Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

GANGGUAN
ANXIETAS FOBIK
(FOBIK SOSIAL)

Pembimbing : dr. Latifah, Sp. KJ ,


M.Kes Muhammad Adriwansah, S.Ked
NIM : 70 2009 004
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan anxietas fobik ditandai dengan
adanya anxietas yang dicetuskan oleh adanya
situasi atau objek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri). Yang sebenarnya pada
saat kejadian ini tidak membahayakan.
Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut
dihindari tau dihadapi dengan perasaan
terancam yang termasuk kedalam anxietas
fobik adalah agoraphobia, fobia social, dan
fobia khas (terisolasi).1
Lanjutan
Fobia adalah suatu ketakutan yang irasional yang
jelas, menetap dan berlebihan terhadap suatu
objek spesifik, keadaan atau situasi. Berasal dari
bahasa yunani, yaitu Fobos yang berarti ketakutan.
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang
merupakan salah satu tipe dari Gangguan
Ansietas, dan dibedakan ke dalam tiga jenis
berdasarkan jenis objek atau situasi ketakutan
yaitu Agorafobia, Fobia Spesifik dan Fobia Sosial. 1
Lanjutan
• Agorafobia adalah ketakutan terhadap ruang terbuka,
orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera
menyingkir ke tempat aman. Menurut Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat
(DSM-IV-TR), agorafobia berhubungan erat dengan
gangguan panik, namun International Classification of
Diseases (ICD) 10 tidak mengkaitkan gangguan panik
dengan agorafobia dan kasus-kasus agorafobia didapati
dengan atau tanpa serangan panik. Diperkirakan
prevalensi agorafobia adalah 2-6%, walaupun fobia
sering dijumpai namun sebagian besar pasien tidak
mencari bantuan untuk mengatasinya atau tidak
terdiagnosis secara medis. 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dari Fobik sosial
Fobia sosial merupakan gangguan jiwa yang cukup
sering ditemukan. Walaupun demilkian, perhatian
terhadap fobia sosial selama ini sangat kurang
sehingga sering dikatakan sebagai gangguan cemas
yang terabaikan. Kurangnya perhatian terhadap fobia
sosial ini disebabkon oleh sedikitnya panderita yang
mencari pangobatan untuk fobia sosial yang
dideritanya. Biasanya penderita datang berobat bukan
untuk fobia sosialnya tetapi untuk keluhan lain yang
sering menyertai fobia sosial seperti cemas atau
depresi.2
Epidemiologi Fobik sosial
Fobia sosial terdapat pada 3 sampai 5 persen
populasi. Pria dan wanita memiliki angka kejadian
yang seimbang. Onset penyakit biasanya dimulai
awal umur belasan tahun, walaupun tidak menutup
kemungkinan terjasi pada tiap tahap kehidupan.
Menurut survey yang dilakukan di Amerika sejak
tahun 1994, fobia sosial adalah gangguan jiwa nomor
3 terbesar di Amerika Serikat. Prevalensi fobia sosial
terlihat meningkat pada ras kulit putih, orang yang
menikah, dan individu dengan taraf pendidikan yang
baik. Fobia sosial umumnya bermanifestasi pada
orang dewasa tapi biasa terdapat pada anak-anak
atau remaja.8
Etiologi Fobik sosial
Sampai sekarang belum ditemukan
penyebab yang pasti. Walaupun demikian,
penelitian mengenai etiologi banyak
dilakukan saat ini. Ada beberapa teori yang
mencoba mengungkapkannya, antara lain :
1. Teori Neurotransmiter
– Mekanisme Dopaminergik
– Mekanisme Serotonergik
– Mekanisme Noradrenergik
– Pencitraan Otak
Lanjutan
2. Teori Neurobiologi - gangguan Fobia
Sosial
3. Teori Neurobiologik - fobia khas
4. Teori psikologi
5. Pola keluarga
6. Teori genetik
Patofisiologi Fobik sosial
Beberapa teori yang dipostulasikan untuk etiologi biologis
gangguan fobia, kebanyakan berfokus pada disregulasi
amina biogenik endogen. Aktivasi sistem saraf simpatik
adalah umum pada gangguan fobia, mengakibatkan
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, serta
gejala-gejala seperti tremor, palpitasi, berkeringat, dispnea,
pusing, dan / atau parestesia.
Teori psikologi berkisar dari menjelaskan kecemasan
sebagai perpindahan dari konflik intrapsikis (model
psikodinamik) untuk pengkondisian (belajar) paradigma
(kognitif-perilaku model). Banyak dari teori ini mengambil
bagian dari gangguan.
Lanjutan
Seorang psikoanalis mungkin akan konsep kecemasan sosial
sebagai gejala dari konflik yang lebih dalam misalnya,
rendah diri atau konflik yang belum terselesaikan dengan
objek internal. Perawatan menggunakan eksplorasi dengan
tujuan memahami konflik yang mendasarinya. Sebuah
behavioris akan melihat fobia sebagai respon, belajar AC
yang dihasilkan dari hubungan masa lalu dengan situasi
dengan valensi emosional yang negatif pada saat asosiasi
(misalnya, situasi sosial dihindari, karena kecemasan intens
pada awalnya berpengalaman dalam pengaturan
itu). Bahkan jika tidak ada bahaya yang diajukan dalam
pertemuan sosial yang paling, respon penghindaran telah
dikaitkan dengan situasi ini.
Lanjutan
Perawatan dari perspektif ini bertujuan
untuk melemahkan dan akhirnya
memisahkan respon tertentu dari stimulus.
Faktor genetik tampaknya memainkan
peran di kedua gangguan kecemasan sosial
(fobia sosial) dan spesifik (sederhana)
fobia. Berdasarkan keluarga dan studi
kembar, risiko untuk fobia spesifik dan
kecemasan sosial tampaknya cukup
diwariskan.5
Kriteria Diagnosis dari Fobik sosial
Kriteria diagnosis fobia sosial menurut DSM -IV, yaitu :
Kriteria A Kriteria E
Kriteria B Kriteria F
Kriteria C Kriteria G
Kriteria D Kriteria H

Pedoman diagnostik fobik sosial menurut PPDGJ-III, sebagai


berikut :

F 40 Gangguan Anxietas Fobik


F 40.0 Agorafobia
F 40.1 Fobia Sosial
Kriteria A

Ketakutan yang jelas dan menetap


terhadap satu atau lebih situasi sosial atau
tampil didepan orang yang belum dikenal
atau situasi yang memungkinkan ia dinilai
oleh orang lain atau menjadi pusat
perhatian. Ada perasaan takut bahwa ia
akan berperilaku memalukan atau
menampakkan gejala cemas atau bersikap
yang dapat merendahkan dirinya.
Kriteria B

Apabila pasien terpapar dengan situasi


sosial, hampir selalu timbul kecemasan
atau bahkan mungkin serangan panik.

Kriteria C
Pasien menyadari bahwa ketakutannya
sangat berlebihan dan tidak masuk akal.
Ketakutan tersebut tidak merupakan waham
atau paranoid.
Kriteria D

Pasien menghindar dari situasi sosial atau


menghindar untuk tampil di depan umum
atau pasien tetap bertahan pada situasi
sosial tersebut tetapi dengan perassan
sangat cemas atau sangat menderita.
Kriteria E

Penghindaran dan kecemasan atau


penderitaan akibat ketakutan terhadap
situasi sosial atau tampil di depan umum
tersebut mempengaruhi kehidupan pasien
secara bermakna atau mempengaruhi
fungsi pekerjaan, aktivitas dan hubungan
sosial atau secara subjektif pasien merasa
sangat menderita.
Kriteria F
Untuk yang berusia di bawah 18 tahun,
durasi paling sedikit 6 bulan.

Kriteria G
Ketakutan atau sikap menghindar tersebut tidak
disebabkan oleh efek fisiologik zat atau kondisi
medik umum atau gangguan mental lain (gangguan
panik dengan atau tanpa agoraphobia, gangaguan
dismorfik, gangguan perkembangan prevasif, atau
dengan gangguan kepribadian skizoid).
Kriteria H
Bila terdapat kondisi medik umum atau
gangguan mental lain, ketakutan pada kriteria
A tidak berhubungan dengannya (gagap,
Parkinson, atau gangguan perilaku makan
seperti bulimia atau anoreksia nervosa)
Kriteria A merupakan kunci gejala fobia
sosial. Hal yang penting pada kriteria ini
yaitu adanya situasi yang dapat
membangkitkan fobia yaitu situasi yang
dinilai atau diamati oleh orang lain dan juga
ketakutan akan memperlihatkan kecemasan
atau bertingkah dengan cara yang
memalukan.
F 40 Gangguan Anxietas Fobik
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau
objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri),
yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan. Kondisi lain dari individu itu
sendiri seperti perasaan takut akan adanya
penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan
perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tak
realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2
(gangguan hipokondarik). Sebagai akibatnya,
objek atau situasi tersebut dihindari atau
dihadapi dengan rasa terancam.
F 40.0 Agorafobia
• Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer dari anxietas &
bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti
waham atau pikiran obsesif.
• Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam
sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut :
– Banyak orang
– Tempat-tempat umum
– Bepergian keluar rumah
– Bepergian sendiri
• Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan
gambaran yang menonjol.6
F 40.1 Fobia Sosial

– Mulai sejak usia remaja.


– Rasa takut diperhatikan oleh orang lain
dalam kel yang relatif kecil.
– Menjurus pada perhindaran terhadap
situasi sosial yang relatif kecil .
– Menjurus pada penghindaran terhadap
situasi sosial.
– Lelaki sama dengan wanita.
Lanjutan
– Gambarannya dapat sangat jelas misalnya
makan di tempat umum, berbicara didepan
umum, menghadapi jenis kelamin lain,
hampir semua situasi diluar keluarga.
– Biasanya disertai dengan harga diri yang
rendah dan takut kritik.
– Dapat tercetus sebagai : malu (muka merah),
tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil
dan gejala demikian dapat berkembang
menjadi serangan panik.6
Pedoman diagnostik, semua kriteria
dibawah ini harus dipenuhi untuk :

• Gejala-gejala psikologis, perilaku / otonomik


harus merupakan manifestasi primer dari
anxietas dan bukan sekunder gejala lain,
seperti waham / pikiran obsesif.
• Anxietas harus hanya terbatas / menonjol
pada situasi sosial tertentu saja.
• Penghindaran dari situasi fobik harus
merupakan gambaran yang menonjol.6
Diagnosis banding Fobik
sosial
Gangguan depresif dan agorafobia
sering sulit dibedakan dengan fobia
sosial. Hendaknya diutamakan
Diagnosis agorafobia, depresi jangan
ditegakkan, kecuali ditemukan
sindariom depresif yang lengkap dan
jelas.5
Penatalaksanaan dari Fobik
sosial
Farmakoterapi
• Double-blind, placebo-controlled uji klinis telah
menunjukkan bahwa agoraphobia, khususnya
gejala-gejala panik, menanggapi pengobatan
dengan selective serotonin reuptake inhibitor
(SSRI) (yaitu, escitalopram, citalopram, fluoxetine,
fluvoxamine, paroxetine, sertraline), venlafaxine
dan reboxetine, beberapa antidepresan trisiklik
(TCA) (clomipramine dan imipramine), dan
beberapa benzodiazepin (alprazolam, lorazepam,
diazepam, dan clonazepam).
Berdasarkan data dari percobaan komparator-dikontrol,
Mirtazapine dan moclobemide adalah pilihan alternatif
yang masuk akal. Berikut ini beberapa farmakoterapi fobia
sosial, antara lain :7
• Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIS) : SSRIS
dengan cepat menjadi first-line pengobatan yang baku
untuk fobia sosial. Paroxetine menerima pengakuan
badan Makanan Dan Administrasi Obat/Racun (FDA)
untuk indikasi ini pada tahun 1999 dan SSRI yang
pertama memperolehnya. Penelitian menyatakan bahwa
SSRIS juga mungkin efektif.
• Berdasarkan data dari percobaan komparator-dikontrol, Mirtazapine dan
moclobemide adalah pilihan alternatif yang masuk akal. Berikut ini beberapa
farmakoterapi fobia sosial, antara lain :7
• Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIS) : SSRIS dengan cepat menjadi first-line
pengobatan yang baku untuk fobia sosial. Paroxetine menerima pengakuan badan
Makanan Dan Administrasi Obat/Racun (FDA) untuk indikasi ini pada tahun 1999
dan SSRI yang pertama memperolehnya. Penelitian menyatakan bahwa SSRIS juga
mungkin efektif.
• Benzodiazepines : Benzodiazepines mungkin efektif untuk fobia sosial, tetapi
memiliki profil keselamatan lebih sedikit. Alprazolam Dan Clonazepam telah
digunakan dengan sukses.
• Buspirone : Beberapa studi menyarankan kemanjuran pada penderita fobia sosial.
• Propranolol : Beta-Blockers telah digunakan untuk blok autonomic terhadap
tanggapan dengan fobia sosial. Pencegahan gejala seperti gemetaran peningkatan
detak jantung mendorong kearah sukses didalam menghadapi situasi sosial.
• Monoamine oxidase inhibitors (MAOIS) : Phenelzine telah dipertunjukkan untuk bisa
efektif didalam studi. Pembatasan yang berkenaan diet makan mengurangi
ketenaran mereka. Moclobemide, suatu MAOI lebih baru, pasti mempunyai
kemanjuran dengan fobi sosial.
Psikoterapi

• Sebuah diterbitkan baru-baru meta-analisis menunjukkan bahwa


kombinasi terapi pemaparan, relaksasi, dan pernapasan pelatihan
kembali bekerja lebih baik daripada intervensi psikologis lainnya
untuk gangguan panik dengan dan tanpa agoraphobia. Selanjutnya,
masuknya PR dan program tindak lanjut telah ditunjukkan
meningkatkan hasil. Intervensi dini dianjurkan atas dasar bahwa
semakin pendek durasi penyakit, semakin baik respon.7
– Tingkah laku
– Kognitif
Prognosis Fobik sosial
Fobia sosial biasanya mulai pada usia dini
sehingga dapat menyebabkan gangguan disemua
bidang akademik seperti rendahnya kemampuan
sekolah, menghindar dari sekolah, dan sering
putus sekolah. Pemilihan karirnya sangat terbatas
dan ia sering berhenti dari pekerjaan. Fobia sosial
cenderung menjadi kronik. Bila tidak diobati dapat
menjadi komorbiditas dengan gangguan lain
seperti depresi, penyalahgunaan alkohol atau obat.
Pada penderita agorafobia dan fobia sosial,
pemakaian alkohol sering merupakan ussha untuk
mengobati diri sendiri.6
BAB III
KESIMPULAN
Fobia sosial merupakan ketakutan atau
kecemasan pada situasi sosial yang timbul
bila seseorang menjadi pusat perhatian.
Penderita fobia sosial biasanya tidak
menganggap masalahnya perlu untuk
diobati. Bila tidak diobati dapat
menimbulkan keterbatasan dalam
berbagai segi kehidupan. Terapi fobia
sosial melingkupi farmakoterapi dan
psikoterapi
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, SD.; Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta:2010. 242-249
2. Nolen-Hoeksema, Susan. Abnormal Psychology,4th ed. McGraw-Hill, New York: 2007.
232-233
3. Sadock BJ; Sadock VA. Buku Ajar Psikiatri Klinis, 2nd ed.EGC, Jakarta:2004. 237-241
4. Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa Aksara.
Tangerang: 2010. 33-46
5. Halgin RP, Whitbourne SK. Abnormal Psychology Clinical Perspectives on Psychological
Disorders. McGraw-Hill, New York:2009. 144-148
6. Maslim, Rusdi.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ- III. FK
Unika Atmajaya. Jakarta:2001. 72
7. Social Phobia, available at : http://www.emedicine.com/ped/topic2660.htm (diakses
tanggal 3 maret 2013)
8. Causes of Phobias and causes of panic attacks, available at :
http://www.saviodsilva.net/ph/3.htm (diakses tanggal 3 maret 2013)
9. Social Phobia, available at : http://www.nmha.org/pbedu/anxiety/social.cfm (diakses
tanggal 3 maret 2013)
10. DSM-IV & DSM-IV-TR, social phobia, available at :
http://www.ship.edu/~cgboeree/freud.html (diakses tanggal 3 maret 2013)
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai