen :
debu rumah, serbuk – serbuk dan bulu binatang
cuaca : perubahan tekanan udara, suhu udara, angin
dan kelembaban
bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan
udara
Faktor Intrinsik
Infeksi :
virus(influenza)
bakteri (pertusis dan streptokokkus)
jamur (aspergillus
3. Campuran
Merupakan campuran antara asma
ekstrinsik dan instrinsik.
Berat - ringannya
a. Asma ringan
Serangan hanya kadang-kadang / jarang. Bila
ringan hanya mengeluh batuk saja, biasanya
makan obat hanya pada waktu sesak.
b. Asma sedang
Walaupun tidak dalam keadaan serangan
asma, penderita selalu sesak walaupun tidak
berat. Apabila serangan timbul sesak
bertambah berat.
c. Asma berat
Hampirsama dengan asma sedang tetapi
sesak setiap harinya sudah agak berat,
sedemikian beratnya hingga obat harus
ditambah dengan obat kortikosteroid.
Penyebab
1. Asma bronkial
terjadi saluran nafas oleh karena terjadi kejang
pada otot polos bronkus (bronco spasme), sembab atau
bengkak pada mukosa bronchus (oedema mukosa),
produksi sekret kental berlebihan.
2. Asma kardial
spasme bronkus akibat dari payah jantung
(decompensasi cordis).
3. Status asmaticus
yaitu keadaan asma yang berat dan
dapat berlangsung secara terus-menerus
sampai beberapa hari serta tidak dapat
ditanggulangi dengan pengobatan yang
lazim.
Derajat
Pembagian asma menurut jumlah serangan
dalam satu tahun :
I. bila jumlah kurang dari 5 kali dalam satu
tahun.
II. bila jumlah lebih dari 5 - 10 kali dalam
satu tahun.
III. bila jumlah serangan lebih dari 10 kali /
tahun, atau gejala asma terus-menerus
ada.
Patofisiologi
Otot bronkus konstriksi (penyempitan)
Selaput lendir bronkus udema
Produksi lendir makin banyak, lengket dan
kental, sehingga ketiga hal tersebut
menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi
sempit dan anak akan batuk bahkan dapat
sampai sesak napas.
Serangan tersebut dapat hilang sendiri atau
hilang dengan pertolongan obat.
Pada stadium permulaan serangan terlihat
mukosa pucat, terdapat edema dan
sekresi bertambah.
Lumen bronkus menyempit akibat spasme.
Kongesti pembuluh darah, sekret di dalam
lumen saluran napas.
Jika serangan sering terjadi dan lama atau
menahun akan terlihat deskuamasi
(mengelupas) epitel, penebalan membran
hialin basal, hyperplasia serat elastin, juga
hyperplasia dan hipertrofi otot bronkus.
Pada serangan yang berat atau pada
asma yang menahun tdp penyumbatan
bronkus oleh mucus yang kental.
Pada asma yang timbul akibat reaksi
imunologik, reaksi antigen – antibody
menyebabkan lepasnya mediator kimia
yang dapat menimbulkan kelainan
patologi tadi.
Mediator kimia tersebut adalah:
Histamin
Kontraksi otot polos
Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi
pembuluh vena, sehingga terjadi edema
Bertambahnya sekresi kelenjar dimukosa
bronchus, bronkhoilus, mukosa, hidung dan
mata
Bradikinin
Kontraksi
otot polos bronchus
Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
Prostaglandin
bronkokostriksi (terutama prostaglandin F)
Pathophysiological path way
ASMA
Hiperaktif bronkus
Bronkokonstriksi
Peningkatan RR
Takhipnoe IWL ↑
Intake cairan↓
Takhikardi
Pembentukan plak
Hipoksia pada jalan nafas
Hipoksemia Atelektasis
Bronkokonstriksi
Jalan nafas tidak efektif
Resistensi aliran udara
Pola nafas tidak efektif
Peningkatan RR
Tujuan :
Jalan nafas efektif, pola nafas efektif,
perbaikan pertukaran gas, ditandai dengan :
RR 20-24X/mt, reguler, kedalaman cukup
Tidak menggunakan otot asesori pernafasan,
Tidak sesak nafas, tidak ada cuping hidung
tidak ada wheezing dan retraksi
batuk menurun
warna kulit kemerahan
AGD dlm batas normal
Saturasi oksigen ± 95 %
Intervensi
a. Kaji RR, auskultasi bunyi napas
b. Beri posisi high fowler atau semi-fowler
c. Dorong untuk latihan napas dalam dan
batuk efektif
d. Lakukan suction jika perlu
e. Lakukan fisioterapi
f. Berikan oksigen sesuai program
g. Monitor peningkatan pengeluaran
sputum
h. Berikan bronchodilator sesuai indikasi
Resiko kekurangan volume cairan b.d.
meningkatnya pernafasan dan
menurunnya intake oral
Tujuan :
mempertahankan hidrasi yang adekuat
ditandai dengan turgor kulit elastis,
membrane mukosa lembab, intake cairan
sesuai dengan usia dan berat badan,
output urine : 1-2 ml/kg BB/jam
Intervensi:
Kaji turgor kulit, monitor urine, output tiap
4 jam
Pertahankan terapi parenteral sesuai
indikasi dan monitor kelebihan cairan
Setelah fase akut, anjurkan anak dan
orangtua untuk minum 3-8 gelas / hari,
tergantung usia dan berat badan anak
Kelelahan b.d. hipoksia dan
peningkatan kerja pernapasan
Tujuan :
menunjukkan penurunan kelelahan ditandai
dengan tidak iritabel, dapat berpartisipasi dan
peningkatan kemampuan dalam beraktifitas
Intervensi :
Kaji tanda – tanda hipoksia / hypercapnea ;
kelelahan, agitasi, peningkatan HR,
peningkatan RR
Hindari seringnya melakukan intervensi yang
tidak penting yang dapat membuat anak lelah,
berikan istirahat yang cukup
Minta orang tua untuk selalu menemani anak
Berikan istirahat cukup dan tidur 6 - 8 jam /
hari
Ajarkan teknik manajemen stress