Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
BAB I. Pendahuan
1.1. Latar belakang Masalah
1.2. Perumusan masalah
1.3. Tujuan penelitian
1.6. Manfaat penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dapat dilakukan dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat melalui
upaya pencegahan dan penyembuhannya dengan
menyediakan prasarana dan sarana pelayanan
kesehatan rumah sakit yang lebih baik.
sakit (Dinas kesehatan Prov. Kalsel, 2010).
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Fakta empiris menunjukkan bahwa penduduk
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010 tercatat
sekitar 3,6 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk
sebesar 3,6 juta jiwa semestinya diimbangi pula
dengan pertumbuhan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Data empiris yang
diperoleh menunjukkan bahwa, di Kalimantan Selatan
terdapat 10 RSUD kelas C, 2 RSUD kelas D, 2
RSUD (kelas B dan Kelas B pendidikan) dan 1 Rumah
Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Kelas A baik dikelola oleh
pemerintah provinsi maupun Kabupaten.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Selain itu, terdapat 8 rumah sakit dikelola
oleh swasta. Jumlah rumah sakit di Kalimantan
Selatan saat ini masih belum sebanding dengan
jumlah penduduk yang dilayani. Jumlah tempat
tidur seluruh rumah sakit di Kalimantan Selatan
sebanyak 2.428 tempat tidur, sehingga satu
tempat tidur rumah sakit rata-rata digunakan
maksimal untuk melayani 1.000 orang. Dengan
jumlah penduduk yang mencapai 3,6 juta orang,
Kalimantan Selatan masih kekurangan sekitar
1.200 tempat tidur rumah sakit (Dinas kesehatan
Prov. Kalsel, 2010).
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kinerja organisasi rumah sakit di Kalimantan Selatan dapat dikatakan
belum baik, karena beberapa indikator standar kualitas pelayanan rumah sakit
yang masih belum maksimal, hal ini dilihat dari pemanfaatan tempat tidur (Bed
Occupancy Rate) hanya 49,3% standar minimal 60%, rata-rata lama hari
perawatan (Length Of Stay), yaitu 5,2 hari, standar minimal 6-9 hari, rata-rata
selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn Over Interval) di atas standar yaitu
4,1 hari, standar maksimal 2-3 hari, dan rata-rata tempat tidur yang dipakai
(Bed Turn Over) sebesar 56,3 kali per tahun, standar maksimal hanya sebesar
40-50 kali per tahun (Profil Kesehatan Kalimantan selatan, 2010). Selanjutnya,
dilihat dari tingkat persentase angka kematian untuk 1000 pasien keluar
setelah dirawat kurang lebih 48 jam (Gross Death Rate) yaitu 3,7% dan tingkat
persentase angka kematian untuk 1000 pasien keluar setelah dirawat lebih
besar dari 48 jam di rumah sakit (Net Death Rate) yaitu 2,0%, memang masih
berada di bawah standar maksimal, karena standar maksimal untuk GDR
adalah sebesar 4%, dan standar maksimal NDR sebesar 2,5%. Meskipun
berada di bawah standar, pencapaian angka tersebut perlu diwaspadai dan
ditindaklanjuti dengan strategi pelayanan kesehatan yang baik, dikaitkan
dengan peningkatan kompetensi/kemampuan dan knowledge sumberdaya
manusianya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berbagai variabel yang dapat mempengaruhi
kinerja organisasi rumah sakit yang baik. Kualitas
pelayanan merupakan salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi kinerja organisasi rumah sakit.
Rumah sakit akan semakin maju jika kinerjanya baik.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kinerja organisasi
rumah sakit yang baik, kualitas pelayanan rumah sakit
harus berorientasi ke pelanggan dan mengarah pada
kekuatan pasar, sehingga orientasi rumah sakit
bergeser dari organisasi sosial ke arah sosioekonomi,
dengan demikian mempertahankan pelanggan adalah
tujuan utama yang harus dicapai.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berbagai variabel yang dapat mempengaruhi
kinerja organisasi rumah sakit yang baik. Kualitas
pelayanan merupakan salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi kinerja organisasi rumah sakit.
Rumah sakit akan semakin maju jika kinerjanya baik.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kinerja organisasi
rumah sakit yang baik, kualitas pelayanan rumah sakit
harus berorientasi ke pelanggan dan mengarah pada
kekuatan pasar, sehingga orientasi rumah sakit
bergeser dari organisasi sosial ke arah sosioekonomi,
dengan demikian mempertahankan pelanggan adalah
tujuan utama yang harus dicapai.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Y1.1
Perspekif Finansial (Y3.1.)
KINERJA RUMAH Perspektif Pelanggan Y1.2
SAKIT (Y) (Y3.2) Y1.3
Perspektif Proses Bisnis
Internal Y3.3 Y1.4
Perspektif Pembelajaran dan Y1.5
Pertumbuhan (Y3.4)
KUALITAS KINERJA
PELAYANAN (X) RS SWASTA
(Y)
BAB IV KERNGKA KONSEP MODEL
PENELITIAN DAN HIPOTES
4.2. Hipotesis Penelitian
6.1. Kesimpulan
6.1.1..................................
6.1.2. ..........................................
BAB IV KESIMPULAN DAN
SARAN
6.2. Saram-Saran
6.2.1. ............
6.2.2...................
BAB IV KESIMPULAN DAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka
Lampiran
BAB IV KESIMPULAN DAN
SARAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Terima kasih
Wassalam…