Fobia Sosial 2
Fobia Sosial 2
GANGGUAN
ANXIETAS FOBIK
(FOBIK SOSIAL)
Kriteria C
Pasien menyadari bahwa ketakutannya
sangat berlebihan dan tidak masuk akal.
Ketakutan tersebut tidak merupakan waham
atau paranoid.
Kriteria D
Kriteria G
Ketakutan atau sikap menghindar tersebut tidak
disebabkan oleh efek fisiologik zat atau kondisi
medik umum atau gangguan mental lain (gangguan
panik dengan atau tanpa agoraphobia, gangaguan
dismorfik, gangguan perkembangan prevasif, atau
dengan gangguan kepribadian skizoid).
Kriteria H
Bila terdapat kondisi medik umum atau
gangguan mental lain, ketakutan pada kriteria
A tidak berhubungan dengannya (gagap,
Parkinson, atau gangguan perilaku makan
seperti bulimia atau anoreksia nervosa)
Kriteria A merupakan kunci gejala fobia
sosial. Hal yang penting pada kriteria ini
yaitu adanya situasi yang dapat
membangkitkan fobia yaitu situasi yang
dinilai atau diamati oleh orang lain dan juga
ketakutan akan memperlihatkan kecemasan
atau bertingkah dengan cara yang
memalukan.
F 40 Gangguan Anxietas Fobik
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau
objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri),
yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan. Kondisi lain dari individu itu
sendiri seperti perasaan takut akan adanya
penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan
perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tak
realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2
(gangguan hipokondarik). Sebagai akibatnya,
objek atau situasi tersebut dihindari atau
dihadapi dengan rasa terancam.
F 40.0 Agorafobia
• Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer dari anxietas &
bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti
waham atau pikiran obsesif.
• Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam
sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut :
– Banyak orang
– Tempat-tempat umum
– Bepergian keluar rumah
– Bepergian sendiri
• Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan
gambaran yang menonjol.6
F 40.1 Fobia Sosial