PONED-07 Resusitasi Pada Bayi
PONED-07 Resusitasi Pada Bayi
NEONATUS
LANGKAH AWAL
RESUSITASI
PROGRAM RESUSITASI NEONATUS
TUJUAN UMUM
Bayi Lahir
30
Bersih dari mekonium?
D
E Bernapas atau Perawatan rutin
T
menangis? Memberi kehangatan
I
K Tonus otot baik? Membersihkan jalan
Warna kulit kemerahan? napas
Cukup bulan? Mengeringkan badan
Menentukan apakah bayi
memerlukan resusitasi ?
• Tonus otot
– Tonus otot baik : fleksi & bergerak aktif
• Kemerahan
– Kemerahan
– Sianosis sentral vs sianosis perifer
– Hanya sianosis sentral perlu intervensi
LANGKAH AWAL
• Berikan kehangatan
• Posisikan, bersihkan jalan napas (bila
perlu)
• Keringkan, rangsang, perbaiki posisi
• Beri oksigen (bila perlu)
1. MEMBERIKAN
KEHANGATAN
• Letakkan bayi
dibawah alat
pemancar panas
• Bila bayi kurang
bulan harus
dilakukan !
2. POSISIKAN,
BERSIHKAN JALAN
NAPAS (BILA PERLU)
Bila ada mekonium &
bayi tidak aktif
Bila bayi :
• depresi pernapasan
• tonus otot kurang
• Frekuensi Jantung < 100 kali /menit
hisap mekonium dari trakea
sebelum bayi bernapas
… bila ada mekoneum
& bayi tidak aktif
• Mulut hidung
• Terlalu kuat / terlalu dalam
refleks vagus bradikardi / apnu
• Penghisapan singkat & lembut
cukup untuk membersihkan lendir
3. KERINGKAN,
RANGSANG, PERBAIKI
POSISI
• Setelah jalan napas bersih keringkan,
rangsang pernapasan, letakkan pada posisi yang
benar
• Posisi & menghisap lendir cukup merangsang
pernapasan
• Mengeringkan tubuh & kepala bayi memberi
rangsangan dan mengurangi kehilangan panas
• Sambil mengeringkan, pastikan posisi
kepala agar jalan napas tetap terbuka
• Rangsang taktil membantu bayi
bernapas
• Cara yang aman :
1. Menepuk / menyentil telapak kaki
2. Menggosok punggung, perut,
dada atau ekstremitas
Tindakan berbahaya Kemungkinan akibat
Menepuk punggung Perlukaan
Patah tulang pnemotoraks,
Menekan rongga dada
distres pernapasan, kematian
Menekankan paha ke perut Pecahnya hati atau limpa
Mendilatasi sfingter ani Robeknya sfingter ani
Menggunakan kompres Hipotermi, hipertermi, luka
dingin bakar
Menggoyang-goyang tubuh Kerusakan otak
Rangsanga
n taktil
Perlu diperhatikan !
Pernapasan adekuat
Frekuensi Jantung > 100 kali/menit
(menghitung dalam 6 detik, kalikan 10)
Warna kulit kemerahan
Bila satu / lebih tidak normal VTP
Bersih dari mekonium?
Bernapas atau menangis?
Tonus otot baik?
Bayi Lahir Warna kulit kemerahan
Cukup bulan?
Tidak
Berikan kehangatan
Posisikan, bersih jalan napas (bila perlu)
Keringkan, rangsang, posisikan lagi
Beri Oksigen
Berikan VTP
HAL-HAL PENTING
• Lima pertanyaan harus dijawab
– Bersih dari mekonium?
– Bernapas atau menangis?
– Tonus otot baik?
– Warna kulit kemerahan
– Cukup bulan?
• Semua bayi dgn mekonium dalam cairan amnion
perlu penghisapan lendir & farings sebelum lahir
• Bayi bugar:
– usaha napas baik
– Tonus otot baik
– FJ > 100 X/menit
• Membuka jalan napas letakkan bayi dengan posisi
tengadah
• Penghisapan lendir: mulut dahulu baru hidung
• Rangsangan taktil:
– Menepuk/menyentil telapak kaki
– Menggosok punggung
• Melanjutkan rangsangan taktil pada bayi apnu
tidak berguna
– Bila apnu menetap VTP
• O2 aliran bebas tidak dapat diberikan dengan
menggunakan balon mengembang sendiri
• Kesimpulan & tindakan selama resusitasi
ditentukan oleh:
– Usaha napas
– FJ
– Warna kulit
• Menghitung FJ hitung dalam 6 detik
kalikan 10
PENGGUNAAN BALON &
SUNGKUP RESUSITASI
PROGRAM RESUSITASI NEONATUS
TUJUAN UMUM
Ujung terbuka
… CARA KERJA Balon
mengembang sendiri
Bentuk
Sebelum ventilasi dengan
balon & sungkup, perlu
dipikirkan:
• Alat:
– Pipa orogastrik 8F dan semprit 20 ml
• Mengukur: pangkal hidung – daun telinga –
prosesus sifoid
• Masukkan melalui mulut
• Pasang semprit hisap isi gaster
• Lepaskan semprit lubang pipa tetap terbuka
• Rekatkan plester pipa di pipi bayi
Bila bayi tidak menunjukkan
perbaikan
• Dengan VTP, sebagian besar bayi membaik, bila
tidak membaik:
– Apakah gerakan dada adekuat?
• Apakah lekatan sungkup & wajah cukup erat?
• Adakah sumbatan jalan napas karena posisi kepala
tidak benar/sekresi dalam hidung, mulut atau
farings?
• Apakah balon berfungsi baik?
• Apakah tekanan adekuat?
• Apakah udara dalam lambung mengganggu
pengembangan dada
– Apakah O2 diberikan 100%?
• Apakah pipa O2 tersambung pada balon dan ke
sumber O2?
• Apakah gas mengalir melalui pengatur aliran?
• Bila memakai balon mengembang sendiri, apakah
reservoar O2 terpasang?
• Bila menggunakan tangki O2, apakah tangki berisi
O2?
INGAT !
MELAKUKAN VENTILASI
YANG EFEKTIF MERUPAKAN
KUNCI KEBERHASILAN HAMPIR
SEMUA RESUSITASI NEONATUS
• Bila kondisi tetap buruk atau gagal
membaik & Frekuensi Jantung < 60
kali/menit setelah 30 detik VTP yang
adekuat
langkah selanjutnya Kompresi
Dada
HAL-HAL PENTING
• BTMS:
– terisi bila O2 dari sumber gas bertekanan
masuk
– Tergantung pada sumber gas bertekanan
– Lekatan wajah & sungkup harus
– Katup pengontrol aliran utk mengatur
tekanan/pengembangan
– Balon kempis bila dipakai
• BMS
– Terisi spontan
– Tetap mengembang
– Dapat memberikan VTP tanpa sumber gas bertekanan
– Butuh reservoar
• BTMS tidak dapat bekerja bila:
– Sungkup tak melekat dengan baik
– Robekan
– Katup pengontrol aliran terbuka lebar
– Manometer tidak ada
• Setiap balon resusitasi harus mempunyai:
– Katup pelepas tekanan, dan/atau
– Manometer & katup pengontrol aliran
• BMS harus mempunyai reservoar, bila
tidak, hanya O2 40% tidak cukup
• Tindakan bila dada tidak naik
– Betulkan letak sungkup, reposisi kepala
– Periksa sekresi, hisap mulut & hidung
– Lakukan ventilasi dengan mulut sedikit terbuka
– Naikkan tekanan ventilasi
– Periksa & letakkan kembali balon resusitasi
– Bila tetap tidak berhasil lakukan intubasi
• Perbaikan ditunjukkan dengan:
– Peningkatan FJ
– Perbaikan warna kulit
– Pernapasan spontan
KOMPRESI DADA
PROGRAM RESUSITASI NEONATUS
TUJUAN KHUSUS
INTRODUKSI
• Hipoksemia denyut jantung bayi
• Hipoksemia lama :
– mengurangi frekuensi jantung
– mengurangi kekuatan kontraktilitas jantung
• Kekurangan oksigen bradikardi
• Dengan ventilasi baik Frekuensi
Jantung membaik
Berapa orang diperlukan
untuk kompresi dada?
• Diperlukan 2 orang:
– 1 orang kompresi dada,
– 1 orang lagi melanjutkan ventilasi
• Pelaksana kompresi menilai dada &
menempatkan posisi tangan dgn benar
• Pelaksana ventilasi mengambil posisi di
kepala bayi agar dapat menempatkan
sungkup wajah secara efektif & memantau
gerakan dada
Bagaimana melakukan
kompresi dada?
• Ada 2 teknik:
– Teknik ibu jari
– Teknik dua jari
• Teknik ibu jari kedua ibu jari u/ menekan tulang
dada, sementara kedua tangan melingkari dada & jari-
jari tangan menopang bagian belakang bayi.
• Teknik dua jari ujung jari tengah & jari telunjuk atau
jari tengah & jari manis dari satu tangan u/ menekan
tulang dada. Tangan yang lain untuk menopang bagian
belakang bayi.
Untuk kedua teknik
kompresi dada:
• Posisi bayi:
– Topangan yang keras pada bagian belakang
bayi
– Leher sedikit tengadah
• Kompresi:
– Lokasi, kedalaman penekanan & frekuensi
sama
TEKNIK DUA JARI
KEUNTUNGAN
• Tidak tergantung
besarnya bayi
• Ruangan yang tersisa
masih banyak
(u/ pemberian obat2an)
KERUGIAN
• Cepat lelah
TEKNIK IBU JARI
KEUNTUNGAN
• Tidak cepat lelah
KERUGIAN
• Jika bayi besar atau tangan kecil, tekniknya sulit
• Ruangan yang terpakai banyak sulit jika akan
melakukan pemberian obat2an melalui umbilikus
Lokasi untuk kompresi
dada
• Cara : Gerakkan jari-
jari sepanjang tepi
bawah iga sampai
mendapatkan sifoid.
Lalu letakkan ibu jari
atau jari-jari pada
tulang dada, tepat di
atas sifoid.
Tekanan saat kompresi
dada
• Kedalaman ± 1/3
diameter antero-
posterior dada
sepertiga
Ujung mengecil
Pita suara
Pedoman
pita suara
Karina
Mempersiapkan pipa ET
Bronkus
utama
Karina
Saluran napas dan
laringoskop
Trakea
Bronkus Valekula
utama
Esofagus
Epiglotis Esofagus
Glotis & struktur disekitarnya
Glotis Epiglotis
• Posisi bayi
waktu intubasi
– Sama dengan posisi VTP
– sedikit tengadah
– meluruskan trakea &
mengoptimalkan
pandangan
• Memegang laringoskop
• Nyalakan lampu & pegang
laringoskop dengan
tangan kiri, meskipun
kidal
Memasukkan laringoskop
• Stabilkan kepala bayi dengan
posisi sedikit tengadah, O2
aliran bebas tetap diberikan
• Dorong daun laringoskop dari
sebelah kanan lidah dgn
menggeser lidah ke sebelah kiri
mulut, lalu masukkan daun
sampai sebatas pangkal lidah
… memasukkan
laringoskop
• Angkat sedikit daun
laringoskop
• Angkat seluruh
daun, jangan hanya
ujungnya & jangan
mengungkit.
… memasukkan laringoskop
– Hipoksia
– Bradikardi / apnu
– Pnemotoraks
– Benturan/rusaknya jaringan
– Perforasi trakea/esofagus
– Infeksi
PERAN ASISTEN
PENOLONG
• Sebelum intubasi
– siapkan & periksa alat
• Pada waktu intubasi
– Pegang kepala
– Berikan alat pada penolong
– Berikan O2
– Berikan kateter penghisap
– Tekan trakea
– Pantau waktu, beritahu bila > 20 detik
– Pantau frekuensi jantung, usaha napas, warna
– Bantu ventilasi bila perlu stabilitas antara tindakan
Setelah intubasi
• Pegang pipa ET baik-baik
• Periksa letak pipa:
– Dengarkan kedua sisi dada & perut dgn stetoskop
– Amati gerak dada & perut
• Perhatikan ukuran cm sebatas bibir
• Fiksasi dengan plester
• Bila pipa keluar > 4 cm, potong pipa
HAL - HAL PENTING
Kompresi dada
Pemberian
Kadang-
obat2an
kadang
diperlukan
TUJUAN KHUSUS
• Kapan harus memberikan obat
• Bagaimana cara pemberian epinefrin, melalui:
• Pipa endotrakeal
• Vena umbilikalis
• Kapan & bagaimana cara pemberian cairan
intravena untuk menambah volume darah.
• Kapan & bagaimana cara pemberian natrium
bikarbonat untuk mengkoreksi asidosis
metabolik
Dalam pelajaran ini tercakup:
• Epinefrin :
– kapan diberikan
– bagaimana cara pemberian
– bagaimana menentukan dosis
• Obat-obatan yang membantu
peningkatan sirkulasi:
– cairan penambah volume darah
– natrium bikarbonat
Indikasi pemberian
epinefrin
• Frekuensi Jantung masih < 60 kali/menit,
setelah pemberian VTP selama 30 detik
DAN
• pemberian secara terkoordinasi
• VTP & kompresi dada
• selama 30 detik
Epinefrin tidak merupakan
indikasi sebelum ventilasi
yang adekuat
Sebab:
• Kehilangan waktu
• Epinefrin meningkatkan beban kerja &
konsumsi oksigen otot jantung
Bayi Kurang Bulan
• Vena umbilikalis
– vena umbilikalis vena cava inferior
atrium kanan jantung
Pemberian Epinefrin
melalui Pipa Endotrakeal
• Endotrakeal
• Intravena
– Dosis: 0,1 - 0,3 ml/ kg larutan 1:10.000
– Persiapan: 1 ml cairan 1:10.000
– Kecepatan pemberian: secepat mungkin
Harapan setelah
pemberian epinefrin
• Setelah 30 detik pemberian epinefrin
disertai VTP & kompresi dada, FJ > 60
kali/menit.
• Bila tak terjadi peningkatan
ulangi pemberian tiap 3-5 menit
Nilai kembali efektifitas
• Ventilasi
• Kompresi dada
• Intubasi endotrakeal
• Pemberian epinefrin
Bila bayi pucat,
terbukti ada kehilangan darah dan
Bayi tidak memberikan respons yang
memuaskan terhadap resusitasi
Pemberian cairan penambah volume
darah
Cairan Penambah
Volume Darah
• Cairan kristaloid isotonik:
– Garam fisiologis (dianjurkan)
– Ringer laktat
– Darah O – negatif
• Dosis: 10 ml / kg, jalur v. umbilikalis
• Persiapan: dalam semprit besar
• Kecepatan: 5-10 menit (hati-hati bayi prematur)
Bila dicurigai terjadi
asidosis metabolik atau
terbukti terjadi asidosis
metabolik
• Natrium bikarbonat
• Dosis: 2 mEq/kg (4.2 %)
• Jalur: v. umbilikalis
• Persiapan: 0.5 mEq/ ml (larutan 4.2%)
• Kecepatan:
– Perlahan, tidak lebih cepat dari 1 mEq/kg/
menit
• Perhatian:
– Jangan memberikan natrium bikarbonat bila
paru belum diventilasi dgn adekuat.
– Natrium bikarbonat mudah membakar
jaringan & tidak boleh diberikan melalui pipa
ET
Jika tidak ada
perbaikan?
• Pastikan bahwa tindakan sudah benar
– Ventilasi
– Kompresi dada
– Obat-obatan
• Pertimbangkan:
– Malformasi.
– Gangguan napas.
– Penyakit jantung bawaan
Hal - Hal Penting
• Epinefrin
– Stimulan jantung
– FJ < 60 x / menit setelah VTP selama 30 detik dan
dilanjutkan dengan kompresi dada selang-seling dg
VTP selama 30 dtk
– Epinefrin dianjurkan
• Konsentrasi : 1:10.000 Jalur : ET / IV
• Dosis : 0,1-0,3 ml/kg.
• Persiapan : semprit 1 ml.
• Kecepatan : secepat mungkin
• Pemberian Epinefrin:
– Pipa ET jalur tercepat dan lebih mudah didapat dari
pada memasang intra umbilikal.
• Indikasi pemberian cairan penambah
volume darah:
– Tidak berespons terhadap resusitasi.
– Ada bukti kehilangan darah (warna pucat,nadi lemah,
FJ meningkat / menurun,tidak ada perbaikan sirkulasi
setelah upaya resusitasi)
• Cairan penambah volume darah yang
dianjurkan :
– Cairan : garam fisiologi
– Dosis : 10 ml /kg
– Jalur : V.umbilikalis
– Persiapan : dosis tepat semprit besar.
– Kecepatan : 5-10 menit
• Indikasi pemberian natrium bikarbonat:
– dicurigai terjadi asidosis metabolik berat
(analisa gas darah)
• Jangan memberikan natrium bikarbonat,
bila paru belum diventilasi dengan
adekuat.
• Natrium bikarbonat mudah membakar
jangan memberikan melalui ET
• Natrium bikarbonat
– Larutan : 4.2% (0,5 mEq/mL)
– Dosis : 2 mEq/kg ( 4,2 %)
– Jalur : v. umbilikalis
– Persiapan : 0.5 mEq/ ml (larutan 4.2%)
• Bila bayi tidak ada perbaikan setelah pemberian
Natrium bikarbonat, periksa:
– Apakah ventilasi telah dilakukan dgn tepat
– Apakah kompresi telah dilakukan dengan tepat
– Apakah obat telah diberikan dengan tepat
– Penyebab mekanik respons kurang baik, seperti:
malformasi jalan napas, pnemotoraks, hernia
diafragmatika atau penyakit jantung bawaan
PERTIMBANGAN KHUSUS
• Intervensi
– Letakkan bayi dlm
posisi tengkurap
– Masukkan pipa ET
no 2.5 melalui
hidung, tempatkan
ujung pipa di
farings posterior
Laryngeal web
• Intubasi
• Bila intubasi tidak mungkin, lakukan
trakeostomi
Pnemotoraks
• Intervensi
– Transiluminasi:
sebagai pemeriksaan
penyaring
– Diagnosis pasti: foto
rontgent
– Bila sesak sekali,
lakukan pungsi pleura
Efusi pleura kongenital
• Intervensi
– Diagnosis : foto
rontgent
– Bila sesak, pungsi
untuk mengeluarkan
cairan
Hernia diafragmatika
kongenital
• Intervensi
– Segera lakukan
intubasi bila dicurigai
& masukkan pipa
orogastrik
– Hindari ventilasi dgn
balon & sungkup
Bayi tetap bradikardi
atau sianosis
• Ventilasi tidak adekuat
– Intervensi : pastikan dada mengembang,
suara napas terdengar di kedua sisi dan
diberikan oksigen 100%
• Kelainan jantung kongenital
– Intervensi : pastikan diagnosis dengan foto
rontgent, EKG dan echokardiografi
TATALAKSANA PASCA
RESUSITASI
PROGRAM RESUSITASI NEONATUS
• Bayi harus diawasi dan dipantau
• Intervensi
– Pantau frekuensi jantung
– Pantau saturasi oksigen
– Pantau tekanan darah
– Periksa hematokrit dan gula darah
– Periksa analisa gas darah
HIPERTENSI
PULMONAL
• Intervensi
– Hindari hipoksia pasca resusitasi
– Gunakan pulse oxymeter atau analisa gas
darah
– Berikan oksigen
PNEMONIA
• Intervensi
– Pantau FJ dan tekanan darah
– Pertimbangkan pemberian “volume expander”
dan transfusi darah
– Pertimbangkan pemberian dopamin atau obat
inotropik lain untuk memperbaiki curah
jantung dan fungsi pembuluh darah
TATALAKSANA
CAIRAN
• Dapat terjadi gangguan fungsi ginjal
temporer (nekrosis tubuler akut)
• Intervensi
– Periksa air kemih untuk mengetahui adanya
hematuria dan proteinuria
– Periksa produksi urin, berat badan, dan elektrolit
pada hari2 pertama
– Pembatasan masukan cairan & elektrolit sampai
fungsi ginjal normal
KEJANG / APNU
• Intervensi
– Periksa kadar gula darah segera setelah
resusitasi dan berikutnya
– Berikan glukosa intravena untuk mengobati/
mencegah hipoglikemia
MASALAH PEMBERIAN
MINUM
• Intervensi
– Berikan cairan dan nutrisi intravena
– Perhatikan pulihnya fungsi sistim pencernaan
dari refleks menghisap dan menelan
TATALAKSANA SUHU
• Intervensi
– Pertahankan suhu dalam batas normal
– Jangan memanaskan bayi secara berlebihan
setelah resusitasi karena hipertermia
berbahaya untuk bayi baru lahir
BAYI KURANG BULAN
• Masalah
– Pengendalian suhu
– Ketidakmatangan paru
– Perdarahan intrakranial
– Hipoglikemia
– Enterokolitis nekrotikans
– Cedera oksigen
KETIDAKMATANGAN
PARU
• Intervensi
– Pantau adanya sindrom gawat napas
– Pertimbangkan intubasi untuk bantuan
ventilasi dan pemberian surfaktan
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL
• Intervensi
– Hindari keadaan hipoksia pasca resusitasi
– Hindari perubahan mendadak volume vaskuler
– Hindari perlakuan kasar
ENTEROKOLITIS
NEKROTIKANS
• Intervensi
– Bayi kurang bulan dgn masalah berisiko untuk
gangguan sistem saluran cerna
– Beri minum perlahan-lahan
PERTIMBANGAN ETIK
PROGRAM RESUSITASI NEONATUS
PEDOMAN RESUSITASI