Hidung
Althof Sona S.ked 14-144
Lizahra Maulina S.ked 14-nnn
Anatomi Hidung
Hidung terdiri dari:
Hidung bagian luar
Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya
dari atas ke bawah :
1. pangkal hidung (bridge)
2. batang hidung (dorsumnasi)
3. puncak hidung (hip)
4. ala nasi
5. kolumela
6. lubang hidung (nares anterior).
SADDLE NOSE
3. Abses Septum
Adalah penumpukan pus diantara tulang rawan
septum nasi dan perikondrium.
o Disebabkan oleh trauma yang kadang tidak disadari
oleh penderita.
o Seringkali didahului oleh hematoma, kemudian
trinfeksi kuman dan menjadi abses.
Gejala abses septum :
- Hidung tersumbat progresif disertai nyeri, terutama
dipuncak hidung
- Demam
- Sakit kepala .
• Imunoterapi
Tujuannya adalah membentuk IgG blocking antibody
dan penurunan IgE.
Rinitis Vasomotor
suatu gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung
yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas
parasimpatis.
• Faktor predisposisi
- Obat yang menghambat saraf simpatis : simpatolitik,
ergotamin, metil dopa
- Faktor fisik : iritasi asap rokok, udara dingin,
kelembapan yang tinggi, bau yang merangsang
- Faktor psikis : cemas, stres, emosi
- Endokrin : keadaan hamil, hipotiroid dan pubertas
• Klasisikasi berdasarkan gejala yang menonjol:
- Gol bersin (sneezer), respon yang baik
dengan antihistamin dan kortikosteroid
topikal
- Gol rinore (runners), gejala dapat diatasi
dengan pemberian antikolinergik topikal
- Gol tersumbat (blockers), respon yang baik
dengan terapi kortikosteroid topikaldan
vasokonstriktor oral.
• Gejala
- Obstruksi nasi bergantian kiri dan kanan
- Rinore (mukus ataau serous)
- Bersin ( jarang) dan tidak gatal pada mata
- Gejala memburuk pada pagi hari karena perubahan suhu yang
ekstrim
• Tatalaksana
1. Menghindari faktor predisposisi
2. Medikamentosa:
- dekongestan oral
- Antihistamin
- Kortikosteroid topikal (flutikason propionat)
- Antikolinergij topikal (ipratropium bromide)
3. Operatif : bedah beku, konkotomi
Rinitis simpleks
Infeksi virus pada hidung. Disebut juga selesma,
commoncold, flu.
Penyebab utama : rhinovirus
Penyebab lainnya: myxovirus, virus ECHO
Faktor predisposisi : penurunan daya tahan tubuh
Gejala:
- Stadium prodromal: rasa panas, kering dan gatal pada
hidung, berlangsung beberapa jam
- Bersin berulang, hidung tersumbat
- Sekret hidung mula mula encer dan banyak, kemudianm
menjadi mukoid lebih kental dan lengket.
- Demam dan nyeri kepala
• Pemeriksaan fisik
Mukosa hidung tampak merah dan membengkak
• Tatalaksana
- Istirahat
- Obat simptomatis : analgetik, antipiretik dan
dekongestan
- Antibiotik : diberikan bila ada infeksi sakunder dari
bakteri
Rinitis hipertrofi
Perubahan mukosa hidung pada konka inferior yang
mengalamj hipertrofi karna proses inflamasi kronis
yang disebabkan oleh infeksi bakteri primer atau
sakunder.
• Gejala
- utama: sumbatan hidung
- Lainnya : mulut kering, nyeri kepala, gangguan
tidur, sekret biasanya banyak dan mukopurulen.
• Pemeriksaan fisik
- Konka hipertrofi, terutama konka inferior
- Permukaan konka berbenjol- benjol
- Terdapat sekret mukopurulendi antara konka
inferior dan septum dan juga didasar rongga hidung
• Tatalaksana
Terapi simptomatik untuk mengurangi sumbatan
hidung dengan kaustik konka dengan zat kimia nitras
agenti atau dengan trikloroasetat
Rinitis Atrofi
infeksi hidung kronik yang ditandai dengan
atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka.
Etiologi :
-infeksi oleh kuman spesifik : klabsiella ozaena
-defisiensi Fe
-defisiensi vit.A
-sinusitis kronik
-kelainan hormonal
-penyakit kolagen
Anamnesa:
- Nafas berbau
- Sekret kental berwarna hijau disertai krusta
berwarna hijau
- Gangguan penghidu
- Sakit kepala
- Hidung tersumbat
Pemeriksaan fisik:
Rongga hidung sangat lapang, konka inferior dan
media menjadi hipotrofi atau atrofi, ada sekret purulen
dan krusta berwarna hijau.
Pemeriksaan penunjang:
- Biopsi konka media
- Mikrobiologi
- Uji resistensi kuman
- Ct scan sinus paranasal
Tatalaksana:
- Antibiotik spektrum atau sesuai uji resistensi kuman
- Obat cuci hidung utk menghilangkan bau, sekret, krusta.
- Vit.A 3x50.000 unit
- Preparat Fe (selama 2 minggu)
Operatif:
- Bedah sinus endoskopik fungsional
- Penutupan lubang hidung atau penyempitan rongga hidungdengan
SKDI 3A
Sinusitis
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal.
Sesuai anatomi sinus yang terkena dapat dibagi
menjadi sinusitis maksila, sinusitis ethmoidalis,
sinusitis frontalis dan inusitis sphenoid.
Bila mengenai beberapa sinus disebut
multisinusitis sedangkan bila mengenai semua sinus
paranasal disebut pensinusitis. Yang paling sering
ditemukan ialah sinusitis maksila kemudian sinusitis
ethmoidalis, sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid.
1. Sinusitis akut:
Terjadi oleh penyumbatan di daerah meatus medius
oleh infeksi, obstruksi mekanik, alergi dan
penyebaran infeksi gigi.
2. Sinusitis sub akut
Yaitu gejala klinis sama dengan sinusitis akut, tetapi
tanda-tanda radang akut sudah reda.
3. Sinusitis kronis
Sulit disembuhkan dengan pengobatan
medikamentosa. Harus disesuaikan factor penyebab
dan factor predisposisi.
Gejala:
- Gejala-gejala hidung dan nasofaring: berupa secret
dihidung dan nasofaring.
Etiologi
- Trauma : ringan (mengorek hidung, mengeluarkan
ingus terlalu kuat ), berat (terpukul, jatuh, kecelakaan lalu
lintas )
- Infeksi : rinitis, sinusitis
- Neoplasma : karsinoma
- Benda asing dalam hidung
Klasifikasi :
epistaksis anterior : sumber perdarahan berasal
dari pleksus kieselbach (little area) ,pleksus
kiesselabach merupakan anastomosis dari arteri
etmoidalis anterior, a.sfenopalatina, a.labialis
superior, a.palatina mayor