Anda di halaman 1dari 24

Oleh : Achmad Junaedi, S.Ag.,M.Pd.

I
Hati atau dalam bahasa Arab disebut Qalbu
merupakan salah satu bagian yang sangat
penting dalam tubuh manusia. Hati memiliki
pengaruh yang besar dalam menentukan
perilaku seseorang, jika hatinya baik, maka
akan baik pula perilaku atau amalannya. Oleh
karena itu, kita perlu mengetahui dan
mengenal macam-macam penyakit hati yang
berbahaya serta solusi atau cara
menyembuhkannya.
1. Sombong / Takabbur
Takabbur secara bahasa
artinya sombong atau membanggakan
diri. Orang sombong selalu membanggakan dirinya,
sehingga lupa bahwa semua yang dimilikinya hanyalah
karena karunia Allah SWT semata. Dan karunia itu harus
disyukuri bukan untuk dibangga-banggakan kepada orang
lain.
Sedangkan menurut istilah takabur adalah sikap merasa
dirinya lebih dari pada orang lain dan memandang rendah
orang lain serta tidak mau taat/ tunduk kepada Allah SWT.
Penyebab sikap takabur : harta, kedudukaan ,ilmu &
keturunan.
Artinya : (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu
ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di
dalamnya. Maka Itulah seburuk-buruk tempat bagi
orang-orang yang sombong ( al Mu’min : 76 )
Artinya : ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri(18) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara
adalah suara keledai(19)”. (QS. Lukman : 31/18 – 19)
Hasud adalah suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi
orang lain agar marah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat
memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul
permusuhan dan kebencian antar sesama.

Artinya : “ dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. “ ( an Nisa 32 )
adalah orang yang beribadah atau berbuat kebaikan
dengan maksud pamer kepada orang lain, agar orang
mengira dan memujinya sebagai orang yang baik hati
atau rajin/gemar beribadah dan berbuat kebajikan. Ciri-
ciri riya yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila
sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian
dalam segala urusan
“Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat,
yaitu orang-orang yang lalai
dari shalatnya, yang berbuat
karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
merupakan salah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta
sehingga tidak mau berbagi dan bersedekah kepada orang lain

Artinya : “ Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta


yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk
bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di
lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang
ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” ( ali Imron 180 )
Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau
kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita
tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal
dari Allah.
Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang,
janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “Alhamdulillah”
karena segala puji itu hanya untuk Allah
Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki
yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka
dan juga sudah jadi ketentuan Allah.
Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bers
Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini
merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan
merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia
berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik
dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh
karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari
kejahatan orang yang dengki:edekah dan ilmu
Artinya : “Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]
Hasad adalah berangan-angan hilangnya nikmat yang ada pada orang
lain baik agar pindah kepada diri kita ataupun tidak (Aysarut Tafasir).
Sebagian Ahli Hikmah mengatakan bahwa hasad itu dapat dilihat dari
lima ciri :
Pertama, membenci suatu nikmat yang nampak pada orang lain;
Kedua, murka dengan pembagian nikmat Allah;
Ketiga, bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah
diberikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya;
Keempat, tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan
menginginkan hilangnya nikmat dari mereka;
Kelima, menolong musuhnya yaitu Iblis. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an)
Salah satu dari bentuk hasad adalah ’ain (pandangan hasad).
Apabila seseorang melihat pada orang lain kenikmatan kemudian
hatinya merasa tidak suka, dia menimpakan ’ain (pandangan mata
dengan penuh rasa dengki) pada orang lain. ’Ain ini dapat
menyebabkan seseorang mati, sakit atau gila. ’Ain ini benar adanya
dengan izin Allah Ta’ala.
Dan juga dalam sebuah Hadits.
\

Artinya : Dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu ia


berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda: “Waspadalah terhadap sifat dengki, karena
sesungguhnya dengki itu dapat memakan pahala
kebaikan, seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu
Daud).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
korupsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu corruption,
yang artinya penyelewengan atau penggelapan uang
negara atau perusahaan dan sebagainya, untuk
kepentingan pribadi atau orang lain.
 Menurut JW. Schoorl Korupsi adalah penggunaan
kekuasaan negara untuk memperoleh penghasilan,
keuntungan, atau prestise perorangan atau untuk
memberi keuntungan bagi sekelompok orang atau
suatu kelas sosial dengan cara yang bertentangan
dengan undang-undang atau dengan norma akhlak
yang tinggi.
 Ghulul ( Penggelapan )
 Risywah ( Suap )
 Hadiyyah ( Gratifikasi )
 Sariqoh ( Pencurian )
 Khiayanah ( Khianat / Curang )
 Motif Internal
a. Sikap Terlalu Mencintai Harta ( Hub al Dunya )
b. Sikap Tamak dan Serakah
c. Sikap Hidup Konsumtif dan Hedeonis
d. Pemahaman Agama yang Dangkal
e. Hilangnya Nilai Kejujuran
 Motif Eksternal
a. Adanya kesempat dan sistem yang rapuh
b. Faktor Budaya
c. Faktor kebiasaan dan Kebersamaan
d. Penegakan Hukum yang lemah
Artinya : “ Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam
urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat
dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia
akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu,
kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa
yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang
mereka tidak dianiaya. “
Artinya : “ 27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
28. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu
hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar.
Buruk sangka adalah sifat yang curiga atau menyangka
orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas.
‫سوا‬ َّ ‫الظ ِِّن ِإثْ ٌم ۖ َو ََل تَ َج‬
ُ ‫س‬ َّ ‫ض‬ َّ َ‫يرا ِ ِّمن‬
َ ‫الظ ِِّن ِإ َّن بَ ْع‬ ْ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬
ً ِ‫اجتَنِبُوا َكث‬
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya
sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” [Al-
Hujurat : 12]
1. Tidak Banyak Bicara
Terlalu banyak bicara dapat membuat hati
kita menjadi keras. Berbicaralah yang tidak
penting secukupnya dan hindari menjadi
orang yang omong besar, omdo / omong
doang, pembual, tukang bohong, ghibah,
ngerumpi, dan lain sebagainya. Banyak
bicara dalam kebaikan boleh-boleh saja
seperti untuk mengajar, petugas pelayanan,
ngobrol biasa dengan teman, tetangga,
keluarga, dan lain sebagainya.
Emosi dapat membuat hidup menjadi tidak
tenang. Oleh karena itu kita sebaiknya selalu
menjaga emosi kita agar tidak menjurus ke
penyakit hati. Beberapa contoh nafsu yang harus
kita tundukkan antara lain seperti nafsu akan
harta, nafsu seks, nafsu makan, nafsu jabatan,
nafsu marah, nafsu mewujudkan impian, dan
lain sebagainya. Salah satu cara untuk melatih
emosi dan nafsu kita adalah dengan melakukan
ibadah puasa, baik puasa sunah maupun puasa
wajib ramadhan.
Ada beberapa cara untuk dapat selalu
mengingat Allah SWT yaitu seperti dengan
rajin sholat baik sholat wajib lima waktu,
shalat tahajud, sholat dhuha, solat malam,
dan lain-lain. Selain itu zikir, doa dan mengaji
atau membaca al-qur'an juga dapat
menghindarkan kita dari penyakit hati.
Diharapkan dari mengingat Allah SWT kita
menjadi takut atas ancaman Allah SWT jika
kita melakukan dosa yang disebabkan oleh
penyakit hati dan perbuatan maksiat.
Dengan berteman dengan orang-orang
yang penuh dengan penyakit hati hanya
akan menulari kita dengan penyakit-
penyakit itu sehingga kita akan semakin
jauh dari Allah. Salah pergaulan juga dapat
menambah dosa akibat perbuatan maksiat
yang baik disadari atau tidak telah kita
lakukan. Lain hal apabila kita bergaul
dengan orang shaleh yang selalu menjaga
dan membatasi diri dalam pergaulan agar
mereka tidak terjerumus dalam maksiat.
Sekian, Terima Kasih.
Genggong, 25 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai