Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES)


Devi Nugraha
17360048

Pembimbing : dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BAB 1
PENDAHULUAN

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun yang


ditandai dengan terjadinya kerusakan jaringan dan sel-sel oleh auto
antibodi patogen dan kompleks imun. Penyakit ini merupakan penyakit
multisistem yang bermanifestasi sebagai “lesi kulit seperti kupu-kupu” di
wajah, perikarditis, kelainan ginjal, artritis, anemia dan gejala-gejala
susunan saraf pusat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi

Lupus Eritematosus Sistemik (LES ) adalah penyakit reumatik autoimun yang


ditandai adanya inflamasi tersebar luas, yang mempengaruhi setiap organ atau sistem
dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan kompleks
imun sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan1. Sistemik Lupus eritematosus adalah
penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap
autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan
kerusakan pada beberapa organ tubuh4. Perjalanan penyakitnya bersifat episodik
(berulang) yang diselingi periode sembuh.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
B. Epidemiologi

 Dalam 30 tahun terakhir, LES menjadi salah satu penyakit rematik utama didunia.
Prevalensi LES diberbagai negara sangat bervariasi dan lebih sering ditemukan pada
ras tertentu seperti Negro, Cina dan Filipina.
 Beberapa data yang diperoleh di Indonesia dari pasien yang dirawat dirumah sakit.
Dari 3 peneliti di RSCM Jakarta yang melakukan penelitian pada periode 1969-1990
didapatkan rerata insidensi ialah 37,7 per 10.000 perawatan. Insidensi di Yogyakarta
antara tahun 1983-1986 ialah 10,1 per 10.000 perawatan, sedangkan di Medan
didapatkan insidensi sebesar 1,3 per 10.000 perawatan1.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
C. Patogenesis

 Patogenesis dari LES masih belum diketahui secara jelas, dimana terdapat banyak
bukti bahwa patogenesis LES bersifat multifaktoral seperti faktor genetik, faktor
lingkungan, dan faktor hormonal terhadap respons imun. Faktor genetik memegang
peranan pada banyak penderita lupus dengan resiko yang meningkat pada saudara
kandung dan kembar monozigot. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa banyak gen
yang berperan terutama gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun. Diduga
berhubungan dengan gen respons imun spesifik pada kompleks histokompabilitas
mayor kelas II, yaitu HLA-DR2 dan HLA-DR3 serta dengan komponen komplemen
yang berperan dalam fase awal reaksi ikat komplemen ( yaitu C1q, C1r, C1s, C4, dan
C2) telah terbukti. Gen-gen lain yang mulai ikut berperan adalah gen yang mengkode
reseptor sel T, imunoglobulin dan sitokin 6.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
D. Manifestasi Klinik

Manifestasi konstitusional : Kelelahan, penurunan berat badan, demam.


Manifestasi Muskuloskeletal: atralgia, myalgia
Manifestasi Kulit: fotosensitivitas, butterfly rash, ruam malar, lesi diskoid kronik, alopesia,
panikulitis, lesi psoriaform dan lain sebagainya. Selain itu, pada kulit juga dapat
ditemukan tanda-tanda vaskulitis kulit, misalnya fenomena Raynaud, livedo retikularis,
ulkus jari, gangren.
Manifestasi Paru: radang interstitial parenkim paru (pneumonitis), emboli paru,
hipertensi pulmonal, atau perdarahan paru.
Manifestasi Kardiologis: Kelainan kardiovaskular pada LES antara lain penyakit
perikardial, dapat berupa perikarditis ringan, efusi perikardial sampai penebalan
perikardial.
Gambar 1. Rash malar Gambar 2. Livedo reticularis

Gambar 3 Lupus eritematosus akut lokalisata. Eritematosus, edema ringan, eritema dengan batas tegas terdapat pada area malar dengan distribusi
seperti “ butterfly”.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
E. DIAGNOSIS

American College of Rheumatology (ACR), mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi LES,


dimana bila didapatkan 4 kriteria, maka diagnosis LES dapat ditegakan .
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Darah Rutin dan Urin Rutin


2. Pemeriksaan imunologik
Tes imunologik awal yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis LES adalah tes ANA
generik.(ANA IF dengan Hep 2 Cell). Tes ANA dikerjakan/diperiksa hanya pada pasien
dengan tanda dan gejala mengarah pada LES. Pada penderita LES ditemukan tes ANA
yang positif sebesar 95-100%, akan tetapi hasil tes ANA dapat positif pada beberapa
penyakit lain yang mempunyai gambaran klinis menyerupai LES misalnya infeksi kronis
(tuberkulosis), penyakit autoimun (misalnya Mixed connective tissue disease (MCTD),
artritis rematoid, tiroiditis autoimun), keganasan atau pada orang normal.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
G. PENATALAKSANAAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
G. PENATALAKSANAAN

Keterangan :
TR : tidak respon
RS : respon sebagian,
RP : respon penuh
OAINS : obat anti inflamasi non steroid,
CYC : siklofosfamid,
NPSLE : neuropsikiatri SLE.
KS : kortikosteroid setara prednison
AZA : azatioprin
MP : metilprednisolon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai