Anda di halaman 1dari 40

PEMASARAN MELALUI

BIRO IKLAN
BIRO IKLAN
 Biro iklan (advertising agency) = suatu organisasi usaha
yang memiliki keahlian untuk merancang, mengkoordinasi,
mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau
komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan
dengan memperoleh imbalan atas layanannya tersebut.

 Perusahaan periklanan ; termasuk kategori perusahaan


jasa. Bisnis periklanan di Indonesia termasuk salah satu
bisnis yang berkembang cukup pesat.

 Jumlah anggota Persatuan Perusahaan Periklanan


Indonesia (PPPI) dari tahun ke tahun menunjukan
kenaikan (total per akhir 2014 terdaftar > 1000
perusahaan periklanan di seluruh Indonesia dengan nyaris
50%-nya berada di DKI Jakarta).
Next

 Media massa baru juga semakin bermunculan,


baik itu stasiun TV maupun media cetak.

 Berkarir di biro iklan bagi sebagian orang


dianggap menarik karena biro iklan dianggap
tempat kerja yang kreatif, dinamis dan berjiwa
muda.

 Walaupun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa


sebenarnya bekerja di biro iklan juga memiliki
tingkat stress kerja yang cukup tinggi.
next

 Secara umum, struktur organisasi suatu biro


iklan dapat digambarkan sebagai berikut:
next
1.Bina Usaha (Account Management)

 Secara singkat, departemen ini berfungsi sebagai


‘jembatan’ antara klien-klien suatu biro iklan dengan
departemen-departemen lainnya di biro iklan tersebut.

 Saat ia menghadapi klien, maka ia mewakili biro iklannya


dalam mendapatkan informasi tentang apa saja kebutuhan
klien untuk suatu program komunikasi pemasaran dari
produk/jasa klien tersebut.
 Ia harus dapat menangkap dengan jeli peluang-peluang
usaha yang mungkin dapat ia peroleh dari klien-kliennya.

 Ia juga harus mampu berpikir secara strategis untuk


membantu memecahkan masalah komunikasi pemasaran
dari kliennya.
next
 Pada saat ia bertemu dengan rekan-rekannya
di biro iklan, maka ia menjadi wakil klien
dalam menjabarkan dengan sebaik mungkin
kebutuhan klien tersebut. Ia juga akan
membantu klien memastikan bahwa segala
penugasan dari klien terlaksana dengan
kualitas terbaik, tepat waktu dan tepat
anggaran.

 Beberapa kualifikasi yang akan mendukung


keberhasilan seseorang dalam mengawali
karirnya dalam fungsi ini adalah:
next
Memilkiki Kemampuan :
- Berhubungan dengan individu (human relation)
- Presentasi dengan menyakinkan
 Berbahasa asing (Inggris, Mandarin dan sebagainya)
 Jiwa “melayani” dg penuh semangat dan ceria
 Menganalisa kebutuhan-kebutuhan klien
 Memahami strategi pemasaran klien
 Mengapresiasi yang baik atas nilai-nilai
seni/kreatifitas
 Memimpin kelompok kerja
 Mengambil keputusan dalam waktu yang singkat
 Menguasai proses kerja di biro iklan dengan baik
 Tekun dan teliti dalam menyelesaikan tugas-
tugas administrasi
 2.Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Dep. Ini berfungsi utk membantu departemen Bina Usaha
dan Kreatif dalam menemukan ide-ide dasar pemecahan
masalah komunikasi pemasaran dari klien biro iklan.

Pada beberapa biro iklan, fungsi ini masih digabungkan


dengan fungsi dari departemen Bina Usaha. Tugas utama
dari departemen ini adalah untuk ‘menerjemahkan’
taklimat (brief) dari klien agar memudahkan tim kreatif
mengembangkan ide-ide mereka.

Suatu taklimat dari klien pada prinsipnya adalah suatu


problem. Seorang Perencana Strategis (Strategic Planner)
harus mampu memperoleh alternatif pendekatan terbaik
untuk memecahkan permasalahan klien tersebut.

next
 Kunci keberhasilan seorang Perencana Strategis dalam
memecahkan masalah klien adalah:
1) pemahaman yang mendalam mengenai produk/jasa
klien dan
2) pemahaman yang mendalam mengenai konsumen dari
produk/jasa klien. Termasuk dalam pengertian
“produk/jasa klien” adalah seluruh pesaing-pesaingnya.
Bagaikan seorang jenderal dalam suatu medan perang,
Perencana Strategis mempunyai peran yang kritikal dalam
menentukan arah strategi komunikasi periklanan atas
suatu produk/jasa.

Beberapa kualifikasi yang akan mendukung keberhasilan


seseorang dalam mengawali karirnya dalam fungsi ini
adalah:

next
 Kemampuan berpikir secara analitis (baik
kuantitatif maupun kualitatif) dan konseptual
yang kuat dan tajam
 Menguasai teknik-teknik penelitian/riset
 Mempunyai apreasi yang baik atas nilai-nilai
seni/kreatifitas
 Mempunyai wawasan yang luas
 Kemampuan melakukan presentasi dengan
baik dan jelas, termasuk disini adalah
kemampuan ’menjual’ suatu ide atau solusi

next
 3.Kreatif
Departemen = sebagai ‘dapur’ dari suatu biro iklan. Di dep.
ini permasalahan komunikasi pemasaran klien dicoba
dipecahkan.
Tim kreatif memperoleh masukan dari para Perencana
Strategis. Kualitas dari taklimat yang diperoleh dari
Perencana Strategis inilah yang akan menentukan titik
awal kualitas keluaran dari suatu tim kreatif;

Selain menemukan ide-ide kreatif untuk memecahkan


masalah tersebut, tim kreatif juga harus memikirkan media
apa saja yang akan sesuai untuk menjadi sarana
komunikasi produk/jasa tersebut. Biasanya, hal ini akan
membutuhkan kerja-sama dengan Departemen Media.

next
 Tim kreatif umumnya terdiri dari 2 fungsi utama;
Fungsi Pengarah Seni (Art Director)
Fungsi Penulis Naskah (Copywriter).
Pengarah Seni bertanggung-jawab untuk menemukan ide-
ide yang bersifat visual.
Penulis Naskah akan mencari ide-ide yang bersifat verbal
(baik tulisan maupun lisan, tergantung jenis media iklan
yang digunakan).

Kecuali untuk media radio yang hanya membutuhkan


komunikasi verbal, kebanyakan jenis media lainnya akan
sangat membutuhkan kerja-sama yang erat di antara ke
dua fungsi tersebut.

next
Beberapa kualifikasi yang akan mendukung
keberhasilan seseorang dalam mengawali
karirnya dalam fungsi ini ;

 Kemampuan berpikir secara kreatif (secara visual


ataupun verbal)
 Mempunyai wawasan yang luas, khususnya
dalam bidang yang berkaitan dengan kreatifitas
 Kemampuan tidak cepat putus asa bila
ide/solusinya ditolak
 Kemampuan bekerja dalam tingkat stres yang
tinggi
 Kemampuan bekerja dalam tim
 Kemampuan melakukan presentasi dengan baik
 4.Media
 Dep. ini bertanggung-jawab dalam memberikan solusi kepada klien berkaitan
dengan pengaturan anggaran/biaya pemasangan iklan klien di media massa.
 Dalam Dep.ini biasanya terdapat beberapa sub-fungsi yaitu:
Perencanaan Media (Media Planning),
Negosiasi Media (Media Negotiation), dan
Pelaksanaan Media (Media Implemention atau Media Buyer).

Tugas utama Perencana Media (Media Planner) adalah untuk memastikan


bahwa anggaran/biaya pemasangan iklan suatu klien/produk akan mencapai
suatu tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

Efektif dalam pengertian media yang digunakan akan mampu menjangkau


sasaran konsumen utama dari produk klien tersebut. Efisien dalam pengertian
klien mendapatkan harga terbaik yang mampu menjangkau sasaran
konsumuen utamanya sebanyak mungkin. Dalam melakukan perhitungan
efektifitas dan efisiensi tersebut seorang Perencana Media harus memahami
bauran media (media mix) seperti apa yang dapat mencapai kondisi optimal
yang diharapkannya.

next
 Negosiator Media bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi
baik dari sisi harga pemasangan iklan di media massa, waktu
pemasangan, maupun hal-hal yang berkaitan dengan ‘ukuran’
(space) iklan di suatu media massa.
 Idealnya diharapkan iklan suatu produk dapat dipasang dengan
harga semurah mungkin, di tempat/waktu yang paling efektif
dalam menjangkau sasaran konsumennya dan dengan
memperoleh ‘ukuran’ (space) iklan yang seluas/selama
mungkin.Pelaksana Media (Media Implementor/Buyer)
bertanggung-jawab mengimple-mentasikan rancangan dan
strategi pemasangan iklan yang disusun oleh Perencana Media
dan memastikan bahwa target efektifitas dan efisiensi yang telah
disepakati dengan klien dapat tercapai.

next
 Menguasai ilmu statistik (pengolahan data dan
analisa data kuantitatif)
 Mempunyai wawasan yang luas, khususnya
mengenai kondisi media massa
 Kemampuan bekerja dalam tim
 Kemampuan melakukan presentasi (khususnya
bagi Perencana Media)
 Kemampuan bernegosiasi (khususnya bagi
Negosiasi Media)
 Kemampuan bekerja dengan detil/teliti tapi tetap
dengan kecepatan kerja yang tinggi
 Kemampuan mengambil keputusan dalam waktu
yang singkat (khususnya bagi Pelaksana Media)
Beberapa kualifikasi yang akan mendukung
keberhasilan seseorang dalam mengawali
karirnya dalam fungsi ini adalah:
 Ke empat departemen di atas boleh dikatakan sebagai empat pilar utama
dalam suatu biro iklan. Dalam perkembangannya saat ini, suatu biro iklan saat
ini bisa saja tidak memiliki ke empat pilar tersebut.

 Selain kemungkinan digabungkannya fungsi Bina Usaha dengan Perencanaan


Strategis, pada saat ini makin banyak biro iklan yang melepaskan departemen
medianya dan menyerahkan bisnis pemasangan iklannya melalui suatu biro
iklan media (media agency).

 Biro iklan yang melakukan hal ini akibatnya hanya berfungsi sebagai biro iklan
kreatif (creative agency atau sering pula disebut sebagai brand agency). Bila
Anda ingin mengirimkan lamaran ke suatu biro iklan, pastikan bahwa posisi
yang Anda incar memang ada pada perusahaan tersebut. Selain ke empat pilar
di atas, ada beberapa departemen lainnya yang mempunyai fungsi yang
menunjang keberhasilan ke empat departemen tersebut. Berikut ini uraian
singkat dari beberapa departemen penunjang tersebut:

next
 1.Studio Kreatif
 Departemen ini bertanggung-jawab untuk
merubah ide-ide yang ditemukan oleh tim kreatif
(Pengarah Seni ataupun Penulis Naskah)
kedalam bentuk yang dapat lebih “mudah” dilihat
dan dipahami oleh orang kebanyakan.
Sederhananya: tugas mereka adalah
memvisualisasikan ide-ide yang awalnya hanya
bersifat “dalam angan-angan” atau baru berupa
coretan-coretan sederhana. Jadi, kecuali materi
iklan itu hanya berbentuk audio (suara), maka
untuk materi-materi lainnya, peran studio ini
akan dibutuhkan.
 Staf Studio yang menggunakan kemampuan
tangannya (secara manual) dalam memvisualisasikan
suatu ide disebut Visualizer. Individu ini harus
mempunyai keahlian menggambar yang tinggi dalam
berbagai gaya sesuai dengan kebutuhan dari tim
kreatifnya. Selain secara manual, visualiasi ide
tersebut juga dapat dilakukan dengan bantuan
peralatan komputer dan perangkat lunak. Individu
yang mampu melakukan hal ini disebut sebagai
Graphic Designer. Seorang Graphic Designer harus
mampu menangkap ide-ide yang disampaikan tim
kreatifnya dan menggunakan segala kemampuannya
dan penguasaannya atas perangkat komputer dan
perangkat lunaknya untuk menghasilkan karya grafis
yang diharapkan oleh tim kreatifnya.
 Untuk materi-materi yang akan membutuhkan proses
lebih lanjut seperti iklan televisi, maka hasil akhir dari
departemen ini adalah gambar-gambar visual yang
akan digunakan sebagai patokan/bimbingan bagi
penuntasan proses selanjutnya oleh rumah produksi
iklan televisi (dikenal dengan istilah story-
board).Seorang staf Studio Kreatif juga diharapkan
mempunyai pengetahuan mengenai
pengaruh/psikologi warna, komposisi disain, jenis-
jenis huruf (font), efek cahaya, jenis-jenis media
iklan (jenis-jenis kertas, plastik dan bahan-bahan
lainnya yang bisa menjadi media iklan) dan dalam
beberapa penugasan dibutuhkan pula keahlian dalam
memahami bentuk secara 3 dimensi.
 Satu catatan kecil yang Penulis ingin sampaikan disini
bahwa masih sering terjadi kesalah-pahaman di antara
pelamar pekerjaan ke biro iklan yang mencampur-adukan
pemahaman antara fungsi Pengarah Seni (Art Director)
dengan Graphic Designer. Satu hal yang membedakan
secara nyata ke dua fungsi ini adalah bahwa seorang
Pengarah Seni tidaklah dituntut kemampuannya dalam
menggambar secara manual ataupun dalam penguasaan
perangkat lunak yang berkaitan dengan disain grafis.
Seorang Pengarah Seni dituntut untuk lebih memfokuskan
daya pikirnya dalam penciptaan ide-ide yang orisinil dan
kreatif.

 2.Produksi Cetak dan Audio Visual
 Departemen ini bertanggung-jawab untuk
meneruskan proses kerja yang dilakukan di
departemen Studi Kreatif sampai suatu materi
iklan benar-benar siap ditayangkan. Produksi
Cetak bertanggung-jawab untuk bekerja sama
dengan percetakan sehingga menghasilkan
materi-materi iklan cetak. Sedangkan Produksi
Audio Visual akan bekerja sama dengan rumah
produksi iklan TV maupun rumah produksi radio
untuk menghasilkan iklan-iklan TV atau radio.

 Kunci keberhasilan dari departemen ini
dapat diukur dari beberapa kriteria
berikut:

 Kualitas yang tinggi


 Harga/biaya yang kompetitif
 Waktu penyelesaian yang tepat waktu

 Untuk menunjang keberhasilannya, seorang
Produser Cetak harus menguasai dengan
baik detil proses cetak (seperti jenis kertas,
jenis mesin cetak, pencampuran tinta warna
dan lain-lain). Sedangkan Produser Audio
Visual harus menguasai proses kerja dalam
suatu rumah produksi, memahami fungsi
alat-alat/teknologi yang digunakan rumah
produksi serta mempunyai wawasan yang
luas sehingga mampu memilih sutradara film
iklan yang sesuai dengan yang diharapkan
oleh tim kreatif.
 3.Pencarian Model (Casting/Talent
Department)
 Departemen ini berfungsi untuk membantu tim
kreatif dan tim Produksi Cetak dan Audio Visual
dalam menyediakan alternatif model iklan yang
sesuai dengan ide tim kreatif. Model ini dalam
pengertian yang seluas-luasnya, dalam arti, bisa
saja model itu adalah sebagai seorang individu
secara lengkap, bisa pula hanya model untuk
suatu bagian tubuh tertentu (model rambut,
model tangan, model kaki dan lain-lain),
termasuk juga model suara.
 Seorang pencari model yang handal akan mampu
menerjemahkan ide-ide kreatif dari tim kreatif dan
memberikan saran-saran profesionalnya dalam mencari
model iklan yang sesuai. Ia juga harus mempunyai
wawasan yang luas dan mata yang ‘tajam’ dalam
menemukan model iklan yang cocok. Tidaklah selalu suatu
model hanya dilihat dari kondisi fisiknya saja karena
karakter dan gaya/perilaku seseorang juga dapat
mempengaruhi apakah ia akan cocok ataukah tidak
menjadi model suatu iklan. Pencari model juga harus
dibekali dengan kemampuan membujuk seseorang agar
mau menjadi model iklan.

 4.Manajemen Proyek (Project Management)
 Departemen ini berfungsi sebagai ‘pengawas’
(controller) atas berlangsungnya suatu proses
kerja perusahaan periklanan.

 Keberhasilan departemen ini akan ditentukan


oleh kriteria-kriteria berikut:
 Pekerjaan yang tepat waktu (on-time)
 Anggaran/biaya yang tidak melebihi rencana
awal (on-budget)
 Kualitas yang tepat/sesuai dengan pesanan (on-
quality)
 Untuk dapat melakukan fungsinya dengan profesional,
seorang staf Manajemen Proyek harus memahami dengan
sangat baik seluruh proses kerja di perusahaan periklanan.
Ia juga harus memahami kuantitas dan kualitas seluruh
tenaga kerja yang tersedia dan mampu mengatur dengan
baik pembagian waktu kerja serta beban kerja mereka.
Mereka juga harus mampu bekerja dalam tekanan yang
tinggi, mengambil keputusan di saat-saat yang genting dan
selalu siap dengan alternatif pemecahan masalah,
termasuk bila suatu pekerjaan terpaksa harus diselesaikan
oleh pihak-pihak di luar perusahaan (out-sourcing).

 5.Departemen Lini Bawah (Below-The-Line
Department)
 Departemen ini akan sangat bervariasi dari satu biro iklan
ke biro iklan lainnya. Hal ini didorong oleh makin derasnya
kebutuhan akan promosi yang bersifat “lini bawah”.
Promosi “lini atas” biasanya dikaitkan dengan promosi
melalui media-media yang konvensional; seperti media
cetak (koran, majalah, tabloid, billboard dan lain
sebagainya), media audio (radio), dan media audio visual
(televisi, bioskop). Pengembangan lebih detil dari fungsi ini
akan tergantung dari orientasi bisnis suatu perusahaan
periklanan. Pengertian mengenai promosi ’lini bawah’
inipun saat ini terus berkembang dengan pesat dan
semakin luas areanya.
 Beberapa contoh yang dapat diuraikan disini, misalnya:

 Events Marketing:
 Bertugas untuk mencari bentuk-bentuk kegiatan (events) yang dapat
mendukung promosi suatu produk. Kegiatan itu bisa berupa: pertunjukan
musik, demo penggunaan suatu produk, lomba olah-raga, pameran, dan lain
sebagainya.

 Retail Marketing:
 Bertugas untuk mencari celah-celah media baru yang ada di area transaksi
(retail area) untuk menggugah minat konsumen. Contoh sederhananya antara
lain: pemasangan poster di dekat konter pembayaran, pemasangan materi-
materi iklan di suatu warung, pemasangan stiker promosi di lantai sautu toko,
pemasangan rak/lemari pajang khusus (booth) disuatu supermarket dan lain
sebagainya.
 Sponsored Program:
 Bertugas mencari kemungkinan suatu promosi dapat ”ditempelkan” dalam
bentuk mensponsori suatu kegiatan yang sudah ada atau menciptakan suatu
kegiatan/program khusus. Program yang paling umum disponsori adalah film-
film atau program di televisi ataupun program di radio. Tapi kegiatan ini telah
berkembang cukup jauh sehingga saat ini bahkan suatu film bioskop-pun
dapat disponsori oleh suatu produk.

 Interactive & Direct Marketing


 Dalam konteks ini, Interactive Marketing/Promotion adalah suatu pendekatan
dimana suatu kegiatan dilakukan sedemikan rupa sehingga memunculkan
interaksi antara suatu produk dengan konsumennya secara langsung.
Program-program promosi interaktif ini paling sering ditemui di dunia maya
melalui penampilan web-site dari suatu produk atau kegiatan yang disponsori
suatu produk tertentu. Bentuk ini sebenarnya adalah pengembangan dari
kegiatan lapangan (events) yang mempertemukan suatu produk dengan
konsumennya pula.
Direct Marketing/Promotion adalah suatu
pendekatan pemasaran ataupun promosi
yang dilakukan dengan cara mengirimkan
suatu pesan khusus (bisa melalui kurir
ataupun SMS/MMS) dan biasanya
konsumen sekaligus dapat melakukan
pemesanan pembelian barang/jasa
melalui pesan khusus tersebut.
 6.Riset Media (Media Research)
 Departemen ini sangat erat berhubungan dengan fungsi
Perencanaan Media. Fungsi mereka adalah membantu Perencana
Media dengan memberikan masukan-masukan mengenai perilaku
konsumen yang berkaitan dengan penggunaan media massa
(misalnya: seberapa sering seseorang membaca koran per
minggunya, dimana atau kapan mereka paling sering membaca
koran dan lain sebagainya).
 Di Indonesia, ada beberapa biro riset media independen yang
datanya dapat dibeli oleh biro iklan. Departemen ini dapat pula
berfungsi untuk melakukan pengolahan data-data riset dari biro
riset media independen itu untuk kemudian menyajikan hasil
telaah/analisanya kepada Perencana Media.

 7.Jasa Terpadu (Central Service
Division)

 Divisi ini merupakan gabungan dari beberapa


departemen penunjang yang bersifat umum
(nyaris selalu ada di perusahaan manapun
juga). Dalam divisi ini terdapat antara lain
fungsi keuangan, pajak, akunting, bagian
umum, personalia/SDM, dan teknologi
informasi yang Penulis rasa tidak perlu
dijabarkan di sini.
 Seperti dapat Anda baca di atas, sebenarnya cukup
banyak posisi/fungsi di perusahaan periklanan yang
tidak berkaitan langsung dengan suatu bidang
pendidikan tertentu. Dan sampai saat kinipun belum
ada institusi pendidikan yang mampu mencetak
tenaga ahli periklanan secara umum dan mampu
memenuhi kebutuhan seluruh fungsi-fungsi di atas.
Hal ini berakibat perusahaan periklanan yang
profesional akan menyediakan program orientasi dan
pelatihan agar individu-individu yang bekerja di sana
dapat secepatnya beradaptasi dengan pekerjaan-
pekerjaan mereka.

 Sedikit tambahan mengenai gambaran umum ciri-ciri pekerjaan yang ada pada
perusahaan periklanan:

 Variasi pekerjaan yang kompleks


 Dinamika perubahan yang cepat
 Perubahan dari sisi klien
 Perubahan dari sisi internal perusahaan
 Perubahan dari sisi mitra kerja lainnya
 Tenggat waktu pekerjaan yang singkat
 Bekerja dalam tim dan menghadapi berbagai jenis kepribadian
 Lingkungan sosial yang relatif informal
 Struktur organisasi cenderung datar dan matriks
 Kebutuhan akan pengetahuan yang luas (tingkat intelektual yang tinggi)
 Tingginya tingkat keluar-masuk karyawan (employee turn-over rate)
 Karyawan relatif berusia muda (rata-rata 30-32 tahun)
 Tantangan untuk selalu memunculkan ide-ide kreatif
 Setiap jenis perusahaan dan pekerjaan akan membutuhkan
individu dengan karakter dan kemampuan yang berbeda
pula. Beberapa karakter individu yang dapat menunjang
keberhasilan dalam karir Anda di suatu perusahaan
periklanan adalah:

 1. Kreatifitas (Creativity):
 Kreatifitas adalah inti kehidupan dari suatu perusahaan
periklanan. Jiwa kreatifitas harus mengalir di seluruh
departemen dan di seluruh perusahaan periklanan, bukan
hanya kewajiban dari tim/departemen kreatif saja.
 2. Semangat dan Kecintaan Terhadap Pekerjaan (Passionate):
 yang maksimum hanya dapat muncul bila ada semangat kerja untuk selalu
mencapai yang terbaik dan menimbulkan kekaguman bagi semua pihak.

 3. Berani Mengambil Resiko (Risk Taking):


 Resiko gagal adalah sesuatu yang wajar dalam proses kreatifitas dan inovasi.
Perusahaan periklanan akan menghargai pengambilan resiko yang berhasil
(tanpa harus memberikan `hukuman` atas ide kreatif yang gagal).

 4. Dorongan & Kepercayaan (Empowerment & Trust):


 Menghargai tiap kontribusi dari tiap individu untuk membangun suasana kerja
yang saling percaya hingga karyawan memunculkan seluruh pontensi-potensi
mereka semaksimal mungkin.
 5. Proaktif (Proactive):
 Individu yang proaktif adalah inti suatu tim yang mampu
berprestasi maksimal untuk menciptakan ide-ide yang
mengagumkan. Perusahaan periklanan mendukung dan
mendorong karyawannya untuk melakukan inisiatif dan
bertanggung-jawab penuh dalam menciptakan dan
mendukung ide-ide yang cemerlang tersebut.

 6. Ceria (Fun):
 Suasana kerja yang menyenangkan dibutuhkan untuk
merangsang dan terus menjaga tingkat enerji dan
kreatifitas yang tinggi sehingga perlu diciptakan suasana
yang menyenangkan bagi semua orang dengan tetap
menjaga rasa saling menghargai satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai