Manajemen Fiks
Manajemen Fiks
MANAJEMEN
“MANAJEMEN TB PADA
ANAK”
Oleh :
Angriana Hi Himran
N 111 15 003
PEMBIMBING KLINIK:
dr. Intje Norma
Dr. dr. M. Sabir, M.Si
LATAR BELAKANG
Angka kejadian TB sampai saat ini masih
tinggi dibeberapa daerah.
Program pemerintah secara nasional
sudah dicanangkan namun angka
kejadian masih cenderung tinggi.
WHO mencanangkan kedaruratan
global penyakit TB karena pada
sebagian besar negara di dunia.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana
pelaksanaan P2TB
Paru di Pukesmas Apa saja permasalahan yang
Tipo? menjadi kendala dalam mencapai
target cakupan P2TB Paru di
Puskesmas Tipo?
MANAJEMEN TB PARU
120
100
80
bta-
60 bta +
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015
2011 terdapat 4 orang penderita TB paru BTA
positive dan 98 orang BTA negative.
2012 terdapat 9 kasus BTA positif dan 43 kasus
bta negative.
2013 terdapat 5 orang penderita BTA positive
dan BTA negative 49.
2014 terdapat 7 penderita BTA positif 59 BTA
negative.
2015 terdapat 14 kasus BTA positive dan 37
kasus BTA negatif.
2016 dari bulan januari hingga bulan
Desember tercatat 3 kasus kejadian TB pada
anak, dan pada tahun 2017 data bulan
Januari hingga Mei tercatat 2 kasus kejadian
TB pada anak (UPTD Puskesmas Tipo, 2016).
STRATEGI PROGRAM
PENANGGULANGAN TB DI PUSKESMAS
TIPO
Peningkatan komitmen politis yang berkesinambungan untuk
menjamin ketersediaan sumberdaya dan menjadikan
penanggulangan TB suatu prioritas.
Pelaksanaan dan pengembangan strategi DOTS yang bermutu
dilaksanakan secara bertahap dan sistematis
•Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, diperlukan suatu sistem pencatatan dan
pelaporan baku yang dilaksanakan dengan baik dan benar
•Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan evaluasi dan
Evaluasi program
penanggulangan TB
merupakan variabel yang menunjukkan keadaan dan dapat digunakan untuk
paru mengukur terjadinya perubahan. Indikator yang baik harus memenuhi syarat.
PEMBAHASAN
Program Penanggulangan (P2) TB Paru di
puskesmas Tipo dikelola oleh seorang
perawat yang bekerjasama dengan dokter.
INPUT Untuk pemeriksaan sputum di puskesmas
Tipo hanya sebatas pembuatan spesimen,
karena puskesmas Tipo belum memiliki
laboratorium sendiri. Spesimen akan di
PROSES periksa di laboratorium puskesmas Kamonji
karena puskesmas ini yang memiliki
laboratorium khusus TB. Pasien dengan hasil
pemeriksaan sputum BTA positif akan
dilakukan pengobatan sesuai kategori.
OUTPUT
Memberikan penyuluhan tentang TBC kepada
masyarakat umum
Menjaring suspek (penderita tersangka) TBC
INPUT Mengumpul dahak dan mengisi buku daftar suspek
Membuat sediaan hapus dahak
Mengirim sediaan hapus dahak ke laboratorium
Menegakkan diagnosis TB sesuai protap
PROSES Membuat klasifikasi penderita
Mengisi kartu penderita
Memeriksa kontak terutama kontak dengan penderita
TB BTA (+)
OUTPUT Memantau jumlah suspek yang diperiksa dan jumlah
penderita TBC yang ditemukan.
Memberikan Pengobatan
Menetapkan jenis paduan obat
INPUT Memberi obat tahap intensip dan tahap lanjutan
Mencatat pemberian obat tersebut dalam kartu
penderita
Menentukan PMO (bersama penderita)
PROSES Memberi KIE (penyuluhan) kepada penderita,
keluarga dan PMO
Memantau keteraturan berobat
Melakukan pemeriksaan dahak ulang untuk follow-
up pengobatan
OUTPUT Mengenal efek samping obat dan komplikasi
lainnya serta cara penanganannya
Menentukan hasil pengobatan dan mencatatnya di
kartu penderita
Untuk program p2TB pada tahun 2016 kemarin
angka keberhasilannya yaitu sekitar 70% pada
data, namun untuk cakupan cure rate atau
INPUT angka kesembuhan dari target yaitu 14 dan
pencapaian juga 14 maka angkat cure rate 100%.