Anda di halaman 1dari 27

MENGGAMBAR BANGUNAN SIPIL

DAN PROGRAM AUTOCADD


Personil Kelompok :
Agung Jayadi 2112181211 Deni
2112181235
L. Arimas Loudi Wijaya 2112181209
Muhammad Chandra Nugraha 2112181215
Mochamad Ilham 2112181233
Ratno Bakhtiar 2112181228
Riza Supendi 2112181238
R. Firman Hantoko Kusumo 2112181237
PONDASI
Pengertian Pondasi
Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk
mendefenisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi
sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban
bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang
cukup kuat daya dukungnya.
Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat
sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti
tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain. Di samping itu,
tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.
Syarat Pondasi
1. Kedalaman fondasi harus cukup, sehingga dapat menghindari pergerakan
tanah lateral yang ada dibawahnya.
2. Kedalaman fondasi harus menghindari area perubahan volume musiman
yang dapat dipicu oleh pembekuan,pencairan, atau pun pertumbuhan
tanaman.
3. Sistem fondasi harus aman dari penggulingan, rotasi, penggeseran tanah,
dan sebagainya.
4. Sistem fondasi juga harus terhindari dari korosi atau kerusakan lain yang
timbul dari bahan berbahaya yang terkandung di dalam tanah.
5. Mampu bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan geometri konstruksi,
sehingga tidak menjadi penyebab dinding atau struktur rumah retak.
6. Seluruh pekerjaan pondasi harus memenuhi syarat standar bagi
perlindungan lingkungan.
Fungsi Pondasi
1. Mendistribusikan dan memindahkan beban – beban yang bekerja
pada struktur bangunan di atasnya ke lapisan tanah dasar yang
mendukung struktur tersebut
2. Mengatasi penurunan yang berlebihan dan penurunan tidak sama
pada struktur
3. Memberi kestabilan pada struktur dalam memikul beban
horizontal akibat angin, gempa dan lain – lain.
Jenis-Jenis Pondasi
1. Pondasi Dangkal
-Pondasi Umpak
-Pondasi Bata Bata
-Pondasi Batu Kali
-Pondasi Telapak
2. Pondasi Dalam
-Pondasi Tiang Pancang
-Pondasi Bored Pile
Pondasi Umpak Pondasi Batu Bata
Pondasi Batu kali Pondasi Telapak
Pondasi Tiang Pancang
PONDASI BORED PILE
Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun
di dalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi
di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara
membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah
mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan
pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi,
kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit
sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang
sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu
dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi.
Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan
kembali.
SISTEM KERJA

Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile


(Tiang Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur
bangunan diatas ke tanah dasar dibawahnya sampai
kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya
dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir
sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat
diketahui pada kedalaman berapa meter yang dianggap
memadai untuk mendukung konstruksi diatas yang akan
dipikul nantinya.
A B
TAHAPAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek .
Disebut alat- alat berat memang karena bobotnya yang berat.

2. pembuatan penulangan tiang bor telah dapat dilakukan. Ini penting, karena
jangan sampai sudah dibor, tapi ternyata tulangannya belum siap. Jika
tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau
lainnya).

3. Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, tidak boleh terlalu jauh,
masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi tidak boleh sampai mengganggu
manuver alat- alat berat itu sendiri. Kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras
(SPT 50).

4. Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix
concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran.
5. Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang
berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih
sama dengan diameter lubang bor.

6. Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu
dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan
manual.

7. Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan
terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang
bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang
dianggap mewakili. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka selanjutnya adalah
penempatan tulangan rebar.

8. Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran beton. Ini
merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun
proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi
tersebut secara keseluruhan.Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi
benar dengan beton
9. Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan
langsung ke corong pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah
pengalaman seorang supervisor menentukan.

10. Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak)
maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang
basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan
maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong
pipa tremi tersebut.

11. Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous,


bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi
setting maka pipa treminya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka
pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi
pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan
penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada
beton. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau
penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan
lumpur. Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.
C D
D
BEBERAPA DATA DOKUMENTASI HASIL
PENGAMATAN DI LAPANGAN
TERIMA KASIH

Semoga Bermanfaat

Sukses Selalu

Sampai Ketemu Lagi

Anda mungkin juga menyukai