Presentasi Penyakit Infeksi
Presentasi Penyakit Infeksi
ANTIBIOTIK DALAM
PENANGANAN
PENYAKIT INFEKSI
Disusun Oleh:
Rizky Fahriza Harahap 020100064
Wita Friska 020100160
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2006
Infeksi ≠ Penyakit infeksi
Mikroorganisme
Tubuh manusia
Jamur
Morbiditas
Infeksi Cedera sel Inflamasi
• Antibiotik
• Antiviral
• Antifungal
• Antiprotozoa
• Antihelmintik
Target kerja antimikroba
1. Enzim-enzim yang spesifik mensintesis
dinding sel mikroba
2. Ribosom mikroba
3. Enzim-enzim yang diperlukan untuk
sintesis nukleotida dan replikasi DNA
4. Pengaturan sistem replikasi mikroba
Indikasi penggunaan Antibiotik
1. Terapi defenitif
2. Terapi empiris
3. Terapi profilaksis
Pasien cocoknya pakai obat
apa ya ????????
Pemilihan Antibiotik
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan :
Tempat infeksi
Tipe infeksi
Sumber infeksi
Faktor hospes
Faktor obat
Kombinasi agen-agen antibiotik
Alasan pemberian terapi kombinasi:
• Untuk memberikan terapi empiris spektrum luas
pada pasien-pasien yang sakit parah.
• Untuk mengobati infeksi-infeksi polimikroba seperti
abses abdomen.
• Untuk mengurangi munculnya strain-strain resisten.
• Untuk mengurangi toksisitas yang terkait dosis
melalui pengurangan dosis satu atau lebih
komponen regimen obat.
• Untuk mendapatkan peningkatan penghambatan
atau pembunuhan bakteri.
Resistensi Antimikroba
Mikroorganisme dapat beradaptasi
dengan tekanan-tekanan lingkungan
hidup dengan berbagai cara yang
efektif dan respon mereka terhadap
tekanan antibiotik.
Nadi : 96x/i’
Pernafasan : 24x/i’
Temperatur : 38.5ºC
Pemeriksaan fisik
Palpasi : dinding abdomen supel, nyeri ulu hati (+)
Auskultasi : hiperperistaltik
Diagnosa : gastroenteritis akut
DD : gastroenteritis kronis
Terapi
IVFD RL cor 2 fls, lanjut RL 30 gtt/i’
Tetrasiklin 4 x 500 mg
Captopril 3 x 12,5 mg
Ranitidin 2 x 150 mg
Laboratorium rutin
Darah : Hb = 10 gr%; leukosit = 14.700/mm³
Urin : reduksi (-); protein (-); bilirubin (-); urobilinogen
(-)
Tinja : warna kuning; konsistensi cair
Uji sensitivitas antibiotik: tidak dilakukan
Kasus II
Anamnese pribadi
Nama : T
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anamnese penyakit
Keluhan umum : nyeri perut
Telaah : hal ini dialami os sejak 1 tahun yang lalu. Perut
terasa panas. BAB berdarah 10 hari yang lalu dan berwarna
hitam. Akhir-akhir ini BAB tidak teratur 2 hari sekali, feses keras.
Keluhan penyerta : mudah capek ketika berjalan. Kaki
bengkak 10 hari yang lalu. Batuk kadang berdahak. Batuk
sering pada malam hari, Berdarah (-)
RPT : TBC 5 tahun yang lalu
RPO: OAT selama 6 bulan
Pemeriksaan fisik diagnostik
Tanda vital
Tekanan darah : 170/80 mmHg
Nadi : 80x/i’
Pernafasan : 24x/i’
Temperatur : 36.6ºC
Pemeriksaan fisik
Palpasi : dinding abdomen supel
Auskultasi : peristaltik normal
Diagnosa : dispepsia tipe ulkus + suspect MDR TB paru dengan
infeksi sekunder
DD : dispepsia tipe dismotiliti + suspect MDR TB paru dengan
infeksi sekunder
dispepsia tipe campuran + suspect MDR TB paru dengan
infeksi sekunder
Terapi
IVFD D 5 % 30 gtt/i’
Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam
Antasyd 3 x C I
Furosemid 2 x 40 mg
Captopril 2 x 12,5 mg
Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam
Laboratorium rutin
Darah : Hb = 5 gr%; leukosit = 18.500/mm³
Urin : warna kuning; reduksi (-); protein (-); bilirubin (-);
urobilinogen (-)
Tinja : tidak dilakukan
Uji sensitivitas antibiotik: tidak dilakukan
Kasus III
Anamnese pribadi
Nama : D
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anamnese penyakit
Keluhan umum : penurunan kesadaran
(alloanamnese)
Telaah : hal ini dialami os sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan penyerta : sesak nafas sejak 2 hari
yang lalu. Demam
Pemeriksaan fisik diagnostik
Sensorium : koma
Tanda vital
Tekanan darah : 90/50 mmHg
Nadi : 120x/i’
Pernafasan : 52x/i’ kesan Kussmaul
Temperatur : 36.6ºC
Pemeriksaan fisik
Perkusi : sonor memendek pada lapangan tengah dan bawah paru kiri
Auskultasi : suara pernafasan bronchial pada lapangan tengah dan bawah paru
kiri
suara tambahan ronki basah pada lapangan tengah dan bawah paru kiri
Diagnosa : penurunan kesadaran ec syok sepsis ec pneumonia + GGA pre-
renal dengan asidosis
metabolik berat
DD : penurunan kesadaran ec syok sepsis ec ISK tersangka + GGA pre-renal
dengan asidosis
metabolik berat
Terapi
02 3L/i’
IVFD NaCl 0,9% cor 1 fls selanjutnya 30 gtt/i’
IVFD bikarbonat 1 fls (100mEq) 20 gtt/i’
Inj. Cefotaxim 2 gr/12 jam
Inj. Chloramphenicol 500 mg/6 jam
Rencana hemodialisa
Laboratorium
Darah : Hb = 13,6 gr%; leukosit = 29.900/mm³; Ht = 38,5%; trombosit =
109.000/mm³
Urin : ureum = 580 mg/dL; creatinin = 14,6 mg/dL
AGDA : pH = 6,877; pCO2 =6,2; pO2 = 95,3; bikarbonat = 1,1; total
CO2 = 1,3; SaO2=90,5
KGD ad random =196 mg/dL
Urinalisa : protein (++); eritrosit = 1-2; leukosit = 10-15; sel epitel = 5-7
Uji sensitivitas antibiotik: tidak dilakukan
Kasus IV
Anamnese pribadi
Nama : A
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anamnese penyakit
Keluhan umum : sesak nafas
Telaah : hal ini dialami os sejak 1 minggu yang
lalu.
Keluhan penyerta : oedem di kaki (+); batuk
berdarah (-)
RPT : asma, penyakit jantung
Pemeriksaan fisik diagnostik
Sensorium : koma
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 112x/i’
Pernafasan : 26x/i’
Temperatur : 37,5ºC
Pemeriksaan fisik
Nadi : 82x/i’
Temperatur : 37,9ºC
Pemeriksaan fisik
Palpasi : dinding abdomen supel, hepar teraba 3 cm
b a c kanan
Diagnosa : DHF grade II
DD : demam cikungunya
ITP
Laboratorium
Darah : Hb = 11,1 gr% ; leukosit = 3100/mm³ ; Ht =
35% ; trombosit = 18000/mm³
Uji sensitivitas antibiotik: tidak dilakukan
Terapi
IVFD RL 20 cc/kgBB/jam selama 1 jam
Inj. Ampicillin 1,5 gr/6 jam/iv
Inj. Gentamycin 100 mg/12 jam/iv
Inj. Cimetidine 300 mg/12 jam/iv
Cooling spooling 50 cc NaCl 0,9% dingin
Kasus II
Anamnese pribadi
Nama : NM
Umur : 2 tahun 7 bulan
Jenis kelamin : perempuan
Anamnese penyakit
Keluhan umum : sesak bernafas
Telaah : hal ini dialami os sejak 2 minggu yang lalu.
Sesak nafas tidak tergantung cuaca tapi bertambah dengan
aktivitas.
Keluhan penyerta : demam berulang sejak 2 bulan yang lalu.
Kejang (-). Menggigil (-). Batuk sejak 3 bulan yang lalu. Dahak
(+). Berdarah (-). Berkeringat pada malam hari (+). Kehilangan
selera makan sejak 2 bulan lalu sehingga BB turun. Riwayat
kontak TBC (+).
Pemeriksaan fisik diagnostik
Sensorium : sopor
Tanda vital
Nadi : 140x/i’
Frekuensi pernafasan : 50x/i’
Temperatur : 37,7ºC
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : retraksi suprasternal dan sub costal
Diagnosa : pneumonia + suspect TBC +
suspect malnutrisi berat
Terapi
O2 2L/i’
IVFD D 5% Nacl 0,45% (10 gtt/i’)
Inj. Ampicillin 250 mg/6 jam/iv
Inj. Cloramphenicol 125 mg/6 jam/iv
Paracetamol 3x80 mg
Hasil follow up 2 hari kemudian
Pemeriksaan fisik diagnostik
Sensorium : sopor
Tanda vital
Nadi : 128x/i’
Frekuensi pernafasan : 36x/i’
Temperatur : 37,3ºC
Laboratorium
Darah : Hb = 11,9gr%; leukosit = 14.900/mm³; Ht = 35%; trombosit = 492.000/mm³; Diff. Tell :
2/1/4/65/16/10; mielosit = 1%; metamielosit = 1%
Urine : warna kuning; BJ ≥ 1,005; pH = 5; nitrat (-); glukosa (-); protein (-); keton (-); bilirubin (-); urobilin (-);
eritrosit = 0-1; leukosit = 0-1; sel epitel = 0-1
Feses : warna kuning; konsistensi lembek; darah (-); telur cacing (-); eritrosit = 0-1; leukosit = 0-1
KGD puasa = 115,2 mg/dL
Tes tuberkulin : (+) 15 mm
Foto toraks : bronchitis
Uji sensitivitas antibiotik: tidak dilakukan
Diagnosa : pneumonia + suspect TBC + suspect malnutrisi berat
Terapi
Temperatur : 36,7ºC
Pemeriksaan fisik
Temperatur : 38,7ºC
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : mulut : tonsil hiperemis dan ukuran
membesar (T2)
Diagnosa : kejang demam sederhana ec
tonsilofaringitis
DD : kejang demam sederhana ec laringitis
Terapi
IVFD RL 28 gtt/i’
Amoxicillin 3x100 mg
Paracetamol 3x100 mg
Diazepam 3x1 mg
Pemeriksaan laboratorium dan uji kepekaan tidak
dilakukan
Note : Keesokan harinya demam (-) ; os PAPS
Kasus V
Anamnese pribadi
Nama : N
Umur : 3 tahun 4 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anamnese penyakit
Keluhan umum : penurunan kesadaran
Telaah : hal ini dialami os sejak 2 hari yang lalu setiap selesai
kejang. Kejang sejak 4 hari yang lalu. Kejang berupa kaku seluruh
tubuh. Frekuensi 2x/hari, lama kejang < 5 menit/x kejang, setelah
kejang os tidak sadar.
Keluhan penyerta : Demam (+) sejak 6 hari yang lalu, tidak terlalu
tinggi, bersifat naik turun. Demam reda dengan obat penurun panas.
Menggigil (-). Batuk (+) sejak 2 hari yang lalu. Dahak (-).
Riwayat imunisasi : tidak lengkap, polio 2x, yang lain tidak dilakukan
Pemeriksaan fisik diagnostik
Sensorium : sopor
Tanda vital
Nadi : 80x/i’
Frekuensi pernafasan : 22x/i’
Temperatur : 37ºC
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : pupil anisokor, ptosis sinistra, stridor ekspiratoar, ekstremitas
dekortikasi (+), spastik (+)
4. Status neurologis
Refleks fisiologis kanan meningkat
Refleks patologis (-)
Perangsangan meningeal (-)
Diagnosa : encephalitis + hemiplegi dextra
DD : meningoencephalitis + hemiplegi dextra
meningitis + hemiplegi dextra
Terapi
IVFD D 5% NaCl 0,45%
Inj. Cefotaxim 700 mg/6 jam/iv
Inj. Ampicillin 1500 mg/6 jam/iv
Inj. Dexamethasone 7 mg loading dose 2,5 mg/8 jam/iv
Paracetamol 3x150 mg/pulv
Inj. Diazepam 5 mg (kalau kejang)
Laboratorium
Darah : Hb = 10,7 gr% ; leukosit = 11.000/mm³ ; Ht = 33% ; trombosit =
270.000/mm³
Elektrolit ; Na+ = 123 mEq/L; K+ = 4,48 mEq/L; Cl- = 92 mEq/L
AGDA : pH = 7,464; pCO2 =40,6 ; pO2 = 89,1; bikarbonat = 28,5; total
CO2 = 29,7; SO2=97,2; BE = 4,7
KGD ad random = 83 mg/dL
Uji sensitivitas antibiotik: tidak dilakukan
Foto thorax AP : interstitial pneumonia
Kesimpulan