Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

Dokter Pembimbing:
dr. Mamik Setyawati P
Dr. Irfan Yanuar H

PUSKESMAS LANGENSARI 1 KOTA BANJAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
IDENTITAS

• Nama : An. N
• Usia : 10 tahun
• Alamat : Sindang Mulya RT 003/RW 010
• Pekerjaan : Pelajar
• Tanggal berobat : 11 April 2018

PUSKESMAS LANGENSARI 1 KOTA BANJAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

Gatal di bagian punggung dan hidung sejak 4 hari yang lalu

KELUHAN TAMBAHAN

Mata kiri merah dan gatal sejak 1 hari yang lalu


ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

OS
Laludatang
pasienkejuga
polimengeluh
umum Puskesmas
mata kiri Langensari
merah sejak1dengan
1 hari yang
keluhan
lalu. gatal
Lalu
di bagian
pasien mengeluh
punggung mata
dan hidung
kirinyasejak
gatal4dan
harimata
yangkeluar
lalu. Gatal
air mata
dirasa
terus
terus
menerus
menerusberupa
dan memberat
cairan bening
jika berkeringat.
dan keluhanIbu silau
OSdisangkal.
menceritakan
Pasienawal
juga
gatalnya
mengaku terdapat
jika pada
bintik
pagimerah
hari mata
di bagian
sulit dibuka
punggung karena
danlengket
pecah karena
oleh
karena
digaruksekret,
lalu terdapat
lalu dikompres
kemerahanair hangat
sebesarsehingga
uang koin pasien
padamudah
awal timbul.
untuk
Lalumembuka
terjadi halmata.
yang Demam,
serupa disakit
hidung
kepala,
dengan
batuk-pilek,
berawal bintik
mual-muntah
merah dan
pecah lalu timbul
disangkal.
lesi yang
BABmemanjang
dan BAK dalam
dan batas
kemerahan
normal.berbatas tegas
dan gatal. Terdapat kemerahan di bagian luar lesi
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien pernah mengalami keluhan gatal seperti ini sebelumnya pada


tahun lalu
• Riwayat pengobatan 6 bulan

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Ibu OS mengaku bahwa adik kembaran dan kakak OS mengalami hal


yang serupa. Adik kembaran OS di punggung dan kakak OS di bagian
kaki bawah.
RIWAYAT PENGOBATAN

• Untuk keluhan gatal pernah diobati dengan obat warung yatu salep yang tidak diketahui
namanya
• Os juga tidak memiliki riwayat pemakaian obat tetes mata

RIWAYAT ALERGI

Pasien mengaku jika sesudah makan telur badan gatal-gatal dan


kemerahan diseluruh tubuh. Riwayat alergi obat dan cuaca disangkal
RIWAYAT PSIKOSOSIAL

• Os keseharian pelajar SD kelas 4


• Makan tidak teratur tetapi 2 kali sehari dan sering jajan es di sekolahnya
• Rumah OS terasa lembab karena ventilasi yang jarang dibuka
• Sumber air di rumah memakai sumur galian terbuka. Tidak terdapat jamban
keluarga hanya berupa saluran pembuangan saja yang dipakai untuk BAK dan
mencuci dan saluran pembuangan dialirkan melalui pipa ke kali terdekat. Jika ingin
BAB dan mandi pasien harus pergi ke WC Umum.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Tampak sakit ringan

KESADARAN

Composmentis

TANDA VITAL

Tekanan Darah : Tidak dilakukan


Nadi : 100x/menit
Laju Napas : 20 x/menit
Suhu : tidak dilakukan
STATUS ANTROPOMETRI

TB : 117cm
BB : 26 Kg
IMT : 18,9 = Normoweight
STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal
Wajah : Simetris
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), Refleks
Cahaya (+/+), hiperemia (+), injeksi konjungtiva (+)
Hidung : Normonasi, epistaksis (-/-), secret (-/-)
Telinga : Normotia, inflamasi (-/-), serumen (-/-)
Mulut : Mukosa bibir dbn, iritasi gusi (-)
Leher : KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Tenggorokan : Tonsil (T0-T0), faring hiperemis (-)
Paru-Paru :
Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : vocal fremitus (+/+)
Perkusi : Terdengar sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung bagian kanan: linea parasternalis dextra
Batas jantung bagian kiri: linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, suara tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi abdomen (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran
Ekstremitas Atas
Akral : Hangat
Edema : (-/-)
CRT : < 2 detik
Tonus otot : Normal

Ekstremitas Bawah
Akral : Hangat
Edema : (-/-)
CRT : < 2 detik
Tonus otot : Normal
Status Dermatologis
Lokasi
Regio scapularis sinistra dan regio nasalis
Efloresensi
• Regio nasalis : makula eritematosa berbatas tegas di tepi dan
ditengah lesi tenang (central healing) disertai
skuama
• Regio scapularis : multiple lesi erosi akibat garukan dengan
ukuran lentikular disertai skuama
RESUME

Perempuan 10 tahun, datang dengan keluhan gatal pada bagian punggung


dan hidung 4 hari yang lalu sebelum ke puskesmas. jika berkeringat gatal dirasakan
semakin hebat. Lalu pasien mengeluh mata merah dan gatal pada mata sebelah kiri.
Pasien mengeluh keluar air mata terus menerus dan lengket pada pagi hari sampai
tidak bisa membuka matanya. Demam, batuk-pilek, mual dan muntah disangkat,BAB
dan BAK lancar tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi di regio nasalis dengan efloresensi
makula eritematosa dan dibagian tengah lesih terdapat daerah tenang (central
healing) disertai skuama. Pada regio scapularis multiple hiperpigmentasi disertai erosi
dengan ukuran lentikular dan skuama. Terdapat hiperemia pada konjungtiva bulbi OD
dan injeksi konjungtiva OD.
DIAGNOSA KERJA

Diagnosa Klinis : Suspek Tinea Corporis et scapularis + Tinea


Fasialis et nasalis + konjungtivis OD

Diagnosa Banding :
• Suspek Tinea Incognito et scapularis + Tinea fasialis et nasalis +
konjungtivitis OD
• Dermatitis Numularis et Scapularis + Tinea fasialis et nasalis +
konjungtivitis OD
TERAPI

• Edukasi tentang mengurangi kelembaban tubuh penderita dengan menghindari


pakainan yang panas, tidak mengenakan pakaian dari bahan karet atau nilon
melainkan baju yang menyerap keringat serta menjaga higienitas serta tidak
melakukan aktifitas fisik yang menyebabkan keringat berlebih
• Edukasi pengobatan yang adekuat
Obat simptomatis :
• Miconazole Cream 2% 2 x 1 hari oleskan pada bagian lesi selama 2-6 minggu
• Gentamicin tetes mata 4 x 2 tetes mata per hari
Rencana Pemeriksaan

• Pemeriksaan mikologik yaitu Kerokan kulit pada daerah lesi


dengan larutan KOH 20%

• Kultur dengan media Dextrose Saboraud


• Pemeriksaan Lampu Wood
TINJAUAN PUSTAKA
TINEA CORPORIS

DEFINISI
• Tinea Corporis mengacu pada infeksi jamur superfisial pada
daerah kulit halus tanpa rambut, kecuali telapak tangan,
telapak kaki, dan mulut.

Epidemiologi
• prevalensi penyakit infeksi jamur yaitu dermatofitosis di
Indonesia cukup tinggi. Studi menyebutkan 20% - 25% orang
dewasa di seluruh dunia terinfeksi oleh dermatofitosis.
ETIOLOGI

Golongan jamur ini mempunyai sifat mencerna keratin.


Dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti yang terbagi
menjadi tiga genus, yaitu Trichophyton spp ,
Microsporum spp , dan Epidermophyton spp.
Walaupun semua dermatofita bisa menyebabkan tinea
korporis, penyebab yang paling umum adalah
Trichophyton Rubrum dan Trichophyton
Mentagrophytes.
PATOFISIOLOGI

Penetrasi
Perleketan Perkembangan
melalui ataupun
keratinosit respon host
di antara sel
MANIFESTASI KLINIS

• Penderita merasa gatal


• kelainan berbatas tegas terdiri atas macam-macam efloresensi kulit (polimorfi)
• Bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan) Daerah tengahnya
biasanya lebih tenang
• kadang-kadang disertai vesikel dan papul di tepi
• Kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan
• Kelainan kulit dapat terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena
beberapa lesi kulit menjadi satu
KRITERIA DIAGNOSIS

• Gambaran klinis
• Status lokalis
• Pemeriksaan penunjang
• bahan kerokan kulit,dengan larutan KOH 20%. Dengan
pemeriksaan mikroskopis akan terlihat elemen jamur dalam
bentuk hifa panjang, spora dan artospora (spora berderet).
• Pembiakan jamur dengan menggunakan bahan kerokan yang
ditanam dalam agar Sabouroud Dekstrose
• Pemeriksaan histologis akan tampak neutrofil di stratum
corneum
• biopsi kulit dengan pewarnaan hematoxylin dan eosin pada
tinea corporis menunjukkan spongiosis, parakeratosis, dan
infiltrate inflamasi superfisial (rembesan sel radang ke
permukaan).
PENATALAKSANAAN

Obat Sistemik
Obat Topikal : dosis 0,5-1 g untuk orang dewasa dan 0,25-0,5
• Griseofulvin
g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kg berat badan.
• asam salisilat 2-4%, asam benzoat 6-12%, sulfur 4-6 %, vioform 3%,
Diberikan 1-2 kali sehari
asam undesilenat 2-5%
•• Ketokonazol : 200mg/hari
tolnaftat 2%, tolsiklat, selama
haloprogin, 10 hari sampai
derivat-derivat 2 minggu
imidazol,
pada pagi hari setelah
siklopiroksolamin makan.
dan naftifine
• itrakonazol : 2 x 100-200 mg sehari dalam kapsul selama 3
hari.
PROGNOSIS

Prognosis

Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Sanactionam : Ad Bonam
Ad Functionam : Ad Bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai