KELOMPOK 4:
R AT I K A S A R I O WA G AY
RIDHO HAFIUHRAHHAM
RINA RIZKI HASIBUAN
SABILA KHOIRUJANNAH
SHANIA FITRI SIAGIAN
S YA H R I A N I F I T R I S I A G I A N
T I A R A N A N D A R I Z K I YA H
VERENA RIBKA SEPTIANA
WA N DA H A M I DA
W I N DY J E S S I H A N I
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah
(1) kemitraan (partnership),
(2) pemberdayaan (empowerment),
(3) pendidikan kesehatan, dan
(4) proses kelompok (Hitchcock, Schubert, & Thomas 1999; Helvie,
1998).
DEFINISI
Menyiapkan Diri
• Agar dapat mengawali upaya advokasi untuk menggalang kemitraan, sebaiknya pihak yang berinisiatif
melakukan konsolidasi dulu.
• Persiapan diri atau konsolidasi dilakukan dengan mengacu kapada landasan kemitraan, dengan tujuan
untuk mengupayakan agar pihak yang berinisiatif:
1. Dapat mengembangkan komunikasi dua arah dengan calon mitra
2. Dapat lebih memahami masalah atau hambatan yang mungkin dihadapi oleh calon mitra(jika ada)
3. Memiliki rencana kerja yang sistematis berkaitan dengan pelaksanaan gagasan kemitraan.
4. Fleksibel, informal dan mudah dihubungi.
5. Memiliki kemampuan mengerahkan berbagai sumber daya yang diperlukan dan bersedia
menginvestasikan sumber daya tersebut dalam “proyek kerjasama”.
6. Dapat menjamin upaya-upaya dalam menggalang kerjasama dilakukan secara berkelanjutan dan sinkron
satu sama lain.
Menumbuhkan Kesepakatan
• Tujuan dari langkah ini adalah dapat diperolehnya kesepakatan dan ikatan antara
pihak yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra. Kesepakatan
sebaiknya dinyatakan dan dirumuskan dalam bentuk perjanjian tertulis atau
nota kesepahaman (memorandum of understanding). Bentuk tertulis ini memiliki
dua keuntungan yaitu:
1. Menjadi landasan atau payung hukum resmi yang dapat menjamin
kelangsungan kerjasama atau kemitraan.
2. Sebagai titik tolak untuk merumuskan rencana kerjasama atau kemitraan.