Anda di halaman 1dari 25

PATOFISIOLOGI HIPERTENSI, PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofosiologi Dalam Kebidanan

Dosen Pengampu : Asri Hidayat, SST., M.Keb

Disusun Oleh:
Iyan Safitri
NIM. 1610104064

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal,


hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia.
Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun
2012 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini
diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan
jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk
dunia. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong
dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu
disebabkan karena terjadi perdarahan (25%) biasanya
perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%),
partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%)
(WHO, 2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi
Definisi

Menurut Departemen Kesehatan


RI (2010) Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peninggian
yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian
tekanan darah yang terus menerus yang merupakan gejala
klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti
hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah
yang lebih dari 140/90 mmHg.
Klasifikasi Hipertensi pada Ibu
Hamil
Diagnosis terhadap hipertensi pada ibu hamil umumnya dibagi
menjadi empat kategori, yakni sebagai berikut:
1. Hipertensi kronis yang sudah ada sejak sebelum hamil atau
baru terdiagnosis pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.
2. Preeklampsia-eklampsia, yaitu komplikasi kehamilan yang
terjadi saat kehamilan memasuki usia 24 minggu ke atas.
Jenis hipertensi ini dapat muncul tanpa riwayat
sebelumnya.
3. Hipertensi kronis dengan superimposed preeclampsia,
yaitu kondisi ketika seorang ibu hamil yang memiliki
riwayat hipertensi kronis sebelumnya juga mengalami
preeclampsia.
4. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang hanya terjadi
selama masa kehamilan. Tekanan darah kemudian akan
turun kembali usai persalinan.
Faktor Resiko

1. Faktor maternal
a. Usia
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia
20-30 tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada
usia 20-29 tahun.
b. Primigravida
Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada
kehamilan pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi
dalam kehamilan, graviditas paling aman adalah kehamilan
kedua sampai ketiga (Katsiki N et al., 2010).
Lanjutan.....
c. Riwayat keluarga
Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan.
Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga
dengan hipertensi dalam kehamilan.
d. Riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan
dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan
superimpose preeclampsi dan hipertensi kronis dalam
kehamilan.
Lanjutan....
e. Tinggi Indeks Massa Tubuh
Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena kelebihan
kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya
berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi
dalam kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis
keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan
dengan adanya timbunan lemak berlebih dalam tubuh.

2. Faktor kehamilan
Faktor kehamilan seperti molahilatidosa, hydrops fetalis dan kehamilan
ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsi dan
eklampsi mempunyai risiko 3 kali lebih sering terjadi pada kehamilan
ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua, didapatkan 28,6% kejadian
preeklampsi dan satu kasus kematian ibu karena eklampsi
Manifestasi Klinis

1. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan


a. Preeklampsi
Preeklampsi adalah suatu sindrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi
endotel. Diagnosis preeklampsi ditegakkan jika terjadi
hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema yang
terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20. Proteinuria
didefinisikan sebagai terdapatnya 300 mg atau lebih protein
dalam urin 24 jam atau 30 mg/dl (+1 dipstik) secara menetap
pada sampel acak urin.
b. Eklampsia
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada
seorang wanita dengan preeklampsia yang
tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Kejang
bersifat grand mal atau tonik-klonik
generalisata dan mungkin timbul sebelum,
selama atau setelah persalinan.
2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi
menahun.
a. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah tekanan darah
≥140/90 mmHg yang didapatkan sebelum kehamilan atau
sebelum umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi tidak
menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi kronis dibagi menjadi dua, yaitu
hipertensi primer dan sekunder.
b. Superimposed pre eclampsia
hipertensi kronik yang sudah ada sebelumnya semakin
memburuk setelah usia gestasi 24 minggu. Apabila disertai
proteinuria, diagnosisnya adalah superimpose preeklampsi
pada hipertensi kronik (superimposed preeclampsia).
3. Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional didapat pada wanita dengan tekanan


darah ≥140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kali selama
kehamilan tetapi belum mengalami proteinuria. Hipertensi
gestasional disebut transien hipertensi apabila tidak terjadi
preeklampsi dan tekanan darah kembali normal dalam 12
minggu postpartum. Dalam klasifikasi ini, diagnosis akhir
bahwa yang bersangkutan tidak mengalami preeklampsi hanya
dapat dibuat saat postpartum. Namun perlu diketahui bahwa
wanita dengan hipertensi gestasional dapat memperlihatkan
tanda-tanda lain yang berkaitan dengan preeklampsi, misalnya
nyeri kepala, nyeri epigastrium atau trombositopenia yang
akan mempengaruhi penatalaksanaan.
Diagnosis

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan

1. Perawatan selama kehamilan


Jika tekanan darah diastolik >110 mmHg, berikan obat
antihipertensi sampai tekanan darah diastolik diantara 90-100
mmHg. Obat pilihan antihipertensi adalah hidralazin yang
diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan
darah turun. Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan
nifedipin 5 mg sublingual dan tambahkan 5 mg sublingual jika
respon tidak membaik setelah 10 menit.
Untuk hipertensi dalam kehamilan yang disertai kejang, dapat
diberikan Magnesium sulfat (MgSO4). MgSO4 merupakan
obat pilihan untuk mencegah dan menangani kejang pada
preeklampsi dan eklampsi. Cara pemberian MgSO4 pada
preeklampsi dan eklampsi
2. Perawatan persalinan
Pada preeklampsi berat, persalinan harus terjadi dalam 24
jam, sedang pada eklampsi dalam 12 jam sejak gejala
eklampsi timbul. Jika terdapat gawat janin, atau persalinan
tidak terjadi dalam 12 jam pada eklampsi, lakukan seksio
sesarea.
3. Perawatan postpartum
Antikonvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau
kejang terakhir. Teruskan pemberian obat antihipertensi jika t
ekanan darah diastolik masih >110 mmHg dan pemantauan
urin.
Pencegahan

Strategi yang dilakukan guna mencegah hipertensi


dalam kehamilan meliputi upaya nonfarmakologi dan
farmakologi. Upaya nonfarmakologi meliputi
edukasi, deteksi prenatal dini dan manipulasi diet.
Sedangkan upaya farmakologi mencakup pemberian
aspirin dosis rendah dan antioksidan
Definisi

Pre Eklamsia
Preeklampsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.

Etiologi

1. Paritas
2. Usia
3. Riwayat hipertensi
4. Sosial ekonomi
Klasifikasi

1. Preeklampsi ringan (PER)


Pengertian
Preeklampsi ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan
dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya
vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
Diagnosis
a. TD : ≥140/90 mmHg
b. Proteinuria : ≥300 mg/24 jam atau pemeriksaan kualitatif 1
atau 2+
c. Edema : edema generalisata (edema pada kaki,
tangan,muka,dan perut)
Preeklampsi berat (PEB)
Pengertian
Preeklampsi berat adalah preeklampsi dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg,
disertai proteinuria ≥5 g/24 jam atau +3 atau lebih Diagnosa
Diagnosis
a. TD ≥ 160/110 mmHg.
b. Proteinuria ≥5 g per 24 jam, +3 atau +4 dalam pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Kenaikan kadar kreatinin plasma.
e. Gangguan visus dan serebral, terjadi penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan
pandangan kabur.
Lanjutan..
f. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen.
g. Edema paru-paru dan sianosis.
h. Hemolisis mikroangiopatik.
i. Trombositopenia berat <100.000 sel/mm 3 atau penurunan
trombosit dengan cepat.
j. Gangguan fungsi hepar.
k. Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat.
l. Sindrom HELLP.
Definisi

Eklamsia
Eklampsia adalah bentuk komplikasi parah dari preeklampsia.
Dengan kata lain, eklampsia dapat diartikan sebagai tekanan
darah tinggi yang menyebabkan serangan kejang pada masa
kehamilan.
Tanda dan Gejala
Gejala umum
1. Tubuh kejang.
2. Agitasi parah, seperti stres dan depresi.
3. Tubuh tidak sadarkan diri.
Gejala preeklampsia sebelum kejang, seperti:
1. Sakit kepala.
2. Mual dan muntah.
3. Sakit perut, terutama di sebelah kanan atas.
4. Pembengkakan pada tangan dan wajah.
5. Peningkatan tekanan darah.
6. Penambahan berat badan berlebih, bisa mencapai lebih dari 2
kilogram per minggu.
7. Gangguan pada penglihatan, seperti kehilangan penglihatan,
pandangan kabur, pandangan ganda atau area yang hilang
dalam bidang visual.
8. Kesuliran buang air kecil.
Faktor resiko

Berbagai faktor yang membuat ibu hamil berisiko tinggi


mengalami eklampsia adalah sebagai berikut:
1. Berusia di atas 35 tahun saat hamil.
2. Berusia di bawah 20 tahun saat hamil.
3. Kehamilan pertama.
4. Kehamilan kembar dua, tiga, atau lebih.
5. Diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, atau kondisi
lain yang mempengaruhi pembuluh darah.
Lanjutan....
6. Riwayat keluarga pernah memiliki penyakit preeklampsia atau
eklampsia sebelumnya.
7. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Kondisi medis lainnya seperti lupus, diyakini juga berpotensi
menjadi salah faktor risiko munculnya komplikasi berbahaya
ini selama masa kehamilan.
KESIMPULAN
1. Hipertensi kronis yang sudah ada sejak sebelum hamil atau
baru terdiagnosis pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.
2. Preeklampsia-eklampsia, yaitu komplikasi kehamilan yang
terjadi saat kehamilan memasuki usia 24 minggu ke atas. Jenis
hipertensi ini dapat muncul tanpa riwayat sebelumnya.
3. Hipertensi kronis dengan superimposed preeclampsia, yaitu
kondisi ketika seorang ibu hamil yang memiliki riwayat
hipertensi kronis sebelumnya juga mengalami preeclampsia.
4. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang hanya terjadi
selama masa kehamilan. Tekanan darah kemudian akan turun
kembali usai persalinan.

Anda mungkin juga menyukai