mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian. (Hadits riwayat At-Tirmidzi). Islam membangun Individu dan Masyarakat Shalih kita tidak dapat mengklaim diri sebagai muslim oleh karena kita telah melaksanakan semua ibadah vertikal, sebelum menunaikan ibadah sosial. Oleh karena Islam bukan agama yang berhenti pada tingkat individu tetapi bertujuan menata masyarakat dengan mengusung prinsip al-adl wal ihsan, maka setiap muslim memiliki kewajiban untuk berperan aktif dalam memenuhi seruan Allah, yaitu “menyeru manusia kepada kebajikan dan mencegah manusia dari kemunkaran”.(ali Imran: 103) Tujuan Dasar Kehidupan Manusia 1. Mengabdikan seluruh kehidupannya dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT semata. 2. Melaksanakan fungsi kekhalifahan dimuka bumi. 3. Memakmurkan bumi. ِّ َلَ نِّ َظامُ يَ ْغ ِّلبهُ ا ْلب اط ُل ُ ا َ ْل َحقُ ِّب ُِّب ِّن َظام Kebenaran yang tidak tertata rapi akan terkalahkan oleh kebathilan yang tertata rapi. (Sayyidina ‘Ali Radhiyallahu ‘anhu) Islam dan Perubahan Masyarakat Dalil Islam adalah agama perubahan : “Alif Laaam Roo. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Ibrahim : 1) Persyaratan pokok mengadakan perubahan masyarakat ke arah masyarakat Islami, adalah : 1. Adanya pemahaman dan penghayatan nilai-nilai al-Qur’an serta Kemampuan memanfaatkan dan menyesuaikan diri dengan hukum-hukum sejarah. “Sebagai sunnah (hukum) Allah yang berlaku atas orang-orang yang terdahulu sebelum (mu) dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah”. (Al-Ahzab : 62).
2. Adanya pelaku–pelaku yang bersedia hidup dan
merealisasikan nilai-nilai al-Qur’an. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum (masyarakat) sampai mereka mengubah (terlebih dahulu) apa yang ada pada diri mereka.....” (ar-Ra’ad : 11). Peran Individu Muslim Perubahan masyarakat dimulai dari perubahan “anfus” (diri individu). Perubahan pertama yang mendapat prioritas utama dalam mengadakan perubahan masyarakat adalah perubahan pandangan hidup beserta nilai- nilainya kemauan kuat untuk merealisasikan nilai-nilai pandangan hidup tersebut dalam realitas. Kewajiban individu muslim untuk menyempurnakan tanggungjawab sosialnya –membangun masyarakat Islami adalah : mempelajari, memahami, menghayati menginternalisasikan nilai-nilai Islam menjadi kepribadiannya Membangun motivasi internal untuk merealisasikan nilai-nilai Islam tersebut dalam totalitas kehidupannya. Perubahan individu itu bukanlah sebatas individu an sich, melainkan individu yang merupakan bagian dari masyarakat. perubahan individu itu harus mengalirkan arus perubahan kepada individu-individu lainnya sehingga yang terjadi adalah arus besar atau gelombang perubahan dalam masyarakat Maka seorang muslim tidak cukup ia menjadi pribadi yang shalih (baik) tetapi ia harus menjadi seorang yang muslih (orang yang mengadakan perbaikan) seperti Allah firmankan :
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan
negeri-negeri secara zalim sedang penduduknya orang- orang yang mengadakan perbaikan”(Hud : 117).
Bila tidak, orang yang shalih itupun akan di
mendapat azab Allah bersama-sama orang yang zalim lainnya.
“Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak
khusus menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan- Nya” (al-Anfal: 25). Manusia dalam hidupnya mempunyai 2 sisi
Ia tunduk kepada aturan fitrah dan mematuhinya
karena nalurinya . Ia digolongkan seorang Muslim yang telah dicelubkan menurut Islam, diciptakan menurut tanggung jawab terhadapnya, sebagaimana makhluk makhluk lain dialam ini. Ia dikaruniakan akal pikiran untuk memahami, memperhatikan, menentukan pendapatnya.Maka ia dapat menerima/menolak yang lainnya, mencintai sesuatu dan membenci yang lainnya. Jadi ia tidak terikat, tetap diberi kebebasan berfikir, menentukan pilihannya mengenai pendirian dan perbuatannya. Wallahu ‘alam bishowab Wassalamu’a laikum….…