Anda di halaman 1dari 20

NAMA KELOMPOK

I Made Widhi Antara (18.321.2870)


Kadek Dwi Melanie Rahayu (18.321.2874)
Ni Kadek Dinda Putri Marichi (18.321.2880)
Ni Ketut Putri Wulandari (18.321.2886)
Ni Komang Muliadnyani (18.321.2889)
Ni Luh Erina (18.321.2892)
Putu Suci Kristina Dewi (18.321.2898)
I Kadek Hendra Suantara (13.321.1887)
Asuhan Keperawatan
Gagal Jantung
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan


proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar
yaitu: Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; Kedua,
memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan Ketiga,
mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka
kembali. (Tarwoto Wartonah, 2010).
1. Identitas Klien dan Keluarga
(penanggung jawab)

1. NAMA
2. UMUR

5. HUB. KLIEN DGN


3. JENIS KELAMIN
PENANGGUNG JAWAB
4. PEKERJAAN
6. AGAMA

9. ALAMAT 7. SUKU BANGSA


10. GOLONGAN DARAH 8. STATUS PERKAWINAN
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang paling sering menjadi alasan pasien
untuk meminta pertolongan pada tenaga kesehatan adalah:

(1). Dispnea
Keluhan dispnea atau sesak nafas merupakan manifestasi kongesti
pulmonalis sekunder akibat kegagalan ventrikel kiri dalam melakukan
kontraktilitas, sehingga akan mengurangi curah jantung (cardiac output
atau banyak darah yang dikeluarkan ventrikel kiri ke dalam aorta setisp
menit)
(2). Kelemahan Fisik
Manifestasi utama dari penurunan curah jantung adalah kelemahan dan
kelelahan dalam melakukan aktivitas.
(3). Edema sistemik
Tekanan arteri paru dapat maningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kronis terhadap tekanan vena paru.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dilakukan
dengan memberikan serangkaian pertanyaan tentang
kronologis keluhan utama.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu, tanyakan
apakah sebelumnya pasien pernah menderita nyeri
dada khas infark miokardium, hipertensi, DM, atau
hiperlipidemia.

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah
dialami oleh keluarga

6. Riwayat Psikososial
Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan
oksigenasi jaringan, stres akibat kesakitan bernapas,
dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi
dengan baik.
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
7. Riwayat Bio-psiko-sosial- 5. Makanan / cairan.
spiritual 6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / kenyamanan
9. Pernapasan
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik terdiri atas keadaan umum dan
pengkajian B1-B6

1. Keadaan Umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya
didapatkan kesadaran yang baik atau composmentis dan akan
berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi sistem
saraf pusat.
2. B1 (Breathing)
Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda kongesti vaskular
pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal,
batuk, dan edema pulmonal akut.Crackles atau ronki basah halus
secara umum terdengar pada dasar posterior paru.Hal ini dikenali
sebagai bukti gagal ventrikel kiri.
3. B2 (Bleeding)
Berikut ini adalah pengkajian yang dilakukan pada pemeriksaan
jantung dan pembuluh darah.

1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
4. perkusi

4. B6 (Bone)
Hal – hal yang biasanya terjadi dan ditemukan pada
pengkajian B6 adalah sebagai berikut :

1. Kulit dingin
2. Mudah lelah
9. Pemeriksaan Diagnostik
1). Radiogram dada.
a. Kongesti vena paru.
b. Redistribusi vaskular pada lobus-lobus atas paru.
c. Kardiomegali.
2). Kimia darah
a. Hiponatremia.
b. Hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal jantung.
c. BUN dan kreatinin meningkat.
3). Urine
a. Lebih pekat.
b. BJ meningkat.
c. Na meningkat.
4). Fungsi hati
a. Pemanjangan masa protombin.
b. Peningkatan bilirubin dan enzim hati (SGOT dan SGPT
meningkat).
2. Diagnosa Keperawatan

Menurut (Dongoes, 2002) Masalah keperawatan yang lazim


muncul
pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) yaitu :

1. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan


frekuensi, irama, konduksi listrik.
2. Kelebihan Volume Cairan (hipervolemia) berhubungan
dengan menurunnya laju fitrasi glumerolus (menurunnya
curah jantung)/ meningkatkan produksi ADH dan retensi
natrium/ air.
3. Rencana Keperawatan

No Rencana Keperawatan
dx
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan asuhan 1. Auskultasi nadi 1. Biasanya terjadi


keperawatan selama …x24 jam, apical; kaji frekuensi, takikardi (meskipun
diharapkan perubahan frekuensi, irama jantung; pada saat istirahat)
irama, konduksi listrik pasien (dokumentasikan untuk
kembali normal disrikmia bila mengkompensasi
dengan kriteria hasil: tersedia telemetri). penurunan
1. Peningkatan frekuensi jantung; kontraktilitas
perubahan gambaran pola EKG ventrikuler.
2. Perubahan tekanan darah 2. Pantau TD 2. Pada GJK dini,
3. Bunyi jantung ekstra sedang atau kronis
4. Penurunan haluaran urin TD dapat
meningkatkan
3. Catat bunyi 3. S1 dan S2
jantung mungkin lemah
karena menurunnya
kerja pompa.
No dx Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

4. Periksa nyeri tekan betis, 4. Menurunnya curah


menurunnya nadi pedal, jantung,bendungan/
pembengkakan, kemerahan statis vena dan tirah
local atau pucat pada baring lama
ektremitas meningkatkan resiko
tromflebitis.
5. Ajarkan olahraga aktif/ 5. Menurunkan statis
pasif. vena dan dapat
menurunkan insiden
thrombus/pembentukan
embolus
6. Berikan oksigen tambahan 6. Meningkatkan sediaan
dengan kanula nasal/ masker opksigen untuk
sesuai indikasi. kebutuhan miokard
untuk melawan efek
hipoksia/ iskemia
No dx Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2. Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau haluaran urin, 1. Haluaran urin


keperawatan selama …x24 jam catat jumlah dan warna mungkinsedikit dan
diharapkan menurunnya laju saat hari dimana uresis pekat (khususnya
fitrasi glumerolus (menurunnya
terjadi selama sehari) karena
curah jantung)/ meningkatkan
produksi ADH dan retensi
penurunan perfusi
natrium/ air kembali normal, ginjal.
dengan kriteria hasil: 2. Pantau / hitung 2. Terapi diuretic dapat
1. Ortopnea, bunyi jantung S3 keseimbangan disebabkan oleh
2. Oliguria, edema, DVJ, pemasukan dan kehilangan cairan tiba-
reflex pengeluaran selama 24 tiba atau berlebihan
hepatojugular positif jam. meskipun edema masih
3. Peningkatan berat badan
ada.
4. Hipertensi
3. Pertahankan duduk 3. Posisi terlentang
atau tirah baring dengan meningkatkan filtrasi
posisi semi fowler selama ginjal dan menurunkan
fase akut. produksi ADH sehingga
meningkatkan diuresis.
No dx Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

4. Ajarankan untuk 4. Ekspresi perasaan atau


menyatakan perasaan masalah/ dapat
sehubungan dengan menurunkan stress/ cemas,
pembatasan yang mengeluarkan energy
dan dapat menimbulkan
perasaan lemah.

5. Mempertahankan cairan/ 5. Menurunkan air total


pembatasan natrium sesuai tubuh/ mencegah
indikasi reakumulasi cairan.
4. Implementasi Keperawatan

No dx Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses

1. 1. Mengauskultasi nadi apical; kaji 1. Menunjukkan tanda vital dalam batas


frekuensi, irama jantung; yang dapat diterima.
(dokumentasikan disrikmia bila tersedia 2. Melaporkan penurunan episode
telemetri). dispnea, angina
2. Memantau TD 3. Ikut serta dalam aktivitas yang
3. Mencatat bunyi jantung mengurangi beban jantung
4. Memeriksa nyeri tekan betis,
menurunnya nadi pedal, pembengkakan,
kemerahan local atau pucat pada
ektremitas
5. Mengajarkan olahraga aktif/ pasif.
6. Memberikan oksigen tambahan dengan
kanula nasal/ masker sesuai indikasi

2. 1. Memantau haluaran urin, catat jumlah 1. Mendemonstrasikan volume cairan


dan warna saat hari dimana uresis terjadi stabil dengan keseimbangan masukan
dan pengeluaran, bunyi napas bersih/
jelas, tanda vital dalam rentang yang
dapat diterima, berat badan stabil, dan
tidak ada edema
No dx Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses

2. Memantau / Menghitung keseimbangan 2. Menyatakan pemahaman tentang


pemasukan dan pengeluaran selama 24 pembatasan cairan individual.
jam.

3. Mempertahankan duduk atau tirah


baring dengan posisi semi fowler selama
fase akut.

4. Mengajarkan untuk menyatakan perasaan


sehubungan dengan pembatasan
5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat


dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah – langkah
evaluasi adalah
sebagai berikut :
a. Daftar tujuan – tujuan pasien
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau
tidak
(Tarwoto Wartonah, 2010).

Anda mungkin juga menyukai